Okey, ini FF special untuk My Chagiya yang sedang
galau, di karenakan untuk (entah keberapa kalinya) dia mulai selingkuh dari
suaminya *tunjuk-tunjuk Heechul* yang kini hatinya mulai terbuka untuk orang
lain *peluk chanyeol*plakk.
Okeh, saya ternyata suka banyak bicara yah, sama
seperti suami pertama *ngerangkul yeye* => *di bakar clouds hidup-hidup*.
Check it out.
PERINGATAN! WAJIB BACA! JANGAN LUPA, DILARANG! WARNING! NOT COPAS, NO BASHING, NO FANWAR! SAYA CINTA DAMAI! BAGI YANG COPAS FF SAYA, SAYA DOAKAN TIDAK SELAMAT DAN TIDAK SUKSES DALAM HIDUPNYA! Tapi, wajib RCL yah. Gomawo. ;)
Author : Lee Ji Ae (marga baru nih)
Genre : Sad Romance, Tragedy, Friendship
Length : Chapter (full version)
PG : 17 aja mungkin
Cast :
-
Niecha Luph Heechul as Park Ha Young
-
Park Chan Yeol (EXO-K)
-
Lee Hyun Ra (author numpang eksis)
-
Kim Joon Myun aka Suho
-
Tao & Chen (EXO-M)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ha
Young pov^
Pagi ini, udara benar-benar terasa sejuk. Ku hirup
oksigen sepuasku. Pohon ini, menambah sejuk dan rindang di tempat aku duduk
saat ini. Ku pejamkan kedua mataku perlahan. Senyum kecil terlihat jelas di
wajahku. Saat ini, aku sedang menikmati waktu luangku di belakang kampus,
menunggu mata kuliah jam pertama. Aku sengaja datang pagi-pagi sekali, karena
di sini, udaranya begitu segar, cahaya matahari juga baik untuk kulit.
Aku sendirian, sahabatku belum datang. Kata-kata itu
seakan-akan menjawab pertanyaan siulan burung kecil yang sejak tadi terbang
melewatiku.
“ Ha young-ah. Sudah lama menungguku? Mian, aku
kesiangan. ” ku buka perlahan mataku. Ku dapati Hyun Ra terengah-engah, mungkin
dia berlari. Karena kampus ini luas dan taman ini cukup jauh jika berjalan dari
pintu gerbang.
“ Aniyo, gwaenchana. Duduklah disini, kau pasti
lelah. Minumlah.” Ku sodorkan sebotol air mineral pada Hyun ra yang langsung
mengambil botolku dan meneguk airnya hingga sisa separuh. Kami berdua terdiam
beberapa menit sambil menghirup udara segar.
“ Hmm, ha young-ah, sebentar lagi masuk. Kajja,
nanti Mr. Choi marah. ” hyun ra menggandeng tanganku dan kami berdua bergegas
masuk.
Ha
Young pov end^
***
“ Hyun ra, kau pesan makanan apa? Biar ku pesankan.
” Ha young segera beranjak dari tempat duduknya yang segera di cegah oleh hyun
ra. “ Biar aku saja yang pesan, ne? Kau tunggu disini saja. ” baru 3 langkah,
hyun ra berbalik. “ Seperti biasanya kan? ” ha young mengangguk. Lalu hyun ra
segera bergegas untuk memesan makanan.
Tanpa ha young sadari, sepasang mata mengamatinya
dari jauh. Dia sedang berdiri di belakang mahasiswa lain yg sedang menganri
sambil terus memandang ha young dari jauh. Namja itu mendekat ke arah ha young
yang masih terdiam menunggu hyun ra datang. Namja itu berjalan perlahan dan
menghampiri ha young setelah dia selesai memesan makanan.
“ Annyeong. Bolehkah aku..duduk di sini ? Karena
tempat lain sudah penuh. ” akhirnya namja jangkung berambut coklat dan
bergelombang itu menyapa Ha young.
“ Aigoo~, chanyeol-ah. Ku pikir kau siapa. Tidak
usah menggunakan bahasa sopan begitu. Duduklah, ada sisa 1 kursi di samping
Hyun Ra. ” ha young mempersilahkan chanyeol duduk, sedangkan chanyeol hanya
bisa nyengir karena berhasil mengerjai sahabatnya.
Tak lama setelah itu, hyun ra datang dan ketiganya
mulai mengobrol seru. Sesekali chanyeol mengeluarkan joke-joke lucu yang
membuat kedua yeoja di hadapannya tertawa lepas.
“ Hmm, chanie-ah, sabtu besok kau ada waktu? Kita
kumpul-kumpul lagi seperti dulu. Sudah lama tidak ngobrol seperti ini. Bisakah?
Jeball... ” hyun ra mulai lagi dengan sifat manjanya pada chanyeol, tidak
masalah. Toh, dia selalu menerima tawaran hyun ra, dan tak pernah menolak jika
dia yang meminta.
“ Hmm, hyun ra benar. Ayo kita kumpul-kumpul lagi,
di rumah hyun ra. Bisa kan? ” ha young menambahkan. Dan ternyata chanyeol tak
pernah berubah. Dia selalu menuruti apa kata ha young dan hyun ra, dia
mengangguk sambil tersenyum. Setelah selesai, mereka bertiga segera bergegas
memasuki kelas mereka masing-masing.
***
“ Chanie-ah, kau ada dimana? Hmm, di jalan? Ok,
jangan lupa bawa camilan yah. Hehehe...arasso. ” hyun ra segera menutup
telponnya dan bergegas ke ruang tamu, dan menunggu kedatangan chanyeol dan ha
young.
Tinn..tin..
Segera hyun ra bergegas membuka pagar rumahnya dan
mempersilahkan chanyeol dan ha young masuk.
“ Aku bawa beberapa camilan. Hehehe, rata-rata chanyeol
yang memilihnya. ” ujar ha young seraya membuka jaket dan meletakkan tasnya,
disusul chanyeol di belakangnya tanpa melepaskan jaket. “ Hehehe, chanie kan
selalu begitu. Kajja, kita ke taman belakang saja. ” dan mereka pun berlalu.
. . .
“ Hmm, chanie, kapan band.mu akan tampil ? aku dan
ha young ingin sekali menonton aksi bandmu di kampus. Benar kan, ha young-ah? ”
ha young yang di ajak bicara hanya mengangguk sambil sedikit tersenyum.
“ Hmm, minggu depan mungkin kalau tidak salah,
bandku akan tampil di cafe dekat kampus. Kami di undang untuk memeriahkan ulang
tahun cafe yang ke 4. Kalau kau mau datang, nanti aku akan izin pada manajer
disana. ” sambil terus memakan kacang kulit, chanyeol sesekali melirik ekspresi
ha young yang sedikit berbeda malam ini. Tanpa disadari hyun ra, wajah ha young
sedikit memucat.
“ Ha young, kau kenapa? Gwaenchana? Kau sakit? ”
deg! Tak disangka, chanyeol membaca ekspresinya yang sejak berangkat sampai
sekarang tampak aneh dan berbeda. Ha young seketika menatap chanyeol kaget.
“ Ah, aniyo. Nae..gwaenchana. Aku mungkin sedikit
lelah. ” ha young berusaha menghindari tatapan tajam chanyeol. “ Kau mau
istirahat di kamarku, young~ah? Atau ku ambilkan kau air hangat? ” ha young hanya
mengangguk.
“ Ambilkan aku air hangat saja. Maaf, merepotkanmu.
” segera hyun ra bergegas menuju ke dapur dan membuatkan air hangat untuk ha
young.
Saat hyun ra sedang berada di dapur, chanyeol
kembali memperhatikan wajah ha young. Di amatinya baik-baik wajah lelahnya,
sedikit pucat. Karena cemas, chanyeol refleks menyentuh kening ha young.
Untuk sesaat, keduanya bertatapan. Deg! Deg! Deg!
Deg! Sudah lama ha young tak merasakan debaran ini lagi. Sejak Chanyeol memutuskan
pindah sekolah dan meninggalkan ha young dan hyun ra, jarang sekali ha young
dekat dengan namja lain.
Sosok chanyeol yang di rindukannya selama 3 tahun
pergi, terbayar sudah sejak dia kembali lagi dengan sosok yang tidak berubah,
tetap menjadi dirinya sendiri,..tetap menyenangkan.
Sesaat keduanya tersadar, tampak semburat merah di
pipi keduanya. Mungkin chanyeol tak menyadari, bahwa sejak dulu, ha young
menyukainya. Tapi, dulu ha young masih belum mengerti arti menyukai. Jadi,
berkalli-kali ha young tepis perasaan itu, dan hanya menganggap angin lalu.
‘ Ingat, chanyeol adalah sahabatku, tidak lebih. ’
ujar ha young yang mewanti-wanti dirinya sendiri.
Lalu di tatapnya lagi chanyeol yang bangkit dan
mengulurkan tangannya. “ Lebih baik, kita duduk di gazebo itu saja. Rumputnya
dingin. ” di raihnya uluran tangan chanyeol dan dengan lembut di tariknya tubuh
ha young yang sedikit lemas.
Sesampainya di gazebo, ha young memeluk kakinya.
Udara malam ini mulai semakin dingin, ha young menyesal telah melepas jaketnya
tadi. Tanpa ha young sadari, chanyeol melepaskan jaketnya dan di sampirkannya
di pundak ha young. Ha young terkejut dan menatap chanyeol yang tengah
tersenyum lembut ke arahnya.
“ Aku tahu kau kedinginan. Tak usah menolak, kau mau
aku di pukul oppamu karena tidak menjaga adiknya ini dengan baik? Dasar, tak
usah menatapku seperti itu. ” tampak chanyeol gugup dan membuang mukanya dan
menatap ke arah lain sambil mengerucutkan bibirnya.
Ha young tersenyum menatap chanyeol. ‘ Ada apa
dengan bocah ini? Baik sekali...’ pikir ha young sambil tetap menatap chanyeol
yang masih cemberut menahan kecanggungan malam ini. Tanpa mereka sadari,
sepasang mata mengamati mereka dari jauh.
“ Ah, hyun ra. Kau lama sekali... apa yang kau
lakukan di dalam? Tidur, eoh? ” suara berat chanyeol mulai mengomel saat mendapati
hyun ra berjalan perlahan ke arah gazebo membawa 3 cangkir coklat hangat sambil
tersenyum kecil.
“ Aishh, aku membuat coklat hangat. Makanya aku
lama. Berhubung udaranya dingin, jadi ku putuskan untuk membuat ini. ” di
letakkannya 3 cangkir tersebut di atas gazebo
“ Hahaha..ternyata kau masih tetap pintar ya? Tak ku
sangka...” chanyeol menyentuh kepala hyun ra dan mengacak-acak rambutnya dengan
memasang wajah gemas. Hyun ra yang merasa terganggu, langsung memukul lengan
chanyeol dan menggembungkan pipinya.
“ Ya! Kau pikir selama ini aku bodoh? Dasar..jangan
acak-acak rambutku. ” hyun ra membalas mengacak-acak rambut chanyeol yang
sedikit keriting itu. Dan secara bersamaan, keduanya menjulurkan lidahnya. “
Weeeekkkk....” dan keduanya langsung tertawa bersama.
Merasa terasingkan, ha young hanya bisa tersenyum
melihat kedua sahabatnya bercanda. Sangat berbeda.. Sikap chanyeol berbeda jika
bersama dengan hyun ra dari pada dengan ha young. Tiap dengan ha young, selalu
terasa canggung, padahal mereka berdua sudah bersahabat sejak lama. Sedangkan
dengan hyun ra, keduanya selalu berantem kecil dan saling mengejek, lalu di
akhri dengan tawa lepas.
Selanjutnya, ketiganya pun bercanda dan saling
menceritakan pengalaman masing-masing. Sampai jam menunjukkan pukul 10 malam,
chanyeol dan ha young pamit pulang.
“ Ha young~ah, josimaeyo (hati-hati). ” ha young
hanya tersenyum dan menundukkan kepalanya. “ Kamsahamnida untuk malam ini, hyun
ra. Sampai ketemu di kampus. ” ha young melambaikan tangannya dan di balas pula
dengan hyun ra.
“ Ya! Kau hanya mengatakan hati-hati pada ha young
saja? Kau melupakan aku, ya? Kan aku yang menyetir mobil. Dasar.. ” chanyeol
tampak semakin mengomel saat dilihatnya hyun ra tertawa dan ‘mehrong’ lagi. (?)
“ Hyun ra, kau tak mau menitip salam lagi pada oppa?
Dia ada di rumah sekarang. ” ha young tau, oppanya pasti senang jika hyun ra
menitipkan salam untuknya. Dan hyun ra mengangguk tanda dia setuju.
Di perjalanan pulang pun, keduanya masih terdiam.
Chanyeol yang tetap fokus memperhatikan jalanan kota seoul yang masih ramai
karena mengingat malam ini adalah malam minggu. Saat sampai di depan rumah ha
young pun, keduanya masih tetap diam. Ha young hanya menunduk dan mengucapkan
terima kasih. Chanyeol pun begitu, semakin gugup karena ada namja yang
memperhatikan gerak geriknya.
“ Oppa? Apa yang opa lakukan di luar? Di luar
dingin.” di lihatnya oppanya menunggu di dekat pintu masuk sambil melipat kedua
tangannya di dada dengan ekspresi yang sulit di tebak. Saat chanyeol sudah
jauh, barulah yang di ajak berbicara bergerak masuk ke dalam rumah.
“ Suho oppa... waeyo? ” suho yang berdiri
membelakangi ha young pun berbalik. “ Dari mana saja kau ? Kau berkencan? Kalau
tidak, mana hyun ra? Kenapa aku tak melihatnya? Biasanya kan kau bersama hyun
ra. Kenapa kau pergi dengan namja tadi? ” ha young tau jika suho begitu
protektif terhadapnya hingga menanyakan hal-hal sedetail itu. Ha young hendak
menjawab, tapi langsung di putus begitu saja oleh suho.
“ Jangan di jawab sekarang. Oppa tau kau lelah,
tidurlah. Oppa tunggu penjelasanmu besok pagi. Arasso? Naiklah.. ” ha young tau
jika oppanya ini tak suka berdebat, apalagi sudah malam begini. Suho pun pergi
menuju kamarnya. Seketika ha young ingat sesuatu. “ Oppa, hyun ra menitip salam
padamu tadi. ” tanpa suho menoleh, dia tersenyum kecil tanpa sepengetahuan
yeodongsaengnya itu dan terus melangkahkan kakinya menuju kamarnya di lantai 2.
***
“ Hmm, kenapa perasaan ini timbul lagi? Bukankah aku
sudah melupakan perasaan itu? Tapi kenapa ada lagi? ” ha young yang hendak
tidur mulai memikirkan chanyeol. Pikirannya malam ini penuh dengan chanyeol,
tanpa perlu di komando.
“ Tatapan matanya semakin menghangat. Apa mungkin
dia menyukaiku? Aishh, mana mungkin. Tapi, kenapa sikapnya berbeda saat bersama
hyun ra? Atau, chanyeol menyukai hyun ra? Aisshh, ada apa ini. Kenapa aku
selalu berpikiran begitu tiap kali melihat mereka berdua? Apakah ini artinya
aku...cemburu? pabo, itu tidak mungkin. ” ha young mulai menutup matanya,
mencoba untuk tidur.
Gagal.
“ Aishh, tidak bisa tidur. ” dicobanya lagi, gagal
lagi. Di putuskannya untuk menulis diary agar cepat mengantuk. Setelah 1 lembar
diarynya penuh dengan tulisan tangannya, akhirnya ha young mulai mengantuk.
Sebelum tidur, di sempatkannya menatap foto
chanyeol, hyun ra dan dirinya di frame foto di meja dekat kasurnya. Tampak
wajah polos chanyeol saat itu menatap ke arah kamera, sedang merangkulku dan
hyun ra. Saat itu mereka masih duduk d kelas 2 SMA, foto sebelum chanyeol pergi
meninggalkannya. Lambat laun, mata ha youg mulai terpejam. Rasa kantuk mulai
menyerang, dan akhirnya ha young tertidur pulas.
***
“ Chanyeol...! ” hyun ra memanggil chanyeol di
koridor kampus, yang pada saat itu chanyeol sedang berjalan dengan kedua temannya.
Siapa lagi kalau bukan Tao si ‘ Sharp Eyes ’(author ngarang) dan Chen si ‘ Soft
Eyes ’ (author ngarang lagi).
Chanyeol segera memutar badannya dan menghadap hyun
ra yang tengah terengah-engah sehabis berlari di susul kedua temannya yang juga
menatap hyun ra bingung. Chanyeol mengerutkan dahinya sambil tetap menatap hyun
ra yang berusaha menarik nafas.
“ Ha young . . . Ha young masuk rumah sakit. Kau mau
ikut aku kesana? ” seketika chanyeol menarik lengan hyun ra dan berlari menuju
parkiran. Tao dan chen yang sempat bingung, langsung mengikuti chanyeol dan
hyun ra. Ke-4 nya bergegas menuju rumah sakit tempat ha young di rawat.
. . .
Secepat
kilat hyun ra langsung menemukan Suho sedang duduk melamun di depan ruang UGD.
Di hampirinya suho dan di tepuknya pundak Suho lembut.
“
Oppa..bagaimana keadaan ha young? Ha young baik-baik saja kan? ” suho
menengadahkan kepalanya dan menatap hyun ra lesu. Wajah suho tampak pucat dan
setitik air di sudut matanya mulai jatuh. Tanpa di sadari, suho berdiri dan
langsung memeluk Hyun ra. Hyun ra sempat membeku dan terpaku mendengar suho
menangis di pelukan hyun ra. Hyun ra pun membalas pelukan suho iba.
Chanyeol
yang melihat pemandangan di hadapannya itu sempat sedikit merasa sakit,
terbesit pikiran negatif tentang keadaan ha young. Tapi chanyeol tak berani
untuk menanyakannya, mengingat ekspresi tatapan suho malam itu.
“ Hyun
ra~ah....nae..mianhae..aku bukan oppa yang baik.. Aku bukan oppa yang becus
menjaga adik.. Mianhae...hiks.. ” hyun ra masih terpaku, baru kali ini
mendengar dan melihat suho menangis. Di husapnya punggung suho yang bergetar,
berusaha menenangkannya. Lalu pelukannya terlepas dan di tatapnya mata suho.
“ Oppa itu
oppa yang baik untuk ha young. Percayalah, mungkin oppa sedikit
lengah. Uljima oppa.. Hmm, lebih baik sekarang kita menunggu dokternya keluar.
” hyun ra mencoba tersenyum menghibur suho, dan tanpa hyun ra sadari. . .
.semakin sering hyun ra memberikan senyuman seperti itu, suho semakin terikat
hatinya oleh yeoja di hadapannya.
“ Hmm..mianhae, aku ingin bertanya. Apa separah itu
luka di kepala ha young? ” seketika suho dan hyun ra menatap chanyeol saat
namja itu mencoba bertanya.
~flash back~
Ha young pov
“ Ha youngiee...ireonnaaaa...ppali, nanti kau
terlambat. ” ku dengar oppa berteriak memanggilku dari lantai bawah. Ku buka
mataku perlahan, berat. Kepalaku serasa berdenyut...sakit. ku coba bangun dari
kasur, pandanganku buram, kepalaku semakin berdenyut. Ya tuhan, ada apa ini?
Ku langkahkan kakiku menuju pintu, bergegas meraih
gagang pintu. Saat sampai di depan pintu, pandanganku semakin kabur, mulai
gelap perlahan, ku lihat samar-samar ada tangga. Tubuhku lemas, dan semuanya
serba gelap. Terakhir kali yang ku dengar adalah jeritan oppa memanggil namaku.
Ha young pov end
~flash back end~
“ Entahlah, aku masih belum tau luka di kepala ha
young separah apa. Yang ku tau, kepalanya terluka. Waktu ku temukan, ha young
sudah tergeletak di dekat tangga dengan darah mengucur di pelipis dan telinganya.
Aku benar-benar panik tadi pagi, aku kalut, aku hanya bisa berteriak dan
mengguncang-guncang tubuh ha young. Lalu, segera ku hubungi ambulans dan terlintas
di kepalaku, aku...segera menelpon... ” diliriknya hyun ra sekilas, yang
membuat chanyeol, tao dan chen mengerti tanpa di jelaskan.
“ Jadi, sekarang ini, ha young sedang di operasi? ”
chanyeol semakin khawatir dan penasaran. Suho hanya mengangguk. “ Entahlah, mungkin
di jahit, aku tidak tau pasti..” saat itu juga dokter yang menangani Ha young
keluar ruangan UGD.
Segera Suho, Chanyeol dan Hyun Ra bangkit dan
menghampiri sang dokter. Suho tampak semakin pucat saat sang dokter meminta
suho untuk keruangannya.
Firasat suho semakin tidak karuan (?) saat mendengar
penjelasan dokter. Suho berusaha meminta bantuan dokter, tapi hanya waktulah
yang akan menjawabnya. Suho keluar dari ruangan dokter dengan wajah yang lebih
lesu lagi. Tapi saat di depan orang lain, suho berusaha terlihat baik-baik
saja.
“ Syukurlah, ha young baik-baik saja. Untung tidak
sampai luka dalam, itu kan bahaya. ” chen mulai buka suara yang sejak tadi
hanya bisa diam karena tak tahu harus berbuat apa.
Chen menatap tao yang sejak tadi tak mengeluarkan
suara, hanya sesekali mengutak atik hpnya. Chen tahu, ekspresi tao tidak bisa
terbaca meski dalam keadaan genting sekalipun. Chen berpikir, tao hanya
memiliki satu ekspresi yang bisa terlihat diwajahnya. Dingin dan tajam. Tapi
chen mengerti jika sikap tao seperti itu.
“ Oppa, bagaimana jika kita sekarang ke kamar ha
young? Aku ingin melihat keadaannya.. ” di liriknya 3 namja yang datang bersamanya
menunggu jawaban suho. Lalu diliriknya suho, suho tersenyum lembut dan
menganggukkan kepalanya.
. . . .
“ Aigoo~, nae chagiya sudah sadar.. Annyeong, ha
youngie.. Bagaimana keadaanmu, hmm? ” hyun ra meletakkan sekeranjang buah segar
yang sempat ia beli tadi bersama dengan chanyeol. Ha young yang di sapa riang
hanya tersenyum tipis menatap 4 namja dan 1 yeoja yang menemaninya.
“ Aku? Lumayan baik.. ” sekilas ha young menatap
chanyeol yang tampak tersenyum lega menatapnya.
“ Ku bawakan kau buah, satu keranjang penuh. Tadi
chanie yang mengusulkannya. ” tampak chanyeol tak melepaskan pandangannya pada
ha young.
“ Hmm, gomawo hyun ra~ah, chanie~ah. Ah, ada tao dan
chen rupanya. Annyeong..gomawo sudah datang menjenguk. ” ha young menatap sosok
chen, chen tersenyum tulus. Lalu pandangannya berpindah pada tao, ada tatapan
tajam di matanya, meskipun bersikeras tao mencoba tersenyum, tetap saja
ekspresinya tak berubah.
“ Ha youngie, kau tak mau berterima kasih pada
oppamu ini? Hmm? Tega sekali dirimu. ” ha young tahu, oppa kesayangannya ini
akan mulai merajuk jika ha young abaikan.
“ Hehe..mianhae, oppa. Gomawo. ” di elusnya puncak
kepala ha young oleh suho. Setelah itu, ha young dan yang lainnya mulai
mengobrol dengan suho, hyun ra, chanyeol, chen, tanpa tao. Kenapa? Kalian pasti
sudah tahu, di mata 4 temannya, tao sosok pendiam dan misterius, cukup sulit
berbicara dengannya.
Ha young memperhatikan hyun ra dan chanyeol yang
mulai lagi bercanda dan saling ejek. Saling menjitak, ‘mehrong’ (?), saling
pukul. Sedikit terbesit perasaan cemburu, tapi di usirnya perasaan itu
jauh-jauh. Lalu diliriknya suho, benar dugaannya. Oppanya itu merasa risih dan
. . . .cemburu melihat hyun ra dan chayeol bercanda.
~flash back~
“ Chanie, apa kau terpikir untuk membelikan ha young
sesuatu? ” seketika yang di ajak bicara pun menoleh dan langsung tersenyum.
Chanyeol menarik tangan hyun ra dan bergegas pergi ke supermarket terdekat.
Suho yang ingin mencegah, membatalkan niatnya karena
saat ini yang terpenting adalah keadaan yeodongsaengnya yang sedang sakit. Tao
yang membaca ekspresi suho, mengerti, dan memunculkan smirk-nya.
. . .
“ Hmm, hyun ra, buah apa yang paling disukai ha
young? Kau ingat? ” diliriknya hyun ra yang sempat berpikir sejenak.
“ Aku lupa. Mungkin apel atau anggur atau jeruk? ”
refleks chanyeol menjitak kepala hyun ra.
“ Kau ini bagaimana? Sahabatnya sendiri tidak tahu.
Pabo, payah. ” seketika hyun ra cemberut dan menggembungkan pipinya yang sudah
sangat tembam itu. Refleks lagi, chanyeol mencubit pipi hyun ra.
“ Tidak usah seperti itu..!! sudah jelek, masih di
gembungkan begitu. Tidak pantas. ” chanyeol semakin mearik-narik pipi hyun ra
gemas sambil sedikit tertawa evil.
“ Ya!! Sakit...lepas.. ” setelah membeli buah,
keduanya bergegas kembali ke rumah sakit.
~flash back end~
“ Oppa, kata dokter, apa kepalaku baik-baik saja
setelah aku terjatuh dari tangga? ” suho yang di tanya pun hanya menghela nafas
dan tersenyum kelu.
“ Hanya luka sobek di pelipis dan di dekat telingamu
ini. Tak perlu khawatir. ” ha young hanya bisa bernafas lega. Suho sesungguhnya
harus mati-matian berbohong, tidak ingin adik kesayangannya ini tau.
“ Oppa, kenapa oppa lesu begitu? Oppa sakit? ”
seketika suho menggeleng cepat, ‘ Seharusnya aku yang lebih mengkhawatirkanmu,
ha young~ah.’ Kata suho dalam hati sambil menahan kesedihan di wajahnya.
Saat itu, hyun ra, chanyeol, tao dan chen sudah
pulang. Jadi, keduanya bebas ingin berbicara apa. Termasuk tragedi jatuhnya ha
young dari lantai 2. Tapi suho tetap merahasiakan sesuatu dari ha young yang
tidak bisa di ungkapkan.
. . . after 4
days . . .
Ha young sudah keluar dari rumah sakit setelah
tragedi jatuh, ha young langsung mencari hyun ra di kelasnya, nihil. Segera ha
young ke kantin. Di lihatnya hyun ra sedang mengobrol dengan chanyeol sambil
sesekali eminum milk shakenya. Deg! Terbesit rasa kecewa dan sakit di dadanya.
‘ Kau kenapa, ha young ah? Kenapa hanya melihat mereka berdua begitu, dadamu
jadi sesak begini? ’ ha young mulai bertanya pada dirinya sendiri.
Sebenarnya tidak masalah jika chanyeol dan hyun ra
terlalu dekat seperti itu, mereka berdua kan sahabat. Toh selama dia di rumah
sakit, chanyeol selalu menjenguknya tanpa absen. Di dekatinya chanyeol dan hyun
ra. Betapa terkejutnya chanyeol dan hyun ra melihat sahabatnya mulai masuk
kuliah lagi tanpa memberi tahu keduanya.
“ Aigoo~, kenapa kau tak bilang, ha young~ah jika
masuk? Kalau kau bilang kan aku bisa menjemputmu. ” ha young hanya bisa
menggelengkan kepala dan mengucapkan kata surprise terhadap keduanya.
“ Kau mau minum? ” dengan suara beratnya, chanyeol
menawarkan air minumnya pada ha young yang kemudian di tolak secara halus.
Kemudian ketiganya mengobrol sampai pada akhirnya chanyeol berpamitan terlebih
dahulu. Saat chanyeol sudah menghilang, ha young selamanya tidak akan pernah
melupakan apa yang di katakan sahabatnya itu yang tampak berbunga-bunga.
“ Ha young~ah...kau tahu? Tampaknya aku mulai
menyukai namja itu. Park chanyeol. Maukah kau membantuku, ha young~ah. ” sambil
seraya tersenyum malu, hyun ra menggenggam dan memohon pada Ha young. Demi
tuhan, ingin rasanya ha young pergi dari hadapan hyun ra dan melupakan apa yang
baru saja sahabatnya katakan.
TBC
Panjang amat yah? Kkkk~
Lanjut next part yah...part terakhir yg mungkin
pnjangnya akan sama seperti ini. Hihihi... *di tabok nchul*. Mian jika kurang
seru dan greget y nchul. hohoho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar