Senin, 20 Agustus 2012

[FF] Secret Love - Oneshoot


Annyeonghaseyo yeorobeun... J Author kembali lagi membawakan FanFic SuJu nih. Udah lama banget author enggak buat FanFic SuJu (bukannya kemarin baru ngepost fanfic suju eah?). Dan alhamdulillah ini oneshoot *akhirnyaaaaa* karena pada akhirnya author bisa menyingkat fanfic ini sekuat tenaga author yang meskipun menurut author ini juga panjang :D *kkkk~. Ok, disini author pake cast abang Wonie, yang rambutnya masih jaman2 dulu *maksudnya rambut rada panjang*, kenapa author bilang gini? Karena author tak lupa dengan memasang cover. Tapi mian, coverx berupa kartun anime yang aku temuin di internet. Dengan tokoh cewek yang author buat sendiri. No bash no fanwar ea . . . J No copas juga... Happy reading. (Mian untuk typo.nya yah)

Author : G.ae
Cast :
-          Choi Siwon
-          Jung Eun Ri
-          Other cast you’ll find later
Length : Oneshoot
Genre : Romance, gaje
PG : 18+ (tenang, tanpa NC ^^)

Eun Ri POV
@kamar
Pagi ini benar-benar cuaca yang cerah. Mataku ingin ku pejamkan sekali lagi karena sinar matahari yang menyeruak masuk dan memaksaku untuk bangun. Hari apa sekarang? Hari minggu? Tapi sepertinya bukan hari minggu, karena sejak tadi eomma mengomel dari luar kamar meneriaki namaku.

“ Eun ri-yya... Ireonna.. ppali.. nanti kau terlambat!! ” aishh...ternyata bukan hari minggu. Ku paksakan tubuhku bangkit dari kasur dan segera masuk ke kamar mandi dengan mata yang masih setengah terpejam. 2 kali kepalaku terantuk tembok saking ngantuknya. Gara-gara semalam aku begadang mengerjakan pr dari Choi seosangnim. Aigoo~ aku baru ingat. Hari ini jam pertama pelajaran bahasa inggris, dan kalian tau, Choi seosangnim yang mengajarnya. Guru kesayanganku yang satu itu, meskipun selalu galak padaku, entah mengapa aku selalu menyukainya.
Segera ku bergegas mandi, beres-beres, dan segera turun untuk sarapan. Buru-buru ku bergegas berangkat tanpa perlu menghabiskan sarapanku. Biarlah eomma marah, yang penting aku tak terlambat hari ini. Meskipun terlambatpun, aku senang jika Choi seosangnim yang memarahiku.

@sekolah
Sengaja ku pelankan langkah kakiku melewati ruang guru, agar aku bisa bertemu dengan Choi seosangnim dan berjalan bersamanya menuju kelasku. Ku lirik sekilas, ternyata Choi seosangnim tidak ada di mejanya. Aigoo~ dia pasti sudah masuk kelas. Buru-buru ku percepat langkahku menuju kelas karena kelasku ada di lantai 2.

Sesampainya di kelas, benar dugaanku. Choi seosangnim sudah mengeluarkan bukunya dan membukanya. Ku buka pintu kelas secara perlahan dan tersenyum polos.
“ Annyeonghaseyo. Mianhae, seosangnim. Apakah aku terlambat? ” ku tatap choi seosangnim yang juga menatapku di balik kaca matanya. Tajam, tapi itu yang ku suka. Tampak terlihat sangat tampan.
“ Masuklah, kau tepat waktu. Baru saja aku ingin mengabsen. Duduklah di tempatmu. ” suaranya datar dan sedikit ada penegasan di dalamnya. Aku hanya bisa tersenyum menatap guru kesayanganku ini tidak mengomel lagi padaku.

Ku keluarkan buku bahasa inggrisku dengan santai dan tetap tersenyum tenang. Tapi tunggu dulu. Dimana buku tugas bahasa inggrisku? Aigoo~ mana? Jangan katakan jika buku itu ada di...
“ Aiiisshh...ketinggalan. Paboya..issshh...eotthoke..eotthoke...” aigoo~ aku benar-benar bodoh. Kenapa aku meninggalkan buku tugasku di meja belajar? Aiisshhh...paboya! Ku lirik taemin yang ada di sebelahku yang sedang asyik membuka buku tugasnya dan mengeceknya kembali. Ku lirik choi seosangnim, tampaknya beliau sedang mengabsen. Aisshh...eotthoke? bisa-bisa aku dapat hukuman lagi seperti waktu itu.

“ Jung eun ri. Jung eun ri? Jung eun ri hadir? ” aku sibuk berkutat dengan pikiranku sampai-sampai aku tak memperhatikan choi seosangnim memanggil namaku. Aigoo~ eotthoke...bukuku..padahal aku sudah mengerjakannya sampai aku harus lembur tadi malam. Iisshhh...

Took..toook..toookk..

Ku lirik asal suara barusan, ternyata dari arah mejaku. Ku tatap tubuh tegap choi seosangnim menjulang di hadapanku dengan 1 tongkat kayu kecil yg biasa dia pakai untuk mengajar, dan...tatapan matanya yang tajam dan teramat kesal.

“ Jung eun ri-ssi. Kau dengar aku ? ” aku hanya termangu dan diam. Bingung, memangnya tadi seosangnim bilang apa? Aku hanya menggeleng kecil. Choi seosangnim mendesah menahan marah, sepertinya.

“ Nanti, datang ke ruanganku dan ada yang ingin ku sampaikan padamu. ” aku hanya bisa melongo, mwo? Aku ke ruangannya? Untuk apa? Ku tolehkan kepalaku pada taemin.

“ Taemin-ah, tadi...seosangnim memangilku? Dia bilang apa? ” taemin mendesah dan menggeleng-gelengkan kepalanya. “ Beliau mengabsenmu tadi, sekalian menanyakan tugas bahasa inggrismu. Kau sedang apa? Melamun pagi-pagi begini. ” aigoo~ pantas saja seosangnim marah. Isshh... semoga saja bukan panggilan orang tua. Mana mungkin hanya karena ini harus panggilan orang tua.

“ Eun ri-ssi, silahkan maju dan kerjakan soal no.5. bawa juga buku tugasmu ke depan. ” DUARR!! Gawat. Eotthoke..eotthoke... Ku lirik taemin yang saat itu sedang menatapku khawatir. “ Taemin, bisakah aku pinjam bukumu? Aku tidak...”

“ Eun ri-ssi. Silahkan maju ke papan. Aku tidak menyuruhmu memanggil taemin. Aku menyuruhmu mengerjakan soal nomor 5. Kau mengerjakan tugasmu, bukan? ” DEG!! Mampus aku. Aiishh...hari ini kenapa sesial ini sih.

Terpaksa aku maju ke depan tanpa membawa buku. Seosangnim tampak menatapku bingung. Ku tatap wajahnya, dahinya berkerut, sepertinya marah. Aishh...blank! otakku rasanya kosong. Aku tidak tau harus mengisi apa. Aigoo~ aku kan sudah mengerjakannya, kenapa lupa? Isshh...

“ Eun ri-ssi. Mana bukumu? Kau mengerjakannya, kan? Jangan merasa paling pintar...maju ke depan mengerjakan tugas tanpa membawa buku pr. Dimana buku tugasmu? Berikan padaku..sekarang. ” 

GLEK!! Mampus..matilah aku..

“ Mianhae, seo...sangnim... Aku sudah mengerjakannya, tapi...aku tak membawanya. ” aku takut seosangnim marah besar di hadapanku. Meskipun aku menyukai caranya memarahiku, tapi kali ini tidak. Aku benar-benar takut.

“ Huffhh..tapi kau mengerjakannya kan? Kalau iya, sekarang kerjakan nomor berapapun. Jika kau benar-benar mengerjakannya, kau pasti masih ingat. Sekarang kerjakan. ” seosangnim lagi-lagi memarahiku dengan menggunakan gestur tubuhnya. Itu yang membuatku menyukai caranya memarahiku.

“ Mianhae, seosangnim. Aku tidak bisa mengingatnya. Aku benar-benar...”
“ Cukup. Nanti kau harus ke ruanganku, jika aku belum datang, tunggulah di mejaku. Taemin, silahkan maju nomor 1. Key, jonghyun, minho, onew, sungmin, hyuk jae, donghae, yesung, dan ryewook. Pilih dari nomor 2-10 dan kerjakan di papan. Dan kau, kembali ke tempat dudukmu. ” tubuhku lemas. Aigoo~ aku malu sekali.

@ruangan Choi
“ Sudah 5x kau seperti ini, eun ri-ssi. Kau tidak suka pelajaranku? ” aku hanya bisa tertunduk malu di hadapan choi seosangnim. “ Aku menyukai pelajaranmu, seosangnim. Hanya saja, hari ini aku benar-benar buru-buru. Sampai buku tugasku tertinggal di rumah. ”
“ Jika kau menyukai pelajaranku, kenapa kau selalu seperti ini dan mengulanginya sampai 5x dalm bulan ini? Hmm..? ” ingin ku bantah kata-kata seosangnim, tapi seosangnim sudah beranjak dari tempat duduknya. Seosangnim berdiri tepat di belakangku.

“ Kalau seosangnim tak percaya padaku, aku bisa membuktikannya pada seosangnim. Nanti, pulang sekolah, aku akan langsung kerumah seosangnim dan mengantarkan buku tugas bahasa inggris. ” ku rasakan seosangnim berdiri sangat dekat di belakangku. Bisa ku cium aroma parfumnya yang membuatku jadi menggila karena parfum itu.

“ Kau yakin, ingin mengantarkannya kerumahku? ” geli, merinding, seosangnim berbisik di telingaku. Terdengar tajam, hanya saja, bagiku...kata-katanya sungguh hangat di telingaku. Ku anggukkan kepalaku meyakinkan seosangnim kesayanganku ini.

“ Hmm, baguslah. Jarak dari sekolah berapa menit? Agar aku bisa menghitungnya. ” aigoo~ guru ini menyebalkan sekali. “ 20 menit, seosangnim. ” ku llihat seosangnim mengangguk berulang-ulang.
“ Baiklah, ku beri kau waktu 50 menit pulang pergi dari rumahmu ke apartemenku di daerah sekitar sekolah ini. Arasso? Kalau kau terlambat, ku anggap kau tak pernah mengerjakan tugas dan ... panggilan orang tua, tentunya. ” senyum evil di wajahnya itu, benar-benar membuat tekadku semakin menjadi-jadi.

“ Baiklah, seosangnim. ” tunggu, aku tidak tahu apartemen nomor berapa. “ Ingat, apartemenku di lantai 3 nomor 147. ” aigoo~ seosangnim memakai jurus membaca pikiran orang lain. Aku mengangguk dan segera bergegas pergi.

Di dalam bus aku mulai gelisah. “ Kenapa bus ini pelan sekali sih? Aishh...aku bisa terlambat nih. ” sambil ku lirik jam tangan biruku yang menempel erat di pergelangan tanganku. “ Seosangnim tampan, tapi kejamnya itu...issshh.. Kalau tidak tampan, aku pasti lebih memilih panggilan orang tua dari pada melayani guru itu. ” ku sandarkan kepalaku pada jendela bus. Angin semilir menyejukkan tubuhku.

Eun Ri POV End

Author pov
“ Baiklah seosangnim. ” segera eun ri bergegas berlari dan pulang dengan cepat. Siwon menatap tubuh kecil eun ri berlarian kecil keluar gerbang. Tersirat senyum disudut bibirnya yang menghasilkan lesung pipit yang menurut author sangat teramat *entahalah, author tak bisa menjelaskannya*.

Siwon segera bergegas masuk ke dalam mobil silver pribadinya dan langsung menuju apartemennya yang lumayan mewah. Saat di elevator, di liriknya sesekali jam tangannya, masih ada waktu 25 menit menuju kesini. Senyum siwon terus mengembang sampai ia selesai berganti pakaian dan duduk dengan santai di ruang tamunya yang minimalis sambil menonton televisi. Di lihatnya jam dinding putih yang bertengger di dekat tv, kurang 10 menit.

“ Kemana dia? Lama sekali. ” akhirnya siwon memilih tidur-tduran di sofa putih gadingnya dan mencoba memejamkan mata. Tak lama setelah siwon memejamkan mata, bel apartemennya berbunyi. Siwon segera beranjak dan membuka pintu. Di lihatnya eun ri terengah-engah seperti habis berlari.

“ Hahhh...mm...mianhae, seosangnim. Apakah aku terlambat? ” siwon segera melihat jam di dinding. “ Tepat waktu. Masuklah. ” eun ri mengangguk dan segera bergegas masuk. Eun ri mengedarkan pandangannya ke seluruh isi ruangan apartemen minimalis guru bahasa inggris kesayangannya. Baru kali ini eun ri berkunjung ke apartemen guru (yang seorang namja dan sexy,free,single kkk~), padahal sudah hampir 2 tahun eun ri selalu bertemu dengan sang seosangnim yang paling tampan ini di sekolah dan sudah sangat mengenalnya.

“ Duduklah. Kau ingin minum apa? ” siwon membuyarkan lamunan eun ri. “ Emm..tidak usah repot-repot seosangnim. Aku kemari hanya ingin memberikan tugas ini. ” siwon menghela nafasnya, “ Kau kan habis berlari saat kesini. Jadi sebaiknya kau minum. ” tanpa menunggu protesan dari muridnya, siwon segera mengambil air minum dingin dan memberikannya pada eun ri.
Eun ri meminumnya segera. Setelah selesai, eun ri segera menyambar tasnya dan siwon segera mencegah tangan eun ri untuk membuka resleting tas. (*baca bagian ini, author kyk gimanaaa gitu. XD) Keduanya bertatapan sebentar.

“ Hmm, mianhamnida, seosangnim. Saya ingin mengambil buku tugas yang tidak saya bawa tadi. ” ya, siwon tahu tujuan siswi cantik kesayangannya ini kemari, ke apartemennya. Tapi siwon tiba-tiba, entah mengapa melakukan hal itu. Mencium kening eun ri secara tiba-tiba.

Eun ri terpaku, membeku, menatap siwon (guru kesayangannya yang amat di sukainya) bingung. Siwon menatap siswi cantik dihadapannya dalam. Seulas senyuman hangat dan lesung pipit menghiasi wajahnya. Di belainya pipi eun ri lembut. Eun ri masih hening, takjub, tak percaya.

“ Kaget, kan? Hmm, bapak...ah, ani. Aku memang sengaja menyuruhmu kemari, eun ri-ah. Aku merindukanmu. ” senyum lagi. Deg! Deg! Deg! Jantung eun ri mendadak berpacu cepat.

“ Wajahmu memerah. Kau malu, kan? Hehe, mianhae. Jika sifatku ini tidak pernah ku tunjukkan di hadapanmu saat di sekolah. ” eun ri masih terpaku, bingung harus bagaimana. Apalagi ‘guru kesayangannya’ itu bilang, wajahnya memerah. Di sentuhnya pipinya sendiri, benar-benar memalukan..pikir eun ri salting.

“ Mianhae, seongsangnim. Maksud seongsangnim...apa ini? Eun ri tidak mengerti. ” wajah polos eun ri menambah rasa gemas siwon untuk mencubit pipinya. Sifat kekanakan siwon yang tak pernah eun ri tahu. Karena selama ini gurunya itu selalu bersikap dingin padanya, selalu membentaknya meskipun salah ataupun tidak. Jika di ingat kembali, saat eun ri mulai menyukai siwon pada pandangan pertama.

~flash back 2 years ago~

“ Emm, eun ri-ah. Kau tahu, ada guru bahasa inggris baru pengganti Mrs. Jane. Menurutku dia tampan juga dan sedikit modis. ” key mulai mengeluarkan pendapatnya sambil menimbang-nimbang pendapatnya.

“ Dan hari ini, dia pertama kali mengajar di kelas kita. ” ryewook menyambung perkataan key tanpa jeda dengan sangat antusias. Eun ri tampak tak begitu menghiraukan. “ Mungkin, lagi-lagi gurunya membosankan. Payah. ” eun ri beranjak dari tempat duduknya dan segera keluar kelas, menuju toilet. Di koridor lantai 1 terdengar jerit antusias para siswi, eun ri tak menghiraukan. Saat eun ri mulai melewati  koridor lantai 1, jeritan siswi semakin memekakkan telinga. Eun ri memutar bola matanya kesal. Eun ri melewati segerombolan siswi yang bergerombol menutup jalan. Melewati segerombolan sesama siswi kelas 1 yang menurut eun ri sudah mulai gila. Setelah berhasil di terobos, eun ri segera bergegas menuju toilet dan melewati kantor.

Penasaran dengan apa yang di bicarakan semua siswa, eun ri mengintip sebentar. Dan disanalah eun ri bertemu pandang dengan siwon. Deg,deg,deg,deg! Jantungnya berdegup kencang. Keduanya saling bertatapan selama 10 detik. Eun ri sadar dan segera pergi menuju toilet. Di sentuh dadanya yang berdegup kencang. “ Ya tuhan...ada apa dengan jantungku. Siapa namja tadi? Murid baru? Aisshh...tidak mungkin. Pakaiannya saja pakaian....jangan-jangan. Dia guru baru itu? Aigoo~ kyeoptaa...” eun ri berbicara sendiri di dalam kamar mandi.

Saat kembali ke kelas, di dapatinya namja yang tadi bertemu pandang dengannya di kantor. Mendadak eun ri membeku, diam di tempat. Namja itu, aishh... seongsangnim itu menatap eun ri. Semua teman sekelas eun ri menatap eun ri dan guru baru itu bergantian. “ Ehem...can we started, Mr. Choi? ” key mencairkan suasana yang terasa aneh dan canggung bagi eun ri dan siwon.
Akhirnya hari partama siwon mengajar begitu mulus, dan siswa-siswanya menikmati cara mengajar siwon, kecuali para siswi yang tak bisa berkonsentrasi pada pelajaran. Termasuk eun ri yang terus menerus menatap Mr. Choi sambil tetap tersenyum. “ Sepertinya, aku menyukaimu, Mr. Choi. Sekarang aku baru percaya, love at first look. ” eun ri berbicara pelan sambil tetap memandang sang guru baru.

Hari demi hari di lewati sang guru baru. Mr. Choi mulai menyukai kelas eun ri, karena siswa siswi di kelas eun ri mudah di ajak kerja sama dan sangat kompak. Dan hal yang di sukai eun ri adalah, saat sang guru tampan itu menjadi wali kelasnya meskipun hanya 3 bulan, di karenakan wali kelas sesungguhnya sedang sakit, dan Mr. Kang mempercayakan Siwon untuk menjadi wali kelas sementara di kelas X-3, kelas eun ri.

Tapi, sejak menjadi wali kelas eun ri, siwon selalu galak pada eun ri. Hanya pada eun ri, dan eun ri menyukai cara siwon marah dan membentaknya. Gestur tubuhnya saat memarahinya, membuat eun ri ingin sekali tertawa dan mencubit gemas sang ‘guru kesayangannya’. Satu kejadian yang tak bisa eun ri lupakan adalah saat Mr. Choi menyuruhnya ke ruangannya. Saat itu eun ri baru selesai olah raga dan baru akan mengganti kaos olahraganya dengan seragam.

“ Eun ri.. kau di panggil mr. Choi. Dia menyuruhmu ke ruangannya. Cepatlah! Penting katanya. ” taemin memberitahu eun ri dari luar ruangan ganti baju. “ Aisshh..iyaa..iya tunggu sebentar. ” saking terburu-buru, eun ri lupa memasang kancing seragam bagian atas dan lupa memakai dasinya. Rambutnya yang blonde pendek sebahu sedikit berantakan, hanya di tempel jepit pita warna merah.

Tok..tok..tok..

“ Masuklah. ” eun ri segera bergegas memasuki ruangan siwon yang hening dan...wangi. Entah kenapa seorang guru baru seperti siwon sudah diberi ruangan khusus seperti ruangan wakil/kepala sekolah. Dan eun ri tidak memperdulikan itu. Saat masuk, siwon masih sedang asyik menulis sesuatu. Eun ri mulai gugup, takut-takut ‘guru kesayangannya’ itu menghukumnya lagi dengan hukuman yang aneh-aneh.

“ Seongsangnim, memanggilku? ” eun ri memberanikan diri bertanya saat siwon masih tetap tak memperdulikan eun ri yang sudah ada di hadapannya. “ Hmm, duduklah. Ada yang ingin ku bicarakan padamu. ” eun ri tak bergeming, tetap berdiri di tempat. Siwon menatap eun ri yang masih terdiam di tempat. “ Kau tidak mau duduk? ” eun ri menggeleng sambil tersenyum simpul.
Siwon menutup bukunya dan kembali memandang eun ri. “ Kau tahu, tujuanku memanggilmu kesini? ” eun ri kembali menggeleng, polos. Siwon menarik nafas, “ Berhentilah menjadi siswi genit yang mencoba mencari perhatian guru baru nan tampan sepertiku. Kau tahu eun ri-ssi, aku merasa...” kata-kata siwon terhenti, saat siwon menatap eun ri dan turun...ke seragam eun ri yang tidak di kancing. Glek! Siwon menelan ludah, dag dig dug jantungnya berpacu. Entah perasaan apa ini. Lalu di tatapnya lagi eun ri, wajahnya yang polos dan senyum kecil membuat jantung siwon bergetar lagi.

“ Seongsangnim, kata-katamu menggantung. Bisakah kau melanjutkannya dengan cepat? Saya buru-buru...” siwon tak melapaskan pandangannya dari eun ri. Eun ri pun tak menyadari perubahan sikap gurunya itu. Keduanya masih bertatapan. “ Ah, sudahlah lupakan. Tapi pada intinya, berhentilah mencari perhatian dariku. Hmm...aaa..aku merasa tidak nyaman. Ittu...saja. Pergilah! ” segera pandangan siwon di alihkan ke arah lain. Di usirnya perasaan janggal itu dari pikirannya. ‘ Mana mungkin aku mulai menyukai muridku sendiri? Aisshh...sadarlah siwon.’ Pikiran siwon mulai kalut tentang pemikiran-pemikiran seperti itu.

Eun ri memiringkan kepalanya bingung. “ Baiklah, mianhamnida seongsangnim. ” eun ri membungkuk sambil menatapnya. Eun ri kembali menatap siwon sekilas dan memberikan senyuman terbaiknya, di sertai kerlingan matanya yang mampu membuat namja melayang jatuh cinta. Begitupun yang di alami siwon sekarang. Eun ri sudah keluar dari ruangan siwon, dan siwon segera menarik nafas dalam-dalam. ‘Fffuuhh...jantungku...ada apa denganmu, eoh?’ siwon bertanya pada dirinya sendiri sambil menyentuh dadanya yang masih bergemuruh.

Setelah kejadian itu, siwon semakin bersikap dingin dan suka sekali membentak eun ri jika salah sedikit. Itu demi siwon menghilangkan perasaan anehnya. Saat naik kelas 2 pun, siwon kembali menjadi guru bahasa inggris di kelas eun ri. Eun ri? Tentu saja dia riang gembira setelah mengetahui guru kesayangannya mengajar di kelasnya, di tambah lagi, kali ini wsiwon benar-benar menjadi wali kelas tetapnya. Eun ri jadi semakin mudah menggoda dan mencari perhatian siwon. Dan siwon? Dia panas dingin tiap kali meladeni siswi cantik nan genit seperti eun ri. Sikap eun ri yang manja membuat siwon kepayahan mengatasinya, dan selalu berakhir ‘di dalam ruangan siwon’. Dan saat menjelang kenaikan kelas, siwon semakin menyadari perasaannya pada siswi kesayangannya itu, eun ri.

~flash back end~

Author POV

“ Isshh... waa, sakit seongsangnim. Kenapa kau mencubitku seperti itu? ” eun ri mengelus pipi chubbynya yang tampak memerah akibat perbuatan tangan siwon. Siwon terkekeh dan membelai puncak kepala eun ri.

“ Kau tahu? Seharusnya aku tak memiliki perasaan aneh ini padamu. Tapi entah mengapa, 3 tahun sudah aku menjadi gurumu, 3 tahun sudah aku selalu bertemu denganmu di sekolah, dan 2 tahun sudah, aku memendam perasaan aneh ini padamu. Tak sepantasnya sih, but, finally, I wanna say it to you. ” siwon menggenggam tangan eun ri lembut, menatapnya lembut tapi ada sirat keseriusan disana.

“ Emmm...maksud seongsangnim apa? Eun ri tidak mengerti. ” eun ri menatap siwon polos, dahinya berkerut. Jantungnya berdetak kencang, bergemuruh. ‘ Ige mwoya? ’ eun ri menyentuh dadanya perlahan, merasakan detak jantungnya yang bergemuruh. Siwon mendekatkan wajahnya pada eun ri, eun ri tanpa sadar memejamkan matanya perlahan.

Siwon mengecup bibir eun ri pelan, namun hangat, dan penuh dengan rasa cinta. Keduanya memejamkan mata. Siwon melepaskan ciumannya, eun ri membuka matanya perlahan, tampak raut wajah bertanya. Siwon tersenyum lagi, “ Saranghae..jeongmal saranghae, eun ri-ahh. ”

Deg! Duarrr! Jantung eun ri serasa meledak mendengar pernyataan mengejutkan dari guru kesayangannya yang juga sangat di cintainya itu. Entah setan dari mana, eun ri segera mendekatkan wajahnya pada wajah siwon lalu mengecup pipi siwon. “ Nado saranghae, seongsangnim. Jeongmal  saranghaeyo. ” eun ri berbisik lembut di telinga siwon yang otomatis membuat namja itu merinding geli. Eun ri tersenyum manis menatap mata siwon yang membuatnya semakin jatuh cinta. Siwon tersenyum sedikit kecewa, ‘ kenapa harus di pipiku? ’. eun ri seakan membaca pikiran siwon dan segera mencium bibir gurunya itu. Siwon merespon senang, dan keduanya saling melumat lembut.
Siwon melepaskan ciumannya dan menatap eun ri dalam. 

“ Saat ini, tidak ada kata guru dan murid. Aku tak perduli jarak usia kita yang jauh. Yang penting, aku mencintai dan menyayangimu. Sangat dan sungguh menyukaimu. Murid perempuanku yang paling manja, genit, dan yang paling manis ini sudah berhasil merebut hatiku. Saranghae..eun ri-ahh. Jadikan ini cinta rahasia kita. Jangan sampai ada yang tahu, ne? ” siwon mencubit hidung mancung eun ri dan kembali mencium bibir yeoja itu singkat. Eun ri tersenyum dan mengangguk polos.
Lalu siwon mengangkat tubuh kecil eun ri ke pangkuannya. Eun ri terkejut dan refleks mencubit hidung siwon yang tak kalah mancungnya. 

“ Oppa, kau ini ada-ada saja. Hehehe.. Aku ini berat. ” siwon tertawa kecil dan kembali mencubit pipi chubby eun ri gemas. “ Kau ini ringan, chagiya. Tubuh kecilmu ini juga bisa ku sembunyikan dalam bajuku, tau. ” kembali keduanya tertawa bersama, dan kembali menyatakan cinta satu sama lain. Lalu kembali keduanya berciuman hangat dan lama. Saling menyampaikan rasa cinta masing-masing.

. . . .

@sekolah – kelas (keesokan harinya)
“ Seongsangnim.... aku ingin bertanya padamu. Bolehkah? ” eun ri bertanya pada siwon di saat-saat siwon sedang menerangkan pelajaran. Saat siwon menatap eun ri, eun ri mengerling genit dan tersenyum manja. “ Apakah seongsangnim sudah memiliki, yeojachinguu...? ” siwon menelan ludah dan melotot ke arah eun ri terkejut. Eun ri hanya tertawa kecil menatap ekspresi siwon, dan seluruh siswa siswi di dalam kelas menatap eun ri marah sekaligus bingung.

“ Ya! Jung eun ri! Istirahat nanti, datanglah ke ruanganku! Arrasso? ” bentak siwon kesal sekaligus gemas. Dan eun ri? Dia hanya terkekeh geli menatap ekspresi siwon seperti itu.


END
Hahaha...aneh...gila...17+ sih sebenernya ya? Kkkk~ eotthe? Jelek? Gaje? Hihihi... mianhae, ini di buat pas lagi ngantuk-ngantuknya. Mian kalo ada typo yang salah, ne? Hehehe... RCL PLEASE... Annyeong... ;) *no COPAS, NO BASH, OK?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar