Jumat, 03 Agustus 2012

[FF] Last Chance, Last Love *part 1 of 2*

Annyeonghaseyo yeorobeun... Aku balik lagi nih bawa FF request dari temanku. ^^ dan aku sekedar mencoba membuat cover untuk FanFiction.ku yang pertama kalinya. Dan ini FF EXO pertama yang aku buat, karena biasanya aku membuat FF tentang Super Junior, SHINee, SNSD saja (serta tambahan cast dari BB/GB lain). Okeh, mian yah kalau covernya tidak terlalu bagus. :D (pemula)


Okey, ini FF special untuk My Chagiya yang sedang galau, di karenakan untuk (entah keberapa kalinya) dia mulai selingkuh dari suaminya *tunjuk-tunjuk Heechul* yang kini hatinya mulai terbuka untuk orang lain *peluk chanyeol*plakk.
Okeh, saya ternyata suka banyak bicara yah, sama seperti suami pertama *ngerangkul yeye* => *di bakar clouds hidup-hidup*. Check it out.

PERINGATAN! WAJIB BACA! JANGAN LUPA, DILARANG! WARNING! NOT COPAS, NO BASHING, NO FANWAR! SAYA CINTA DAMAI! BAGI YANG COPAS FF SAYA, SAYA DOAKAN TIDAK SELAMAT DAN TIDAK SUKSES DALAM HIDUPNYA! Tapi, wajib RCL yah. Gomawo. ;)

Author : Lee Ji Ae (marga baru nih)
Genre : Sad Romance, Tragedy, Friendship
Length : Chapter (full version)
PG : 17 aja mungkin
Cast :
-          Niecha Luph Heechul as Park Ha Young
-          Park Chan Yeol (EXO-K)
-          Lee Hyun Ra (author numpang eksis)
-          Kim Joon Myun aka Suho
-          Tao & Chen (EXO-M)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ha Young pov^
Pagi ini, udara benar-benar terasa sejuk. Ku hirup oksigen sepuasku. Pohon ini, menambah sejuk dan rindang di tempat aku duduk saat ini. Ku pejamkan kedua mataku perlahan. Senyum kecil terlihat jelas di wajahku. Saat ini, aku sedang menikmati waktu luangku di belakang kampus, menunggu mata kuliah jam pertama. Aku sengaja datang pagi-pagi sekali, karena di sini, udaranya begitu segar, cahaya matahari juga baik untuk kulit.

Aku sendirian, sahabatku belum datang. Kata-kata itu seakan-akan menjawab pertanyaan siulan burung kecil yang sejak tadi terbang melewatiku.
“ Ha young-ah. Sudah lama menungguku? Mian, aku kesiangan. ” ku buka perlahan mataku. Ku dapati Hyun Ra terengah-engah, mungkin dia berlari. Karena kampus ini luas dan taman ini cukup jauh jika berjalan dari pintu gerbang.

“ Aniyo, gwaenchana. Duduklah disini, kau pasti lelah. Minumlah.” Ku sodorkan sebotol air mineral pada Hyun ra yang langsung mengambil botolku dan meneguk airnya hingga sisa separuh. Kami berdua terdiam beberapa menit sambil menghirup udara segar.
“ Hmm, ha young-ah, sebentar lagi masuk. Kajja, nanti Mr. Choi marah. ” hyun ra menggandeng tanganku dan kami berdua bergegas masuk.
Ha Young pov end^
***

“ Hyun ra, kau pesan makanan apa? Biar ku pesankan. ” Ha young segera beranjak dari tempat duduknya yang segera di cegah oleh hyun ra. “ Biar aku saja yang pesan, ne? Kau tunggu disini saja. ” baru 3 langkah, hyun ra berbalik. “ Seperti biasanya kan? ” ha young mengangguk. Lalu hyun ra segera bergegas untuk memesan makanan.

Tanpa ha young sadari, sepasang mata mengamatinya dari jauh. Dia sedang berdiri di belakang mahasiswa lain yg sedang menganri sambil terus memandang ha young dari jauh. Namja itu mendekat ke arah ha young yang masih terdiam menunggu hyun ra datang. Namja itu berjalan perlahan dan menghampiri ha young setelah dia selesai memesan makanan.

“ Annyeong. Bolehkah aku..duduk di sini ? Karena tempat lain sudah penuh. ” akhirnya namja jangkung berambut coklat dan bergelombang itu menyapa Ha young.
“ Aigoo~, chanyeol-ah. Ku pikir kau siapa. Tidak usah menggunakan bahasa sopan begitu. Duduklah, ada sisa 1 kursi di samping Hyun Ra. ” ha young mempersilahkan chanyeol duduk, sedangkan chanyeol hanya bisa nyengir karena berhasil mengerjai sahabatnya.
Tak lama setelah itu, hyun ra datang dan ketiganya mulai mengobrol seru. Sesekali chanyeol mengeluarkan joke-joke lucu yang membuat kedua yeoja di hadapannya tertawa lepas.

“ Hmm, chanie-ah, sabtu besok kau ada waktu? Kita kumpul-kumpul lagi seperti dulu. Sudah lama tidak ngobrol seperti ini. Bisakah? Jeball... ” hyun ra mulai lagi dengan sifat manjanya pada chanyeol, tidak masalah. Toh, dia selalu menerima tawaran hyun ra, dan tak pernah menolak jika dia yang meminta.
“ Hmm, hyun ra benar. Ayo kita kumpul-kumpul lagi, di rumah hyun ra. Bisa kan? ” ha young menambahkan. Dan ternyata chanyeol tak pernah berubah. Dia selalu menuruti apa kata ha young dan hyun ra, dia mengangguk sambil tersenyum. Setelah selesai, mereka bertiga segera bergegas memasuki kelas mereka masing-masing.
***

“ Chanie-ah, kau ada dimana? Hmm, di jalan? Ok, jangan lupa bawa camilan yah. Hehehe...arasso. ” hyun ra segera menutup telponnya dan bergegas ke ruang tamu, dan menunggu kedatangan chanyeol dan ha young.

Tinn..tin..

Segera hyun ra bergegas membuka pagar rumahnya dan mempersilahkan chanyeol dan ha young masuk.
“ Aku bawa beberapa camilan. Hehehe, rata-rata chanyeol yang memilihnya. ” ujar ha young seraya membuka jaket dan meletakkan tasnya, disusul chanyeol di belakangnya tanpa melepaskan jaket. “ Hehehe, chanie kan selalu begitu. Kajja, kita ke taman belakang saja. ” dan mereka pun berlalu.
. . .

“ Hmm, chanie, kapan band.mu akan tampil ? aku dan ha young ingin sekali menonton aksi bandmu di kampus. Benar kan, ha young-ah? ” ha young yang di ajak bicara hanya mengangguk sambil sedikit tersenyum.

“ Hmm, minggu depan mungkin kalau tidak salah, bandku akan tampil di cafe dekat kampus. Kami di undang untuk memeriahkan ulang tahun cafe yang ke 4. Kalau kau mau datang, nanti aku akan izin pada manajer disana. ” sambil terus memakan kacang kulit, chanyeol sesekali melirik ekspresi ha young yang sedikit berbeda malam ini. Tanpa disadari hyun ra, wajah ha young sedikit memucat.
“ Ha young, kau kenapa? Gwaenchana? Kau sakit? ” deg! Tak disangka, chanyeol membaca ekspresinya yang sejak berangkat sampai sekarang tampak aneh dan berbeda. Ha young seketika menatap chanyeol kaget.

“ Ah, aniyo. Nae..gwaenchana. Aku mungkin sedikit lelah. ” ha young berusaha menghindari tatapan tajam chanyeol. “ Kau mau istirahat di kamarku, young~ah? Atau ku ambilkan kau air hangat? ” ha young hanya mengangguk.
“ Ambilkan aku air hangat saja. Maaf, merepotkanmu. ” segera hyun ra bergegas menuju ke dapur dan membuatkan air hangat untuk ha young.

Saat hyun ra sedang berada di dapur, chanyeol kembali memperhatikan wajah ha young. Di amatinya baik-baik wajah lelahnya, sedikit pucat. Karena cemas, chanyeol refleks menyentuh kening ha young.
Untuk sesaat, keduanya bertatapan. Deg! Deg! Deg! Deg! Sudah lama ha young tak merasakan debaran ini lagi. Sejak Chanyeol memutuskan pindah sekolah dan meninggalkan ha young dan hyun ra, jarang sekali ha young dekat dengan namja lain.

Sosok chanyeol yang di rindukannya selama 3 tahun pergi, terbayar sudah sejak dia kembali lagi dengan sosok yang tidak berubah, tetap menjadi dirinya sendiri,..tetap menyenangkan.
Sesaat keduanya tersadar, tampak semburat merah di pipi keduanya. Mungkin chanyeol tak menyadari, bahwa sejak dulu, ha young menyukainya. Tapi, dulu ha young masih belum mengerti arti menyukai. Jadi, berkalli-kali ha young tepis perasaan itu, dan hanya menganggap angin lalu.
‘ Ingat, chanyeol adalah sahabatku, tidak lebih. ’ ujar ha young yang mewanti-wanti dirinya sendiri.

Lalu di tatapnya lagi chanyeol yang bangkit dan mengulurkan tangannya. “ Lebih baik, kita duduk di gazebo itu saja. Rumputnya dingin. ” di raihnya uluran tangan chanyeol dan dengan lembut di tariknya tubuh ha young yang sedikit lemas.
Sesampainya di gazebo, ha young memeluk kakinya. Udara malam ini mulai semakin dingin, ha young menyesal telah melepas jaketnya tadi. Tanpa ha young sadari, chanyeol melepaskan jaketnya dan di sampirkannya di pundak ha young. Ha young terkejut dan menatap chanyeol yang tengah tersenyum lembut ke arahnya.

“ Aku tahu kau kedinginan. Tak usah menolak, kau mau aku di pukul oppamu karena tidak menjaga adiknya ini dengan baik? Dasar, tak usah menatapku seperti itu. ” tampak chanyeol gugup dan membuang mukanya dan menatap ke arah lain sambil mengerucutkan bibirnya.
Ha young tersenyum menatap chanyeol. ‘ Ada apa dengan bocah ini? Baik sekali...’ pikir ha young sambil tetap menatap chanyeol yang masih cemberut menahan kecanggungan malam ini. Tanpa mereka sadari, sepasang mata mengamati mereka dari jauh.
“ Ah, hyun ra. Kau lama sekali... apa yang kau lakukan di dalam? Tidur, eoh? ” suara berat chanyeol mulai mengomel saat mendapati hyun ra berjalan perlahan ke arah gazebo membawa 3 cangkir coklat hangat sambil tersenyum kecil.

“ Aishh, aku membuat coklat hangat. Makanya aku lama. Berhubung udaranya dingin, jadi ku putuskan untuk membuat ini. ” di letakkannya 3 cangkir tersebut di atas gazebo
“ Hahaha..ternyata kau masih tetap pintar ya? Tak ku sangka...” chanyeol menyentuh kepala hyun ra dan mengacak-acak rambutnya dengan memasang wajah gemas. Hyun ra yang merasa terganggu, langsung memukul lengan chanyeol dan menggembungkan pipinya.

“ Ya! Kau pikir selama ini aku bodoh? Dasar..jangan acak-acak rambutku. ” hyun ra membalas mengacak-acak rambut chanyeol yang sedikit keriting itu. Dan secara bersamaan, keduanya menjulurkan lidahnya. “ Weeeekkkk....” dan keduanya langsung tertawa bersama.
Merasa terasingkan, ha young hanya bisa tersenyum melihat kedua sahabatnya bercanda. Sangat berbeda.. Sikap chanyeol berbeda jika bersama dengan hyun ra dari pada dengan ha young. Tiap dengan ha young, selalu terasa canggung, padahal mereka berdua sudah bersahabat sejak lama. Sedangkan dengan hyun ra, keduanya selalu berantem kecil dan saling mengejek, lalu di akhri dengan tawa lepas.

Selanjutnya, ketiganya pun bercanda dan saling menceritakan pengalaman masing-masing. Sampai jam menunjukkan pukul 10 malam, chanyeol dan ha young pamit pulang.
“ Ha young~ah, josimaeyo (hati-hati). ” ha young hanya tersenyum dan menundukkan kepalanya. “ Kamsahamnida untuk malam ini, hyun ra. Sampai ketemu di kampus. ” ha young melambaikan tangannya dan di balas pula dengan hyun ra.

“ Ya! Kau hanya mengatakan hati-hati pada ha young saja? Kau melupakan aku, ya? Kan aku yang menyetir mobil. Dasar.. ” chanyeol tampak semakin mengomel saat dilihatnya hyun ra tertawa dan ‘mehrong’ lagi. (?)
“ Hyun ra, kau tak mau menitip salam lagi pada oppa? Dia ada di rumah sekarang. ” ha young tau, oppanya pasti senang jika hyun ra menitipkan salam untuknya. Dan hyun ra mengangguk tanda dia setuju.

Di perjalanan pulang pun, keduanya masih terdiam. Chanyeol yang tetap fokus memperhatikan jalanan kota seoul yang masih ramai karena mengingat malam ini adalah malam minggu. Saat sampai di depan rumah ha young pun, keduanya masih tetap diam. Ha young hanya menunduk dan mengucapkan terima kasih. Chanyeol pun begitu, semakin gugup karena ada namja yang memperhatikan gerak geriknya.
“ Oppa? Apa yang opa lakukan di luar? Di luar dingin.” di lihatnya oppanya menunggu di dekat pintu masuk sambil melipat kedua tangannya di dada dengan ekspresi yang sulit di tebak. Saat chanyeol sudah jauh, barulah yang di ajak berbicara bergerak masuk ke dalam rumah.

“ Suho oppa... waeyo? ” suho yang berdiri membelakangi ha young pun berbalik. “ Dari mana saja kau ? Kau berkencan? Kalau tidak, mana hyun ra? Kenapa aku tak melihatnya? Biasanya kan kau bersama hyun ra. Kenapa kau pergi dengan namja tadi? ” ha young tau jika suho begitu protektif terhadapnya hingga menanyakan hal-hal sedetail itu. Ha young hendak menjawab, tapi langsung di putus begitu saja oleh suho.

“ Jangan di jawab sekarang. Oppa tau kau lelah, tidurlah. Oppa tunggu penjelasanmu besok pagi. Arasso? Naiklah.. ” ha young tau jika oppanya ini tak suka berdebat, apalagi sudah malam begini. Suho pun pergi menuju kamarnya. Seketika ha young ingat sesuatu. “ Oppa, hyun ra menitip salam padamu tadi. ” tanpa suho menoleh, dia tersenyum kecil tanpa sepengetahuan yeodongsaengnya itu dan terus melangkahkan kakinya menuju kamarnya di lantai 2.

***

“ Hmm, kenapa perasaan ini timbul lagi? Bukankah aku sudah melupakan perasaan itu? Tapi kenapa ada lagi? ” ha young yang hendak tidur mulai memikirkan chanyeol. Pikirannya malam ini penuh dengan chanyeol, tanpa perlu di komando.

“ Tatapan matanya semakin menghangat. Apa mungkin dia menyukaiku? Aishh, mana mungkin. Tapi, kenapa sikapnya berbeda saat bersama hyun ra? Atau, chanyeol menyukai hyun ra? Aisshh, ada apa ini. Kenapa aku selalu berpikiran begitu tiap kali melihat mereka berdua? Apakah ini artinya aku...cemburu? pabo, itu tidak mungkin. ” ha young mulai menutup matanya, mencoba untuk tidur. 
Gagal.

“ Aishh, tidak bisa tidur. ” dicobanya lagi, gagal lagi. Di putuskannya untuk menulis diary agar cepat mengantuk. Setelah 1 lembar diarynya penuh dengan tulisan tangannya, akhirnya ha young mulai mengantuk.

Sebelum tidur, di sempatkannya menatap foto chanyeol, hyun ra dan dirinya di frame foto di meja dekat kasurnya. Tampak wajah polos chanyeol saat itu menatap ke arah kamera, sedang merangkulku dan hyun ra. Saat itu mereka masih duduk d kelas 2 SMA, foto sebelum chanyeol pergi meninggalkannya. Lambat laun, mata ha youg mulai terpejam. Rasa kantuk mulai menyerang, dan akhirnya ha young tertidur pulas.

***

“ Chanyeol...! ” hyun ra memanggil chanyeol di koridor kampus, yang pada saat itu chanyeol sedang berjalan dengan kedua temannya. Siapa lagi kalau bukan Tao si ‘ Sharp Eyes ’(author ngarang) dan Chen si ‘ Soft Eyes ’ (author ngarang lagi).

Chanyeol segera memutar badannya dan menghadap hyun ra yang tengah terengah-engah sehabis berlari di susul kedua temannya yang juga menatap hyun ra bingung. Chanyeol mengerutkan dahinya sambil tetap menatap hyun ra yang berusaha menarik nafas.
“ Ha young . . . Ha young masuk rumah sakit. Kau mau ikut aku kesana? ” seketika chanyeol menarik lengan hyun ra dan berlari menuju parkiran. Tao dan chen yang sempat bingung, langsung mengikuti chanyeol dan hyun ra. Ke-4 nya bergegas menuju rumah sakit tempat ha young di rawat.
. . .

Secepat kilat hyun ra langsung menemukan Suho sedang duduk melamun di depan ruang UGD. Di hampirinya suho dan di tepuknya pundak Suho lembut.

“ Oppa..bagaimana keadaan ha young? Ha young baik-baik saja kan? ” suho menengadahkan kepalanya dan menatap hyun ra lesu. Wajah suho tampak pucat dan setitik air di sudut matanya mulai jatuh. Tanpa di sadari, suho berdiri dan langsung memeluk Hyun ra. Hyun ra sempat membeku dan terpaku mendengar suho menangis di pelukan hyun ra. Hyun ra pun membalas pelukan suho iba.
Chanyeol yang melihat pemandangan di hadapannya itu sempat sedikit merasa sakit, terbesit pikiran negatif tentang keadaan ha young. Tapi chanyeol tak berani untuk menanyakannya, mengingat ekspresi tatapan suho malam itu.

“ Hyun ra~ah....nae..mianhae..aku bukan oppa yang baik.. Aku bukan oppa yang becus menjaga adik.. Mianhae...hiks.. ” hyun ra masih terpaku, baru kali ini mendengar dan melihat suho menangis. Di husapnya punggung suho yang bergetar, berusaha menenangkannya. Lalu pelukannya terlepas dan di tatapnya mata suho.

“ Oppa itu oppa yang baik untuk ha young. Percayalah, mungkin oppa sedikit lengah. Uljima oppa.. Hmm, lebih baik sekarang kita menunggu dokternya keluar. ” hyun ra mencoba tersenyum menghibur suho, dan tanpa hyun ra sadari. . . .semakin sering hyun ra memberikan senyuman seperti itu, suho semakin terikat hatinya oleh yeoja di hadapannya.
“ Hmm..mianhae, aku ingin bertanya. Apa separah itu luka di kepala ha young? ” seketika suho dan hyun ra menatap chanyeol saat namja itu mencoba bertanya.

~flash back~
Ha young pov

“ Ha youngiee...ireonnaaaa...ppali, nanti kau terlambat. ” ku dengar oppa berteriak memanggilku dari lantai bawah. Ku buka mataku perlahan, berat. Kepalaku serasa berdenyut...sakit. ku coba bangun dari kasur, pandanganku buram, kepalaku semakin berdenyut. Ya tuhan, ada apa ini?
Ku langkahkan kakiku menuju pintu, bergegas meraih gagang pintu. Saat sampai di depan pintu, pandanganku semakin kabur, mulai gelap perlahan, ku lihat samar-samar ada tangga. Tubuhku lemas, dan semuanya serba gelap. Terakhir kali yang ku dengar adalah jeritan oppa memanggil namaku.
Ha young pov end

~flash back end~

“ Entahlah, aku masih belum tau luka di kepala ha young separah apa. Yang ku tau, kepalanya terluka. Waktu ku temukan, ha young sudah tergeletak di dekat tangga dengan darah mengucur di pelipis dan telinganya. Aku benar-benar panik tadi pagi, aku kalut, aku hanya bisa berteriak dan mengguncang-guncang tubuh ha young. Lalu, segera ku hubungi ambulans dan terlintas di kepalaku, aku...segera menelpon... ” diliriknya hyun ra sekilas, yang membuat chanyeol, tao dan chen mengerti tanpa di jelaskan.

“ Jadi, sekarang ini, ha young sedang di operasi? ” chanyeol semakin khawatir dan penasaran. Suho hanya mengangguk. “ Entahlah, mungkin di jahit, aku tidak tau pasti..” saat itu juga dokter yang menangani Ha young keluar ruangan UGD.
Segera Suho, Chanyeol dan Hyun Ra bangkit dan menghampiri sang dokter. Suho tampak semakin pucat saat sang dokter meminta suho untuk keruangannya.

Firasat suho semakin tidak karuan (?) saat mendengar penjelasan dokter. Suho berusaha meminta bantuan dokter, tapi hanya waktulah yang akan menjawabnya. Suho keluar dari ruangan dokter dengan wajah yang lebih lesu lagi. Tapi saat di depan orang lain, suho berusaha terlihat baik-baik saja.
“ Syukurlah, ha young baik-baik saja. Untung tidak sampai luka dalam, itu kan bahaya. ” chen mulai buka suara yang sejak tadi hanya bisa diam karena tak tahu harus berbuat apa.

Chen menatap tao yang sejak tadi tak mengeluarkan suara, hanya sesekali mengutak atik hpnya. Chen tahu, ekspresi tao tidak bisa terbaca meski dalam keadaan genting sekalipun. Chen berpikir, tao hanya memiliki satu ekspresi yang bisa terlihat diwajahnya. Dingin dan tajam. Tapi chen mengerti jika sikap tao seperti itu.
“ Oppa, bagaimana jika kita sekarang ke kamar ha young? Aku ingin melihat keadaannya.. ” di liriknya 3 namja yang datang bersamanya menunggu jawaban suho. Lalu diliriknya suho, suho tersenyum lembut dan menganggukkan kepalanya.
. . . .

“ Aigoo~, nae chagiya sudah sadar.. Annyeong, ha youngie.. Bagaimana keadaanmu, hmm? ” hyun ra meletakkan sekeranjang buah segar yang sempat ia beli tadi bersama dengan chanyeol. Ha young yang di sapa riang hanya tersenyum tipis menatap 4 namja dan 1 yeoja yang menemaninya.

“ Aku? Lumayan baik.. ” sekilas ha young menatap chanyeol yang tampak tersenyum lega menatapnya.
“ Ku bawakan kau buah, satu keranjang penuh. Tadi chanie yang mengusulkannya. ” tampak chanyeol tak melepaskan pandangannya pada ha young.

“ Hmm, gomawo hyun ra~ah, chanie~ah. Ah, ada tao dan chen rupanya. Annyeong..gomawo sudah datang menjenguk. ” ha young menatap sosok chen, chen tersenyum tulus. Lalu pandangannya berpindah pada tao, ada tatapan tajam di matanya, meskipun bersikeras tao mencoba tersenyum, tetap saja ekspresinya tak berubah.

“ Ha youngie, kau tak mau berterima kasih pada oppamu ini? Hmm? Tega sekali dirimu. ” ha young tahu, oppa kesayangannya ini akan mulai merajuk jika ha young abaikan.
“ Hehe..mianhae, oppa. Gomawo. ” di elusnya puncak kepala ha young oleh suho. Setelah itu, ha young dan yang lainnya mulai mengobrol dengan suho, hyun ra, chanyeol, chen, tanpa tao. Kenapa? Kalian pasti sudah tahu, di mata 4 temannya, tao sosok pendiam dan misterius, cukup sulit berbicara dengannya.

Ha young memperhatikan hyun ra dan chanyeol yang mulai lagi bercanda dan saling ejek. Saling menjitak, ‘mehrong’ (?), saling pukul. Sedikit terbesit perasaan cemburu, tapi di usirnya perasaan itu jauh-jauh. Lalu diliriknya suho, benar dugaannya. Oppanya itu merasa risih dan . . . .cemburu melihat hyun ra dan chayeol bercanda.

~flash back~
“ Chanie, apa kau terpikir untuk membelikan ha young sesuatu? ” seketika yang di ajak bicara pun menoleh dan langsung tersenyum. Chanyeol menarik tangan hyun ra dan bergegas pergi ke supermarket terdekat.

Suho yang ingin mencegah, membatalkan niatnya karena saat ini yang terpenting adalah keadaan yeodongsaengnya yang sedang sakit. Tao yang membaca ekspresi suho, mengerti, dan memunculkan smirk-nya.
. . .

“ Hmm, hyun ra, buah apa yang paling disukai ha young? Kau ingat? ” diliriknya hyun ra yang sempat berpikir sejenak.
“ Aku lupa. Mungkin apel atau anggur atau jeruk? ” refleks chanyeol menjitak kepala hyun ra.
“ Kau ini bagaimana? Sahabatnya sendiri tidak tahu. Pabo, payah. ” seketika hyun ra cemberut dan menggembungkan pipinya yang sudah sangat tembam itu. Refleks lagi, chanyeol mencubit pipi hyun ra.

“ Tidak usah seperti itu..!! sudah jelek, masih di gembungkan begitu. Tidak pantas. ” chanyeol semakin mearik-narik pipi hyun ra gemas sambil sedikit tertawa evil.
“ Ya!! Sakit...lepas.. ” setelah membeli buah, keduanya bergegas kembali ke rumah sakit.

~flash back end~

“ Oppa, kata dokter, apa kepalaku baik-baik saja setelah aku terjatuh dari tangga? ” suho yang di tanya pun hanya menghela nafas dan tersenyum kelu.
“ Hanya luka sobek di pelipis dan di dekat telingamu ini. Tak perlu khawatir. ” ha young hanya bisa bernafas lega. Suho sesungguhnya harus mati-matian berbohong, tidak ingin adik kesayangannya ini tau.

“ Oppa, kenapa oppa lesu begitu? Oppa sakit? ” seketika suho menggeleng cepat, ‘ Seharusnya aku yang lebih mengkhawatirkanmu, ha young~ah.’ Kata suho dalam hati sambil menahan kesedihan di wajahnya.
Saat itu, hyun ra, chanyeol, tao dan chen sudah pulang. Jadi, keduanya bebas ingin berbicara apa. Termasuk tragedi jatuhnya ha young dari lantai 2. Tapi suho tetap merahasiakan sesuatu dari ha young yang tidak bisa di ungkapkan.

. . .  after 4 days . . .
Ha young sudah keluar dari rumah sakit setelah tragedi jatuh, ha young langsung mencari hyun ra di kelasnya, nihil. Segera ha young ke kantin. Di lihatnya hyun ra sedang mengobrol dengan chanyeol sambil sesekali eminum milk shakenya. Deg! Terbesit rasa kecewa dan sakit di dadanya. ‘ Kau kenapa, ha young ah? Kenapa hanya melihat mereka berdua begitu, dadamu jadi sesak begini? ’ ha young mulai bertanya pada dirinya sendiri.

Sebenarnya tidak masalah jika chanyeol dan hyun ra terlalu dekat seperti itu, mereka berdua kan sahabat. Toh selama dia di rumah sakit, chanyeol selalu menjenguknya tanpa absen. Di dekatinya chanyeol dan hyun ra. Betapa terkejutnya chanyeol dan hyun ra melihat sahabatnya mulai masuk kuliah lagi tanpa memberi tahu keduanya.

“ Aigoo~, kenapa kau tak bilang, ha young~ah jika masuk? Kalau kau bilang kan aku bisa menjemputmu. ” ha young hanya bisa menggelengkan kepala dan mengucapkan kata surprise terhadap keduanya.

“ Kau mau minum? ” dengan suara beratnya, chanyeol menawarkan air minumnya pada ha young yang kemudian di tolak secara halus. Kemudian ketiganya mengobrol sampai pada akhirnya chanyeol berpamitan terlebih dahulu. Saat chanyeol sudah menghilang, ha young selamanya tidak akan pernah melupakan apa yang di katakan sahabatnya itu yang tampak berbunga-bunga.

“ Ha young~ah...kau tahu? Tampaknya aku mulai menyukai namja itu. Park chanyeol. Maukah kau membantuku, ha young~ah. ” sambil seraya tersenyum malu, hyun ra menggenggam dan memohon pada Ha young. Demi tuhan, ingin rasanya ha young pergi dari hadapan hyun ra dan melupakan apa yang baru saja sahabatnya katakan.

TBC
Panjang amat yah? Kkkk~
Lanjut next part yah...part terakhir yg mungkin pnjangnya akan sama seperti ini. Hihihi... *di tabok nchul*. Mian jika kurang seru dan greget y nchul. hohoho


Tidak ada komentar:

Posting Komentar