NB: Aiiisssshhh…ff ini bnar2 terbengkalai!! (T_T) Dan, apkah klian msih ingt dgn ff ini?? Kalo blum..ada previous.a… Mianhaeyo,,chingu. Jadi mumpung ada wktu, aku lanjutkan. So, drpada bnyak ngoceh, mending read this… Enjoyed!! ;)
Author : Song Ji Ae
Cast :
- Lee Young Min
- Cho Kyu-hyun
- Other Cast (cameo)
Rating : 17 aja daaahh… (gje)
Mood ; Mood yg berantakan. T_T
Previous :
- Lee Hyuk Jae datang berkunjung ke rumah Young min yang saat itu keadaannya benar-benar memburuk, serta keadaan rumah yang juga memburuk.
" Maaf, nugu ? " dengan senyum sekilas, sang namja menunduk 90 derajat dan memberi salam.
" Annyeongasimnika. Jeoneun Lee Hyukjae imnida. Apa benar ini rumah Lee Young Min ? " eomma young min hanya tertegun memandang pemuda di hadapannya. Baru kali ini seorang namja berkunjung menjenguk putriku. Pikir eomma young min tertegun.
" Nde~, benar. Ada perlu apa mencari young min ? "
" Hmm...ku dengar dari kerabatku yang juga teman satu fakultas dengan young min, kalau young min sakit. Maka dari itu, saya kemari hanya ingin menjenguknya. Bolehkah saya melihatnya ? " eomma young min hanya mengangguk dan mempersilahkan hyuk jae masuk.
Back to the story :
Saat di ruang tamu, eomma kyuhyun muncul juga Kyura ikut mengobrol. Eomma young min dan eomma kyuhyun menceritakan semuanya, dari awal sampai saat ini. Tentang keadaan young min dan juga tragedi yang terjadi.
Tampak wajah Hyuk jae turut sedih dan berduka, setidaknya dia juga tau Kyuhyun saat di SMA.
" Kebetulan, saya dulu satu kelas dengan kyuhyun dan juga young min. Jadi, saya tau keseharian mereka di sekolah juga dii kelas. Lumayan akrab dengan keduanya, hanya saja, mereka berdua selalu meluangkan waktu bersama ke perpustakaan dan kantin. Jadi, kami tidak banyak mengobrol. Tapi, bolehkah saya melihat young min sekarang ? "
Eomma young min dan kyuhyun saling bertatapan, lalu ketiganya membawa Hyuk Jae ke kamar Young min di lantai 2.
***
Kriyeeettttt...... (bunyi pintu)
Eomma young min mempersilahkan Hyuk Jae masuk. Hyuk jae menatap tubuh young min terbaring di atas kasur...menatapnya dengan prihatin dan cemas.
" Tadi, dokter sudah menyuntiknya dengan obat penenang. Dan sekarang, young min sudah tertidur. Kami tidak tau lagi harus melakukan apa. Young min selalu memberontak jika ada orang lain yg datang menengoknya. Jadi ini cara kami menanganinya. " jelas eomma young min sambil duduk di pinggir kasur dan mengelus wajah young min yg putih pucat.
Hyuk jae melihat keadaan kamar young min yg lumayan berantakan. Tidak ada cermin, bercak darah di dinding, tirai jendela yg sudah sangat hancur yg juga penuh bekas sobekan, dan . . . . foto pre-wedding yg masih terpajang rapi.
Di lihatnya wajah young min yg benar-benar. . .kurus, putih pucat, dan juga bercak luka di pelipis dan dahinya. Rambut gelombangnya semakin memanjang dan berantakan. Lengannya juga penuh luka gores dan memar. Apa yg kau lakukan pada dirimu sendiri, young min-ah? Tanya hyuk jae dalam hati.
Karena tak tahan melihat keadaan young min, hyuk jae keluar dari kamar young min dan menarik nafas dalam dan memejamkan mata. Berpikir, dan berusaha berpiikir bagaimana caranya membuat young min pulih.
. . . . .
Setelah beberapa jam terlewati, Young min pun terbangun. Tidak ada lagi jeritan paraunya. Hyuk jae yg menemaninya di pinggir ranjang (dlm keadaan tertidur) bangun secara tiba-tiba, dan melihat young min yg sudah terduduk dengan tatapannya mengarah ke arah Hyuk Jae.
Hyuk jae gugup dan bingung ingin mengatakan apa, takut young min berteriak lagi. Keduanya sama-sama terdiam. Saling menatap, meski tanpa mengatakan sepatah katapun, sepertinya mata mereka mulai saling bicara. (cieehh)
Young min mulai menggerakkan tubuhnya dan menatap Hyuk jae dingin.
" Mungkin dia ingin mengamuk lagi karena tak mengenaliku." pikir hyuk jae dalam hati.
Young min berusaha turun dari kasur tetapi terlalu lemah untuk bangkit, hampir terjatuh, dan hyuk jae refleks bangkit dan ingin menolong young min. Tapi, hyuk jae tersadar dan menghentikan gerakannya.
Young min berusaha bergerak turun dengan sisa kekuatannya. Satu telapak kaki mendarat di atas lantai, hening. . .hanya tarikan nafas berat young min dan hyuk jae yg terdengar menderu di ruangan yg cukup sunyi ini.
Gugup. Satu kata yg terucap dalam hati hyuk jae setelah sekian lama tak bertemu young min, meski kini dirinya jauh berbeda.
Akhirnya kedua kakinya turun sempurna, berusaha berdiri sambil bertumpu di tiang ranjang. Menggenggam erat agar tak terjatuh. Seketika, young min menghampiri hyuk jae meskipun jalannya tidak stabil. Hyuk jae berdiri dari sofa. Seperti seorang ayah yg mengajari anaknya berjalan.
Young min mencoba berdiri tegap menatap hyuk jae yg juga terpaku. Keduanya saling menatap, tanpa suara. Tapi, tiba-tiba young min memeluk hyuk jae, dan di balas ragu olehnya.
Young min mulai terisak, menangis. Hyuk jae kaget, mengapa ia menangis? Dada hyuk jae terasa basah. Hyuk jae berusaha menenangkan young min dan membelai kepalanya. Young min mulai tenang, lalu melepaskan pelukannya dan menatap hyuk jae.
" Siapa kau? " hyuk jae terkejut. Rupanya young min tak mengenalinya, atau mungkin lupa?
Hyuk jae menarik young min perlahan untuk duduk di sofa. " Aku hyuk jae, teman SMA-mu dulu. Kau tidak ingat? Namja paling nakal di kelas. " tampak youg min berusaha mengingat.
" Sudahlah, tidak usah terlalu dipikiran. Kau sudah tidur terlalu lama, seperti putri tidur saja. Kau juga kekurangan makan, tubuhmu kurusnya melebihiku, harus segera di isi. Sekarang sudah jam 8 pagi, kau belum sarapan. Eommamu sudah menyiapkan makanan di bawah. Mau ku ambilkan? " young min menggeleng.
" Hmm, sedikit saja. Ayolah... Eommamu sudah memasak banyak, sayang kalau di buang. Lebih baik di buang ke perut, menambah energi. Mau, ya? " akhirnya young min mengangguk. Segera hyuk jae bergegas turun ke bawah dan mengambil makanan.
Selesai makan, hyuk jae mengajak young min ke halaman dekat rumahnya dengan kursi roda. Young min mulai tersenyum lagi, menghirup udara segar, tertawa, meski tubuhnya masih lemas.
" Namja itu, berhasil membuat putriku kembali. Terimakasih, Tuhan. Kau telah mengirimnya, untuk mengembalikan anakku seperti semula. " eomma young min menatap keduanya di tempat duduk taman...tersenyum bahagia.
Malamnya, young min tertidur lelap, tanpa jeritan malam lagi. Tidur dengan damai dan seulas senyum. Hyuk jae masih menemaninya di pinggir ranjang.
Hyuk jae menatap wajah young min yg terlelap, mengelus wajahnya yg tidak setembem dulu (?). Terlihat jelas tulang pipinya, betapa kurusnya dia. Luka-luka di sekujur lengan masih terlihat meski sedikit samar.
" Begitu besarkah cintamu pada Kyuhyun ? Sampai harus berbuat seperti ini. . . " hyuk jae mengenggam tangan young min.
1 air mata mengalir menuruni pipi young min disaat dia terlelap seperti ini. Young min tiba-tiba mengigau, " Oppa...uljima...aku akan menemani oppa di sana..uljima oppa.." hyuk jae terkesiap.
" Aku tak akan biarkan kau menyusulnya, young min-ah. Kau harus hidup. . ." bisik hyuk jae sambil tetap menggenggam tangan young min.
***
Paginya, hyuk jae kembali menemani young min bersantai di taman dekat rumahnya. Senyum young min kembali lagi. Hyuk jae senang melihatnya, young min yang tidak terpuruk lagi.
Keduanya mengobrol sambil hyuk jae sesekali menyuapi nasi untuk young min. " Makanmu lahap sekali pagi ini. Wae? Masakanku enak? " hyuk jae dengan pede-nya bertanya pada young min yang masih mengunyah nasi. Seketika young min terkekeh mendengar hyuk jae berbicara seperti itu.
" Aigoo~, hyuk jae. Bukankah ini yang memasak adalah eommaku? Kau ini...hahaha... " young min semakin terbahak saat melihat wajah hyuk jae yang berubah cemberut. " Ya! Bisakah kau hargai buatanku? Ini buatanku...nasinya.. " young min kembali terbahak. Tertawa lepas, sudah lama ia tak tertawa seperti itu. Hyuk jae merasa lega saat melihat yeoja di hadapannya tertawa terbahak seperti itu. Hyuk jae pun tersenyum...begitupun eomma young min dan eomma kyuhyun dari jauh yang memperhatikan mereka berdua.
" Lihatlah, young min bisa berubah secepat itu saat namja itu datang. Mungkin tuhan telah mengirimnya untuk young min. " nyonya cho (ibu kyu) berkomentar seraya tersenyum ke arah young min dan hyuk jae.
" Kau benar, nyonya cho. Aku sangat bersyukur, Tuhan mengirim namja itu pada putriku, menghapus semua kepedihannya...dan membuat young min kembali. " tambah nyonya lee sambil menepuk pundak nyonya cho. Dan keduanya tersenyum bersama menatap young min yang masih tetap tertawa.
. . .
Malam keesokan harinya, hyuk jae masih setia menemani young min. Hyuk jae mulai tinggal bersama young min sejak 3 hari setelah pertemuan mereka di karenakan eomma young min yang meminta dan berharap hyuk jae mau tinggal bersama dengan mereka. Dan ini sudah 2 minggu sejak hyuk jae tinggal bersama young min. Perasaan nyaman timbul di hati keduanya. Tapi young min tak bisa merasakan lebih, karena hatinya masih terisi mendiang kyuhyun.
Kini keduanya duduk berdua di beranda kamar young min, sambil memandang langit senja yang mulai berubah warna menjadi gelap. Keduanya masih terdiam, berkutat dengan pikirannya sendiri-sendiri. Lalu hyuk jae menarik nafas, mencoba bertanya tentang sesuatu yang selama ini di pendamnya.
" Young min-ah. Ada yang ingin ku tanyakan padamu. Jangan marah atau menangis. Kau boleh pukul aku, tapi tolong jangan menjerit ataupun menangis. " young min menatap hyuk jae ragu, lalu mengangguk.
" Mianhae. Aku ingin bertanya padamu. Apakah kau benar-benar mengingatku? " young min terkekeh kecil, lalu mengangguk. " Namja yadong, pencicilan (?), humoris, dan sedikit bodoh di kelas. " hyuk jae tersenyum lega.
" Ada lagi. Mianhae untuk yang ini. Apakah...kau sedang melupakan bayang-bayang kyuhyun? " young min terdiam, tak menjawab pertanyaan hyuk jae. Hyuk jae segera merubah suasana, " Tak usah kau jawab juga tak apa. Aku tahu, kau tak bisa melupakannya. Tapi, ku mohon, jangan lupakan sosok kyuhyun. Tetaplah simpan ia dalam hatimu. Semua tentangnya, semua kenangan bersamanya, tak perlu kau hapus dan kau lupakan. Tetaplah kau simpan di sini. " hyuk jae menunjuk dadanya. Young min terpaku, mencoba tersenyum, meskipun kecil.
Hyuk jae beranjak dari tempat duduknya lalu bergegas pergi.
" Gomawo, hyuk jae-ahh. Aku tidak sedang melupakannya, hanya saja...aku sedang mencoba kembali lagi, kembali pada diriku sendiri. " hyuk jae berhenti dan tanpa perlu menoleh, hyuk jae tersenyum lega mendengarnya lalu kembali berjalan keluar kamar.
Young min kembali merenungi perkataan hyuk jae tadi. Entah apa yang harus di ungkapkannya, entah perasaan apa ini, tapi yang pasti, saat mengingat kyuhyun, dadanya kembali terasa sakit. Di tepuknya dadanya pelan, di tekannya perlahan, meredam sakit yang mulai terasa.
" Oppa? Mengapa sekarang tiap kali aku mengingatmu, dadaku terasa sesak sekali? Aku tidak berharap seperti ini oppa. Aku tidak berharap, mengingatmu akan membuatku sakit. Aku hanya ingin...setiap mengingatmu...aku merasa bahagia. " satu tetes air mata mengalir membasahi pipi young min.
Langit gelap, bulan yang terus besinar dan mengintip dari balik awan, tiba-tiba tubuh young min merinding hebat. Young min terkesiap, dan segera menggosok-gosok lengan dan tengkuknya. Young min menoleh perlahan ke arah kamar tidurnya. Sempat tak percaya, sempat ingin pingsang dan berteriak, tapi tiba-tiba mulutnya bungkam
" Annyeonghaseyo, young min-ah. Bagaimana kabarmu? " sesosok cahaya putih itu berbicara...padanya. Young min menyipitkan matanya tak percaya, memaksa pandangan matanya menatap lekat sosok putih nan bercahaya itu.
Tapi, suara itu? Suara dalam dan lembut, khas milik seseorang yang sangat ia kenal. Mungkinkah? Dada young min kembali sesak, pilu, sakit. " Oppa? Jeongmal? " tanya young min lirih. Sosok putih bercahaya itu semakin lama semakin menunjukkan wujudnya, dan iapun mengangguk. Young min ternganga, menutup mulutnya tak percaya.
" Wae? Kau tak suka kehadiranku? " sosok itu tersenyum evil, smirk khasnya. Young min semakin terperanjat, tak mampu menahan keterkejutannya saat menatap namja itu, cho kyuhyun. Benarkah ia cho kyuhyun? Tapi, apakah mungkin? Bukankah oppa sudah...
TBC
Hihihi...ending part yg nanggung. Ok, jngn lupa RCL plase... ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar