Minggu, 30 Desember 2012

[FF Longshoot ~ Sequel From My Secret Love] My Special Choi



Buing..buing..buing.. :D
I’ll be back, huh? Kekeke~ Syukurlah, ada yg minta sequel juga. Ini pun sudah aku usahakan dengan sebaik-baiknya, mencari waktu luang untuk mendapat inspirasi sekaligus mood yang baik. Eonnie yang sudah minta sequel dari story-nya Bang Siwon kemarin, ini sudah ku usahakan di buat sequel, dan semoga suka. Ehehehe... But, semoga tidak kecewa lagi karena alur yang kemarin aja kecepetan. Enjoyed...

Author : Song Ji Ae
Cast :
-          Choi Siwon
-          Jung Eun Ri (OC)
-          Jung Jinyoung (B1A4)
-          Choi Minho (SHINee)
-          Other cast you’ll find later
Length : Oneshoot
Genre : Romance, gaje
PG : T





~ Eun ri POV ~

Hmm...cuaca pagi ini terlalu cerah untukku. Dan di tambah lagi dengan udara yang kelewat...panas. Dan saat ini, cuaca masih tetap saja panas mulai dari jam pelajaran awal yang berlangsung sampai jam terakhir hari ini. Bosan.. atau mungkin karena hari ini tidak ada pelajaran namja chinguku tersayang? Ahaha....apa-apaan diriku? Ternyata kalau di pikirkan kembali, aku hanya semangat bersekolah jika ada mata pelajaran dari namjachinguku yang baru 1 minggu kami resmi menjadi sepasang kekasih, meskipun ini masih menjadi rahasia kami berdua.

. . .

Aku benar-benar merindukan namja itu.. di mana dia? Meskipun tidak mengajar di kelasku, setidaknya dia mengajar di kelas lain.
Ku arahkan langkah kakiku melewati kantor guru. Ku lirik meja guru siwon oppa. Nihil. Dia kemana saja? Apa mungkin sedang sakit atau ada masalah sampai-sampai tidak bisa mengajar? Atau mungkin ku jenguk saja nanti di apartemennya?
Segera ku bergegas kembali ke kelas, mencoba mengirim pesan pada sang Guru tersayang.

To : My Chagiya
Oppa, kau sakit? Kenapa tidak masuk hari ini?kau tau? Aku merindukanmu..

Send...

Sekarang hanya bisa menunggu. Setelah hampir setengah jam menunggu balasan smsnya, akhirnya ada sms masuk. Rasa deg-degan dan takut akan apa yang ia baca, kini melanda hatinya. Di lihatnya layar handphonenya.
“ Sial, dari operator. Huh. ” ku banting handphoneku ke dalam tasku. Kembali menunggu. Aku benci menunggu.

Ting nung.... [suara nada pesan]

Aigoo~ pasti operator lagi. Dengan malas ku balik handphoneku yang semula terbalik.
“ Oppa..”

From : My Chagiya
Aku baik-baik saja chagiya.. hanya ada keperluan di rumah, dongsaengku baru saja datang dan berlibur disini. Bagaimana belajarmu hari ini? Adakah kemajuan? Hehehe...nan neomu bogoshippo, my little chagiya. :*

“ Aigoo~.. oppa... Ku pikir kau sakit. Hmm.. ” segera ku tekan tombol memanggil, karena aku benar-benar merindukan suaranya. Untung saja tidak ada guru hari ini. 3 kali deringan, menunggu.

Tdrekk.. (bunyi telp di angkat)

“ Yeoboseyo? Oppa? ” jantungku berdebar kencang, gugup. “ Yeoboseyo. Nuguseyo? ” suara berat, asing. “ Nan nuguya? Siwon oppa, eodi? ” tak ada jawaban. Kemana oppa?

Tut..tut..tut.. Sial, telponnya di matikan. “ YA! Mwoyaa..! Ishh.. ” ku masukkan kembali kedalam tas. Pasti tadi dongsaeng oppa. Kenapa semenyebalkan itu? Ishh..

Kring..kring..kring.. (bunyi nada dering)

Siwon Oppa Calling...

“ Yeoboseyo...? ” ku tahan amarahku jika dongsaeng oppa lagi yang berbicara denganku.
“ Mianhae, eun ri~ahh. Tadi minho yang mengangkatnya karena aku sedang di kamar mandi. Apa yang dia katakan padamu tadi? Tidak yang aneh-aneh kan? ” suara oppa terdengar cemas. Untunglah, bukan si namja bernama minho itu lagi.

“ Gwaenchana oppa. Dia hanya mengatakan yeoboseyo, nugu, lalu di tutup. Jutek sekali oppa dongsaengmu. Ishh.. ” ku remas-remas ujung rokku kesal.
“ Ahahaha, mian. Dia orangnya memang seperti itu. Tidak ingin banyak bicara dengan orang asing. Maka dari itu, langsung menutupnya. Lagipula, ini kan handphoneku, jadi dia tidak berani. ” aku tetap saja manyun menahan kesal.

“ Arasso, aku maklumi. Oppa, besok oppa ada acara? Hari ini kan hari sabtu, jadi... mau tidak, menemaniku jalan? Ada satu tempat yang ingin ku kunjungi. Bisa? ”

“ Hmm? Aku tidak bisa janji,chagiya. Aku ada jadwal dan janji dengan orang lain. Mian ne~.. Nanti jika tidak jadi, aku akan menghubungimu. Ne? ” kecewa. Tentu saja. Hufh.. padahal selama 2 minggu jadian ini, aku tidak pernah kencan dengan Siwon oppa.
“ Arasso.. Aku tau oppa sibuk. ” tubuhku lemas rasanya. Ku tempelkan kepalaku di meja,menatap kosong jendela kelas. Perkataan Siwon oppa pun tidak ku dengar sama sekali.

Tut.. ku putuskan telpon begitu saja, tanpa tau oppa sudah selesai bicara atau tidak. Kesal, tentu saja. Oppa lebih mementingkan janji dengan orang lain.

~Eun Ri POV End~

....
~Siwon POV~

“ Arasso.. Aku tau oppa sibuk. ” ku dengar nada bicaranya seketika berubah. Mianhae, eun ri~ahh. Aku sudah ada janji akan bertemu dengan seseorang.
“ Mianhae, jeongmal eun ri~ahh. Aku janji, lain kali aku pasti bisa berkencan denganmu satu hari penuh. Kau ingin pergi kemanapun, akan aku temani. ”

Trekk.. *bunyi telpon terputus*

“ Aisshh... apa yang kau lakukan siwon~ahh? Mengecewakan yeojachingumu hanya karena ingin bertemu dengan seseorang, yang sebenarnya tidak begitu penting juga. ” ku acak-acak rambutku kesal. Pasti dia marah. Ya..pasti.
“ Siapa dia hyung? ” ku tolehkan wajahku ke arah dongsaengku frustasi. Tampak wajahya yang datar dan cuek. Pasti dia mengira yang menelpon adalah Ha Na. Padahal bukan.

“ Itu, yeojachinguku, Minho~yya. ”
“ Cih, baru lagi? Murid hyung lagi? ” ku lihat minho berjalan menuju dapur dan duduk sambil meminum jus jeruknya.
“ Hmm? Nde~. Tapi aku tidak akan seperti itu terhadapnya, tidak seperti yang dulu-dulu. Kau jangan salah sangka dulu. ” ku tatap mata dongsaengku ini secara serius, dan balasannya tetaplah datar dan sedikit malas.

“ Basi. Hyung selalu mengatakan hal itu padaku setiap kali hyung mendapat pacar baru. Kau tau, hyung? Itu menyakitkan. Kasihan perasaan mreka yang hyung permainkan. Sudahlah hyung. Belajarlah serius, seperti hyung menyayangi Ha Na noona. Meskipun noona yang mengkhianati hyung. ” minho menatapku kesal. Sorot matanya tidak seperti biasanya.

“ ... ” entahlah, aku tidak tahu harus bicara apa lagi jika minho sudah seperti ini.

“ Apa karena kejadian itu, hyung menjadi seperti ini? Mendekati murid hyung yang cantik-cantik dan membuatnya menyukai hyung. Lalu setelah bosan, hyung putuskan begitu saja? ”

JLEB! Jantungku serasa di hantam benda keras. Apa benar begitu? Padahal minho hanya pulang kesini 5x dalam 6 bulan dikarenakan sekolah asramanya, tapi dia tau banyak. Sedangkan aku, aku tidak tau diriku sendiri dan perasaanku sendiri.
Tapi kali ini, aku merasakan hal yang berbeda terhadap Eun Ri. Entah kenapa aku begitu menyayangi yeoja itu, seperti dulu aku menyayangi Ha Na.

“ Ani. Aku tidak akan seperti itu terhadap gadis ini, minho. Kali ini aku serius dengan perasaanku. ” tatapan mata minho tajam, meminta pertanggung jawaban atas kata-kataku tadi.

“ Ckckckck.. Hyung..hyung. Kau tetap sama. Kenapa kau tidak mencari yeoja yang seumuran denganmu atau 1 tahun di bawahmu? Dari pada mengencani yeoja 7 tahun di bawahmu, yeoja yang pantas di sebut adik olehmu, olehku juga. Ada apa denganmu hyung? ” gawat. Ada apa denganku? Kenapa aku hanya bisa diam? Apa karena memang benar seperti itu? Aku tidak bisa mengelak.

“ Baiklah. Terserah dirimu saja, minho~yya. Urusi saja urusan pribadimu sendiri, jangan ikut campur. Sudah ku bilang, kali ini aku serius dengannya. ” segera ku beranjak dari kursi dapur dan menuju kamar. Sial. Ada apa denganku? Kenapa bocah itu bisa mengetahui semuanya? Apa dia memata-mataiku selama ini?

“ HYUNG!!! KAU PENGECUT!! JANGAN LAMPIASKAN RASA KESALMU TERHADAP HA NA NOONA PADA YEOJA KECIL DAN LEMAH, YANG TIDAK TAHU APA-APA TENTANG MASA LALUMU, HYUNG!! ” ku dengar Minho berteriak dari arah dapur. Hah...bocah itu.

Ku rebahkan tubuhku di kasur, ku sembunyikan wajahku dari balik bantal wajah kuda pemberian Eun Ri saat hari jadian yang ke 2. Tersenyum, jika aku megingat hari itu. Begitu polosnya eun ri memberikan boneka ini padaku, padahal dia masih pelajar, dan tidak cukup banyak uang di dompetnya.

Yeoja itu, mengingatkanku pada Ha na. Meskipun jarak usia ha na dan eun ri berbeda 5 tahun, tapi sikap dan kepribadian keduanya hampir sama. Ku harap, eun ri tidak mengecewakanku... seperti ha na mengecewakanku dulu.
Siwon POV End

.....
~Author POV~

Malamnya, eun ri hanya menatap layar handphonenya degan tatapan kosong. Eun ri tidak sadar jika sejak tadi oppanya berada di belakangnya, menatap cemas eun ri yang jarang sekali murung.
“ Eun ri~ahh. Yeodongsaeng kesayangan oppa ini, apa yang kau pikirkan? Eung? ” Jinyoung mengelus lembut kepala eun ri. Eun ri hanya merespon ‘Emm..’ dengan nada datar.

“ Jinyoung oppa.. sejak kapan oppa ada di belakangku? ” eun ri tidak menolehkan kepalanya, tetap menatap datar handphonenya yang sepi.
Jinyong menghela nafas berat. Jinyoung sangat membenci eun ri yang seperti ini. Jinyoung pun berlutut disamping eun ri yang masih menatap kosong handphonenya.

“ Kau bertengkar dengan pacarmu? ” eun ri menggeleng.
“ Kau patah hati karena seseorang? ” eun ri menggeleng sekali lagi.
“ Kau kesal pada namjachingumu? ” eun ri mendadak bangkit dari tempat duduk dan menatap Jinyoung datar.
“ Aku tahu cara menghiburmu. Ikut oppa sekarang. ” jinyoung menarik lembut tangan eun ri yang kebas dan pasrah, lalu segera keluar dari kamar eun ri dan bergegas menyalakan mobil.

“ Oppa, mau kau ajak aku kemana? Aku tidak membawa jaket. ” eun ri kebingungan melihat tingkah Jinyoung yang selalu seperti ini, selalu mendadak berubah misterius.

“Sudah, diam saja. Kau hanya perlu duduk diam dan tidak protes jika aku bertingkah seperti ini. Arasso? Mumpung eomma tidak di rumah dan memberiku sesuatu yang besar. ” eun ri mengerutkan dahinya semakin bingung. Jinyoung hanya bisa tersenyum karena berhasil membuat adiknya ini penasaran (lagi).
Dengan jarak beberapa meter menuju tempat tujuan, Jinyoung menghentikan mobilnya dan mengeluarkan sebuah kain penutup mata milik eun ri.
“ Ya! Untuk apa oppa? Dan..kapan kau ambil ini dari kamarku? Ya...ya..ya.. oppa.. apa yg kau lakukan? ” jinyoung tidak menjawab dan hanya menutup mata eun ri sambil terkekeh geli.

“ Sekarang, ikut aku dan jangan mencoba mengintip. ” jinyoung pun turun perlahan dan menurunkan eun ri perlahan dari mobil.
Keduanya pun berjalan santai dan perlahan menuju tempat tersebut. Jinyoung hanya bisa tersenyum dan beharap yeodongsaengnya ini tidak cemberut lagi seperti tadi.

Sesampainya di pintu masuk, jinyoung masih belum membuka penutup matanya. “ Ya! Oppa. Bisakah aku membukanya sekarang? Mataku berkeringat. ” eun ri berusaha melepas, tetapi jinyoung melarangnya.

“ Psstt...sebentar lagi sampai. Nah, sss....sampaii... ” jinyoung melepas penutup kepala milik eun ri secara perlahan.
“ TADAAAA!!! ”

Eun ri mengerjap-kerjapkan matanya, mencoba menetralkan pandangannya yang kabur. Sempat terperangah beberapa detik, “ Uwah.. Oppa.. Ige...ige mwoya? ”

“ Selamat berbelanja, My Little Princess. ” Jinyoung mengedipkan satu matanya lalu menarik eun ri menuju stan-stan baju. Cerah. Bersinar. Cantik.
“ UWAAAHH...!!! OPPA..!! Kau inii... tau sekali kelemahanku. Tau sekali cara untuk mengembalikan moodku. Kyaaa...oppa..gomawo...!! ” seketika eun ri memeluk Jinyoung dan jinyoung memutar tubuh eun ri dalam pelukannya.

“ Oppa. Kau dapat uang dari mana? Kau yakin ingin membelikan aku pakaian? Kau kan tau, aku bisa berbelanja sampai jutaan. ” jinyoung hanya tersenyum bak malaikat penolong lalu menganggukkan kepalanya bahwa ia yakin dengan keputusannya mengajak dongsaengnya ini berbelanja.

“ Oppa, jeongmalyo? Jinja? Aku sedang tidak bermimpi kan? Auww...sakit. Ya! Oppa, siapa yang menyuruhmu mencubit pipiku? ” jinyoung kembali terkekeh geli. “ Hanya berusaha meyakinkanmu. Sekarang, pilihlah baju yang kau suka. Oppa ke mobil dulu. ” eun ri segera menahan tangan jinyoung.

“ Oppa sedang tidak bercanda kan? Oppa mau meninggalkanku? ” jinyoung mengacak-acak rambut eun ri gemas. “ Anio. Oppa salah parkir. Jadi, oppa mau parkirkan mobil dulu. Ara? Kalau tidak percaya, pegang dompet oppa. ” diserahkannya dompet jinyoung ke tangan eun ri dan bergegas pergi.

“ Boutiq ini tidak kalah bagus dengan yang di mall. Kenapa dari dulu aku tidak ke boutiq saja jika membeli baju? Aiguu~ yeppodaaa... ” eun ri segera bergegas menghampiri beberapa stan baju yang tergantung di setiap sudut dan mengambilnya. Menempelkannya dengan tubuhnya. Senyum sumringah terpancar di wajah cantik eun ri.

Seorang pelayan boutiq menghampiri eun ri yang sedang memilih-milih baju dan membantunya. Eun ri mencoba satu per satu pakaian yang di ambilnya dan sesekali menanyakan pendapat sang pelayan boutiq. Dan saat mencoba salah satu baju, eun ri menatap sepasang sepatu tepat di hadapannya. Di lihatnya Jinyoung sedang berpikir keras sambil meneliti pakaian yang di pakai adiknya.

“ Lumayan. Tapi, warnanya kurang cerah. Cari yang lain. ” eun ri selalu setuju dengan selera oppanya yang satu ini. Lalu eun ri berjalan lagi sambil meneliti satu per satu pakaian.

Jinyoung menghela nafas, “ Eun ri~yya. Lagi-lagi yeoja ini ceroboh. Lihat, dompetku dia letakkan begitu saja di ruang ganti. Untung tidak ada yang masuk, bisa gawat kalau di ambil orang. ” di ambilnya dompetnya lalu menghampiri eun ri dan menjitaknya pelan.

Dan belanja malam ini, berakhir dengan 10 potong baju, 2 potong celana, 3 pasang sepatu, dan 2 rok. Eun ri benar-benar sangat sumringah malam ini sambil menggandeng lengan Jinyoung dengan senang.

‘ Beginilah eun ri. Jika tidak begini, dia akan setres selama kurang lebih 1 minggu. Untung eomma memberiku kartu kreditnya tadi pagi.’ Batin Jinyoung lega.
“ Oppa, aku lapar. Ke restoran biasa yuk. Ehehe..” jinyoung hanya mengangguk senang lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Saat membeli pakaian tadi, untungnya eun ri mengambil inisiatif langsung memakai baju yang bisa di bilang dress yang tidak terlalu mini berwarna peach dan sepatu yang senada dengan bajunya. Jinyoung pun juga begitu. Eun ri sempat memaksa jinyoung membeli baju dan langsung di pakai.

‘ Kenapa seperti sedang ingin kencan saja? ’ pikir eun ri dalam hatinya. Di liriknya jinyoung yang masih fokus dengan jalanan yang sedikit ramai. ‘ Andai di sebelahku itu Siwon oppa, pasti malam ini lebih romantis. ’ pkiri eun ri sekali lagi sambil menggembungkan pipinya yang chubby.

Sesampainya di restaurant langganan eun ri dan keluarganya, keduanya masuk dan memilih tempat duduk yang tidak terlalu pojok. Seorang weitress menghampiri keduanya yang merupakan teman Jinyoung.

“ Uwah, ya jinyoung. Dongsaengmu ini semakin hari semakin cantik saja. Mau pesan apa, eun ri~ahh? ” eun ri hanya tersenyum lalu menyebutkan pesanannya. Jinyoung pun juga begitu. Setelah itu keduanya pun mengobrol sambil tertawa kecil.

Saking asyiknya, eun ri tidak menyadari jika ada sosok namjachingunya di belakangnya, 2 bangku di belakangnya. Siwon duduk menyantap makanan pesanannya bersama dengan minho. Siwon pun juga tidak mengetahuinya jika ada eun ri di belakangnya.

Saat pesanan datang, eun ri dan jinyoung menyantapnya dengan bahagia. “ Kau berhasil mengatasi masalah hatimu dengan belanja. ” eun ri tersenyum tenang sambil terus melahap makanannya. “ Kau tau oppa? Belanja adalah salah satu cara menghilangkan setres akut seperti aku ini. Ehehehe.. oppa ternyata masih ingat cara ampuh untuk mengembalikan moodku. Hehehe..” jinyoung pun tersenyum bangga sambil tetap makan dengan lahap.

“ Oppa, aku ke toilet dulu ne~. ” eun ri pun bergegas ke toilet karena sudah tidak mampu menahan panggilan alamnya. Saat menuju toilet, eun ri melewati meja siwon yang pada saat itu siwon sedang mengambil sendoknya yang terjatuh.

Dan saat itu pula, mata minho bertemu dengan wajah cantik eun ri. Bagaikan sebuah film drama, waktu serasa di perlambat, slow motion. Minho menatap wajah eun ri, terpaku sejenak akan kecantikan eun ri. ‘ Manis ’ kata pertama yang muncul di benak minho. ‘ Cantik ’ kata kedua yang meluncur begitu saja di benak minho. Eun ri hanya melintas tanpa menatap minho sama sekali.. Minho seperti melihat seorang malaikat melewatinya. Setelah sosok eun ri menghilang di balik lorong menuju toilet, minho menyentuh dadanya. Berdegup..kencang.

Siwon yang memperhatikan dongsaengnya itu hanya bisa mengerutkan dahinya bingung.
“ Kau kenapa? Seperti melihat hantu. ” minho masih terpaku dengan tangan di dada. Pandangannya kosong. “ Ani. Animnida, hyung. ” segera minho mengusir pikiran-pikiran tentang yeoja tadi.

“ Ayo kita pulang. Kau duluan saja ke mobil, aku mau membayarnya dulu. ” minho masih terpaku dan segera beranjak keluar restaurant saat tangannya di tarik Siwon. Setelah keduanya pulang, eun ri kembali muncul dan segera menuju meja makannya.

“ Oppa, ayo kita pulang. Aku sudah kenyang, dan mengantuk. Ehehe.. ” segera keduanya menuju kasir lalu bergegas pulang. Tapi, saat itu siwon dan minho sudah lebih dulu pergi dari tempat itu dan tidak melihat sosok eun ri...dengan seorang namja.

.....
Paginyaa...

“ Eun ri~ahh, bagaimana acara shoppingmu tadi malam, eoh? Melegakan? ” seketika eun ri menghentikan sarapannya.
“ Ya! Jinyoung oppa menceritakannya pada eomma? Aiguu~ ishh.. Oppaaaa!!!! ” eomma eun ri terkekeh geli melihat tingkah aegynya yang mudah sekali kesal.
“ Oppamu sudah berangkat kencan eun ri~ahh. ” eun ri hanya mampu manyun sambil kembali menyantap sarapannya. Di liriknya jam di dinding, jam 10.35. Hari minggu memang hari bermalas-malasan baginya, maka dari itu ia bangun siang.

“ Eomma, oppa cerita apa saja? Apa ada yang aneh-aneh? ” eommanya yang masih sibuk memasak hanya tertawa kecil.
“ Ani. Oppamu menceritakannya secara J.R.J. ” eun ri memalingkan wajahnya dan menatap eommanya bingung. “ Mworago? Apa itu? ” eun ri memiringkan kepalanya bingung.

Eomma eun ri berbalik dan menatap mata cemerlang nan polos milik anak perempuan satu-satunya itu secara  misterius.
“Jelas, Rinci, Jujur. ”
“ Kapan oppa menceritakannya? ” eun ri kembali melanjutkan sarapannya. “ Tadi pagi, saat si Little Princess eomma ini tidur. ” di cubitnya gemas hidung mancung eun ri.

“ Setelah ini, eomma ada acara apa? ”

“ Menuju kantor appamu. Tadi appamu telpon, dokumennya tertinggal. Tidak keburu juga sih. Mau ikut? Nanti dari kantor appamu, kita jalan-jalan, shopping lagi. ” eun ri seketika berdiri dan menghampiri eommanya senang dan mengangguk mengiyakan. Benar-benar shoppaholic.

Segera eun ri menuju kamarnya, mandi dan memakai pakaian yang ia beli tadi malam. Selesai mendandani dirinya, eun ri teringat handphonenya. Sejak tadi malam sepulang dari ‘berbelanja’ bersama jinyoung, eun ri sama sekali tidak menyentuh handphonenya dan tidak menyalakan handphonenya.
Saat di nyalakan, ada 10 sms masuk dan 5 panggilan tak terjawab dari : Siwon Oppa. Ada apa oppa menelponku? Dan telpon terakhir jam 7 pagi ini. Lalu di bacanya sms yang masuk. Rata-rata memang dari siwon.

Dan 3 sms sama di kirimkan oleh siwon pagi ini.

From : Siwon Opp
Chagiya, mianhae untuk yg kemarin. Kau masih marah? Kenapa handphonemu tidak aktif? Sepertinya hari ini janjiku dengan temanku sedikit di undur, jadi aku bisa menemanimu jalan hari ini. Eotthe? Jika ya, balas sms ini.
(07.20)

From : Siwon Oppa
Kau masih marah? Kenapa handphonemu tidak aktif? Sepertinya hari ini janjiku dengan temanku sedikit di undur, jadi aku bisa menemanimu jalan hari ini. Eotthe? Jika ya, balas sms ini.
(07.25)

From : Siwon Oppa
Kenapa handphonemu tidak aktif? Sepertinya hari ini janjiku dengan temanku sedikit di undur, jadi aku bisa menemanimu jalan hari ini. Eotthe? Jika ya, balas sms ini. Balaslah chagiya..
(07.50)

“ Hufh...pabo. ” eun ri berpikir sejenak lalu segera mengambil handphonenya dan menelpon Siwon. Tidak menunggu lama, siwon menjawab telpon eun ri.

“ Yeoboseyo, chagiya. Aku khawatir padamu. Kau kemana saja sampai kau mematikan handphonemu? ” eun ri menghela nafas.

“ Aku di rumah, hanya ingin beristirahat saja oppa. ” terdengar suara helaan nafas berat siwon di seberang telpon.

“ Bisakah...lain kali kau tidak seperti ini lagi? Tidak mematikan handphonemu? Kau tahu? Aku khawatir setengah mati. ” LIE! Eun ri meneriakkan satu kata itu dalam hatinya. Setengah mati? Namja hanya bisa mengatakan hal-hal dengan sedikit di dramatisir.

' Kenapa aku seperti ini? ’ eun ri bertanya pada dirinya sendiri, bingung dengan dirinya sendiri.
“ Ne~, arasso oppa. Jadi, oppa sekarang ada di mana? ”

“ Aku hampir sampai kerumahmu. Tunggu aku di depan ya? Tutt..” eun ri tercengang beberapa detik lalu segera keluar kamarnya dan menuju ke ruang tamu. Untungnya di ruang tamu di sediakan cermin, eun ri memeriksa penampilannya sejenak. ‘ Ok. ’

Eomma eun ri yang melihat perubahan anak perempuannya itu seketika menghampiri eun ri yang sedang asyik bercermin.

“ Aigoo~, umma belum siap sayang. Tunggu sebentar ya. ”
“ Anio umma. Aku...aku di ajak keluar dengan namjachinguku. Jadi, eomma tidak apa kan kalau eomma berangkat sendiri? ” eun ri berusaha meminta izin sepelan mungkin. Dan eommanya hanya tersenyum dan mengangguk kecil.

Dan orang yang di tunggu-tunggu pun muncul. Eun ri segera bergegas keluar setelah mengecup pipi kanan dan kiri eommanya dan menyuruhnya segera masuk ke kamar, agar eommanya tidak melihat Siwon, guru bahasa inggrisnya.

Setelah di rasa aman, eun ri segera keluar dan masuk secara tiba-tiba ke dalam mobil siwon.
“ Ada..orang tuamu? ” eun ri yang di tanya hanya mengangguk canggung. Siwon mengerti lalu segera menjalankan mobilnya.
Hening. Siwon dan eun ri tidak saling bicara. Hanya saling menatap jalanan yang ramai. Tentu saja ramai, ini kan hari minggu.

“ Oppa mau bawa aku kemana? ” nada datar eun ri membuat siwon menolehkan wajahnya dan menatap eun ri beberapa detik lalu kembali lagi menatap jalan. “ Ke tempat hiburan. Agar kau tidak jenuh denganku. ” eun ri hanya menyunggingkan senyum kecil. Berusaha mengusir rasa kesal terhadap namja di sampingnya.

Sesampainya disana, benar-benar ramai. Cuaca pagi ini begitu cerah. Siwon sekilas menatap wajah eun ri yang tampak bercahaya, cemerlang, dan sangat cantik di banding saat dia melihat eun ri di sekolah. Takjub, dalam beberapa detik siwon terpaku melihat gadis disampingnya itu berjalan dengan anggunnya. Dengan dress di atas lutut berwarna peach dengan sweater wol tipis warna sama dengan garis biru, legging hitam, sepatu coklat soft dengan heels 8cm, jepit pita warna senada dengan dress, rambut hitam panjang yang di gerai, dan terakhir tas kecil menggantung cantik di pundaknya. Siwon memperhatikan eun ri secara detail mulai dari atas sampai bawah.

“ Chagiya, ada yang salah dengan mataku? ” eun ri menolehkan wajahnya, menatap mata siwon yang sedang menatapnya juga. “ Mata oppa kenapa? Kelilipan? ” siwon menggeleng lalu tersenyum. Tampak lesung pipi yang menambah kesan manis di wajah dewasa siwon.

“ Anio. Apakah aku sedang bermimpi sekarang? Berjalan dan berkencan dengan seorang yeoja yang sempurna. ” eun ri terkekeh, mungkin saat ini pipinya sudah memerah.

“ Oppa, kau belajar menggombal dari siapa? Lucu sekali.. ” siwon segera memeluk eun ri yang masih tertawa kecil. Eun ri terkejut, sudah lama ia tak di peluk secara tiba-tiba seperti ini. Siwon memeluknya di depan umum, pipi eun ri memanas. Siwon masih terdiam, masih menghayati pelukannya.

“ Eun ri~ahh. Apa yang kau ... lakukan disini? ” eun ri yang mendengar suara yang tidak asing tersebut segera melepaskan pelukan siwon dan mengintip dari balik tubuh tegap siwon.

“ Op..oppa.. ” Jinyoung tampak memasang wajah mengintrogasi, dahinya berkerut bingung.

Lalu siwon yang tahu tentang situasi tersebut pun menoleh dan menghadap Jinyoung. Jinyoung terpaku menatap Siwon, Siwon terpaku menatap yeoja yang berada di samping Jinyoung begitupun dengan yeoja itu. Eun ri terpaku dan tidak tau harus mengatakan apa karena tertangkap basah oleh Jinyoung.

“ Kau...kau berkencan dengan gurumu? Ige..ige mwoyaa, eun ri~ahh? Jelaskan padaku! ” eun ri gelagapan saat Jinyoung mendekat dan menatap eun ri tajam. Siwon? Dia terpaku dan masih menatap yeoja di belakang Jinyoung.

“ Ha Na? ” begitulah Siwon menyapa yeoja di belakang Jinyoung. JLEB! Serasa tertonjok tepat di jantungnya, Siwon lemas, benar-benar lemas saat tau yeoja itu muncul lagi di hadapannya, dengan seorang namja, yang tidak lain adalah, kakak dari yeojachingunya.

‘ Si..ssiwon..oppa? ’ begitu Ha na memanggil nama Siwon dalam hatinya. Ha na ragu, apakah ia harus membawa Jinyoung pergi atau tetap disini, sampai seluruh tubuhnya membeku dan membatu.
“ Oppa..ini..ini akan ku jelaskan.. ” eun ri masih gelagapan, takut-takut jinyoung melaporkannya pada eomma.

“ Kau, berpacaran dengan gurumu sendiri? Kau sudah gila, eun ri~ahh? ” Jinyoung segera menatap lekat Siwon yang lebih tinggi darinya yang saat itu sedang menatap Ha na. Dengan sekuat tenaga, jinyoug menarik kerah jaket Siwon secara tiba-tiba juga mengagetkan Siwon.

“ Kau! Apa yang kau inginkan dari adikku, eoh? Sejak kapan kalian menjalin hubungan seperti ini? ” eun ri mencoba melerai keduanya, mencoba menenangkan jinyoung. Siwon masih terdiam dan menatap lekat jinyoung. ‘ Wajar dia begini. ’ pikir siwon sambil tetap menatap mata jinyoung yang di penuhi amarah.

“ Oppa..sudah hentikan. Di lihat orang banyak.. Bisakah kita bicarakan ini baik-baik? ” akhirnya Jinyoung melepaskan cengkramannya dan menatap eun ri.

“ Baiklah! Kajja! ” di tariknya lengan eun ri dan tidak ketinggalan Ha na yang masih terpaku menatap siwon. Dengan pasrah siwon mengikuti jinyoung yang sedang menuju cafe dekat taman tersebut.
Setelah selesai mendapatkan tempat duduk di ruang VIP dan memesan makanan/minuman, eun ri membuka pembicaraan.

“ Oppa, mianhae. Aku harap oppa tidak melaporkannya pada eomma dan abeoji. Ne~? ” eun ri menatap jinyoug memohon, sedangkan yang di tatap menatap siwon tajam. Siwon balik menatap jinyoung dengan perasaan menyesal.

“ Kau, guru Bahasa Inggris eun ri, kan? Sekaligus pernah menjadi wali kelasnya dulu? ” siwon hanya mengangguk, pikirannya kemana-mana, sambil sesekali menatap Ha na yang tetap diam membisu.

“ Oppa..sudahlah, jangan terus menerus mengintrogasinya. Aku saja yang di introgasi, tak apa. Asal oppa tidak akan mengatakannya pada eomma, sampai aku benar-benar siap mengatakannya pada semua orang. Jebal.. ” eun ri menggenggam tangan jinyoung di atas meja. Siwon menatap eun ri serius lalu kembali menatap jinyoung.

“ Akulah yang menyatakan cinta terlebih dahulu pada eun ri. Jeosonghamnida. ” siwon menundukkan kepalanya, bersungguh-sungguh meminta maaf. Setelah mendengar penjelasan siwon, Ha na terpaku. ‘ Benarkah ia yang melakukannya? Kenapa? Kenapa situasinya, sama seperti dulu? ’ pikir Ha na bingung dan masih menatap siwon misterius.

“ Mwo? Kau sudah gila? Dia muridmu. Dan jarak usia kalian terpaut jauh. Kau tahu itu, Siwon-ssi. ” jinyoung menekankan penjelasannya, dan siwon kini menatap jinyoung serius.

“ Ara. Aku sangat tahu hal itu. Tapi, aku bersungguh-sungguh. Dan aku serius menyukai yeodongsaengmu ini. Jung Eun Ri. ” di bawah meja siwon menggenggam tangan eun ri, dan keduanya bertatapan. Ha na merasa dirinya terbakar, panas, entah kenapa.

Jinyoung mengacak-acak rambutnya frustasi, bingung harus mengatakan apa pada keduanya. Mengizinkan, berarti memilih adiknya dalam masalah besar. Tidak menyetujui, berarti telah gagal menjadi oppa yang baik untuk eun ri, menghancurkan hatinya, dan bisa membuat eun ri membencinya seumur hidup.

Tiba-tiba Ha na meremas jaket jinyoung sambil tetap menatap siwon dan eun ri (yang masih tetap saling menatap). Jinyoung yang masih berkecamuk dengan pikirannya menoleh ke arah Ha na, kekasihnya.

Jinyoung berpikir, mungkin Ha na membantunya. ‘ Mungkin, jika ku beri kesempatan, eun ri bisa menyimpan rahasianya dengan baik di depan semua orang, kecuali aku.’ Pikir jinyoung mantap. ‘ Tapi, jika namja ini tidak berkata jujur dan menyakiti eun ri, tidak akan ku maafkan.’ Pikir jinyoung kemudian.

“ Gomawo, chagiya. ” jinyoung tersenyum menatap ha na dan menggenggam tangannya karena merasa terbantu. Ha na yang mendengar itu langsung tersentak. ‘ Bukan, bukan itu maksudku Jinyoung~ahh. ’ pikir ha na kalut.

Jinyoung menarik nafas dalam-dalam, “ Baiklah, kali ini ku beri kalian kesempatan. Ku izinkan kau, eun ri~ahh berpacaran dengannya. Tapi ingat, kau harus lebih berhati-hati jika di tempat umum, jangan sampai kejadian tadi terulang. Dan kau, Siwon-ssi. ” Jinyoung menatap wajah siwon yang serius dengan sedikit senyum kecil di wajahnya, senyum lega.

“ Tolong, jangan kecewakan eun ri. Dia satu-satunya adik yang ku punya dan ku sayangi. Jadi, ku pegang kata-katamu tadi, jika kau serius menyayangi adikku. Jika kau berubah pikiran, katakan sekarang. ” lega. Siwon menghela nafas lega. Siwon tersenyum lembut bak malaikat, lalu menggeleng kecil.

JLEB! Serasa menghantam dada Ha na dengan sangat keras. Hatinya terasa hancur saat tahu Siwon menyetujuinya dan tidak merubah pikirannya. ‘ Kesempatanku, sudah pupus.’ Ha na menundukkan wajahnya, berusaha menahan air mata yang akan mengalir.

“ Aku, permisi ke toilet dulu. ” Ha na segera bergegas menuju toilet sambil menyeka air matanya.

‘ Lega. Aku harus menghilangkan jejakmu, Ha Na. Aku tahu, aku bisa membaca ekspresimu, kau benar-benar terpukul, hmm? Mian, tapi itu keputusanku. ’ ujar siwon dalam hati sambil tetap tersenyum menatap kepergian ha na menuju toilet.

Lalu Siwon bertatapan lagi dengan Eun Ri. ‘ Ku rasa, oppamu harus mencari pengganti Ha Na. ’ begitulah pikiran siwon saat menatap eun ri, merasa feelingnya mengatakan, bahwa ha na berpacaran dengannya hanya sebagai pelampiasan. Lalu siwon dan jinyoung bersalaman dan saling meminta maaf, berdamai. Lalu ketiganya menikmati makanan pesanan mereka, sampai akhirnya Ha na kembali.

“ Mian oppa, aku harus pulang sekarang. Tubuhku tidak enak sekali. Oppa tidak usah mengantarku. Nikmati saja makanannya. Annyeong.. ” ha na membungkukkan tubuhnya lalu bergegas pergi sebelum jinyoung mencegahnya. Jinyoung mengerti, lalu mengucapkan hati-hati pada ha na.
Eun ri yang masih belum mengerti tentang perubahan kekasih oppanya hanya diam dan melanjutkan makannya. Siwon pun berusaha tenang, dan meminta maaf dalam hatinya, dan kembali makan sambil sesekali menyuapi eun ri.

“ Ya! Jangan lakukan itu di hadapanku. Kalian ini membuatku iri. ” jinyoung merengek ke arah siwon dan eun ri, cemburu. Dengan senang hati eun ri mengambil 1 sendok makanannya dan menyuapinya ke mulut jinyoung. Dengan senang hati jinyoung menyantapnya.

“ Hyung, ternyata kau di sini... ” tiba-tiba minho hadir ke tengah-tengah kehangatan mereka bertiga. Tapi, tatapan minho langsung tertuju pada eun ri.
Bagaikan di khayalan konyolnya, saat menatap eun ri, seperti bunga-bunga dan bintang bermunculan di sekitarnya, cemerlang, cantik,dan...sesuatu. (?)

“ Ya! Ada apa kau kesini? ” minho terdiam lagi, melongo lebih tepatnya langsung tersadar. “ Tadi, di jalan, aku bertemu dengan Ha Na noona baru keluar dari tempat ini. Ku pikir hyung ada di sini. ” minho seketika terdiam, membeku.

“ Siwon-ssi. Apa maksudnya ini? Ha na, apa hubunganmu dengan ha na? ” eun ri sempat terdiam menatap minho, lalu jinyoung, dan terakhir minho. ‘ Aku tidak mengerti. ’ dengan wajah polosnya, eun ri hanya bisa diam.

“ Ha na noona adalah mantan pacar Siwon hyung. ” ujar minho yang semakin membuat jinyoung menatap siwon memaksa meminta penjelasan. Siwon menghela nafas berat, karena tidak ingin mengungkit tragedi itu. Lalu siwon mulai bercerita, dan eun ri? Dia mendengarkan dengan seksama.

Saat siwon menceritakan dengan seksama, minho hanya bisa menatap wajah polos eun ri diam-diam, dan tersenyum senang bisa menemuka yeoja yang waktu itu di temuinya di salah satu resto bersama dengan siwon. Dan terpintas di pikiran minho, apa hubungan hyungnya dengan yeoja imut ini? Di tatapnya secara bergantian, siwon dan yeoja itu.

‘ Andwe. Apakah yeoja ini, yeojachingunya? Kenapa..lagi-lagi seperti ini. Aku terlambat selangkah lagi. ’ minho menundukkan kepalanya.
Kembali di perhatikannya wajah siwon, namja di sebelahnya dan yeoja di samping siwon. Ekspresi yang terpancar penuh emosi dan putus asa. Tapi terdengar pada akhirnya siwon lebih memilih tetap mempertahankan perasaannya terhadap eun ri, yeoja di sampingnya. ‘ Jadi benar, begitu. ’ minho tersenyum getir.

‘ Dulu Ha Na noona, dan sekarang, gadis ini. ’ minho mengehela nafas berat dan mencoba tersenyum, mencoba menyimak apa yang di ceritakan Siwon. Ada sarat haru di wajah siwon, eun ri dan namja di sampingnya.

Lalu 5 menit hening, tanpa obrolan antara keempatnya. Kemudian siwon mengambil inisiatif untuk membayarnya lalu segera beranjak pergi.

“ Sebaiknya, kau pulanglah bersama oppamu, chagiya. ” eun ri hanya mengangguk kecil dan tersenyum. “ Nde~, oppa. Oh ya, oppa belum memperkenalkan dongsaeng oppa padaku. ” eun ri melirik minho yang masih berdiri di samping siwon dan menatp ke arah lain.

“ Oh, aku lupa. Dia minho. Adikku yang ke 2. ” siwon menyikut lengan minho pelan. “ A..annyeong.. Naneun Choi Minho imnida. Bangapseumnida. ” minho memaksakan senyumnya sambil menjabat tangan eun ri. Getaran itu masih ada di hatinya.

“ Jung Eun Ri imnida. Nde~ bangapseumnida, oppa. ^^ ” eun ri tersenyum bak malaikat di mata minho. “ Ok, oppa. Sampai ketemu besok di sekolah. Annyeong, hati-hati di jalan ya oppa. ” eun ri berjalan sambil melambaikan tangannya dan tersenyum. Melting. Itu yang di rasakan minho dan siwon bersamaan. Senyum malaikat eun ri, yang diam-diam menghilang di balik mobil jinyoung yang mulai melaju.

“ Kajja, kita pulang. Kau belum makan? ” minho menunduk dan menghela nafas. “ Sudah. Kajja, hyung. ” minho berjalan terlebih dahulu ke arah mobil siwon. Dan siwon menyusul. Keduanya pulang dengan hati lega.

‘ Tuhan. Terima kasih untuk hari ini. ’ ujar siwon dalam hati sambil menyentuh dadanya yang masih berdebar.

Di sisi lain, eun ri juga mengucapkan hal yang sama seperti yang di pikirkan siwon. ‘ Thanks, God. You give me the best day. Aku harap, siwon oppa menjaga perkataannya dan janjinya. You’re special in my heart, Mr. Choi. ’ dengan senyum kelegaan di wajah eun ri, jinyoung ikut bahagia, dengan pilihannya tadi.

‘ Masalah dengan Ha na, akan ku selesaikan nanti.’ Ujar Jinyoung dalam hati dengan mantap.

“ Nah, sekarang masih belum terlalu siang. Kita mau kemana lagi, My little princess? ” jinyoung mencoba merayu yeodongsaengnya yang sedang senyum-senyum sendiri.

“ Kita pulang, oppa. Aku ingin menceritakan hari ini pada eomma. Kajja. ” dengan senyum ceria, jinyoung jadi enggan memarahi eun ri.

“ Arasso. Kita pulang. ” segera dinyalakannya musik di dalam mobil. Segera alunan lagu How Great is Your Love milik SNSD mengalun merdu. Keduanya pun menyanyikannya bersamaan.


~~~~~~~~~~FINI~~~~~~~~~~~
Oke, eotthe? Sequelnya gmn? Ancur? Kpanjangan? Yah, hanya inilah yang aku bisa. Untuk eonn yg mnta sequel dari Secret Love-nya Siwon, ininih spesial buat eonn. Uwehehe..mian unn klo g sesuai harapan dan masih ada story yang mengganjal antara minho dengn siwon dan hana, soal kasus siwon dan ha ana yang dulu gimana. Dan semuanya hanya bisa di hayalkan sendiri. #eishh
Oke, RCL PLEASEEEEE!!! :D ;P saya sngat brharap skali dngn adanya RCL dari kawan2 yg aku tag.in :D #gaje (REMEMBER : FF ini sudah di terbitkan di Akun Facebookku.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar