Selasa, 29 Januari 2013

[FF Oneshoot] Black Scraft - Special for Key SHINee


Story ini terinspirasi dari syal yang baru saja aku beli dan memang warnanya hitam, di tambah cuaca dingin sehabis hujan, lalu di tambah lagi sosok seorang Kim Kibum SHINee. Dan seseorang (sahabatku yang ada di Twitter) adalah orang yang sangat menginspirasiku dalam ff ini. Thanks a lot buat kamu, hey key :) dan ff ini aku persembahkan buat kamu meski singkat, dan bukan yang kamu sarankan kemarin-kemarin, tapi aku akan mengerjakan ff karanganmu, meskipun entah kapan. Hope you like it, meski sedikit abal-abal, tidak masalah kan? :D happy reading ^^


Author : Song Ji Ae
Genre : Abstrak (?) (lol), Sweet,
Lenght : Oneshoot? Drabble? Ficlet? Mollayo.. -_- (223 characters, 4953 words, 12 page)
Cast :
-         -   Kim Kibum (Key SHINee)
-         - A girl J (OC)
-          - Lee Taemin (Tetem SHINee)

Summary : Karena sebuah syal, I find you.
P.S : Cerita ini hanya karangan dan fiktif belaka. Key dan Taemin SHINee adalah milik Tuhan semata, dan yang lain adalah karangan author. This fanfiction special for my Key (not real key, yeah?), my inspiration, thanks a lot key ^^. Mian untuk typo di sela-sela cerita.



Author POV
(18.27 KST)
Hujan salju muncul tiba-tiba menghujani kota Seoul. Beberapa orang berjalan cepat agar segera sampai rumah agar tidak kedinginan di tengah jalan (?). Ada yang masih bersantai sambil mengobrol dengan teman dan pacarnya (*ehem). 

Dan hal ini (jalan cepat atau lari?) juga di alami oleh seorang namja berambut blonde dengan topi di kepalanya beserta jaket warna hijau lumut plus tas ransel di punggungnya sedang menuju halte terdekat yang tampak ramai. Hujan salju yang turun mendadak membuat namja tersebut mengomel sepanjang jalan sampai akhirnya tiba di halte.

Namja tersebut berusaha merapatkan jaketnya agar tetap hangat. Tapi tetap saja, salju tetap turun dan mendinginkan (?) kota. Setelah sampai di halte yang ramai, namja tersebut lagi-lagi mengomel sambil tetap menyembunyikan tangannya di balik kantong jaket.

“ Aishh.. Kenapa mendadak sih? Di tambah, halte ini ramai sekali. Isshh, dingin sekali. ”di gosok-gosoknya kedua telapak tangannya yang tampak mulai membeku. 

Saat bus tiba, semua orang berebut untuk masuk ke dalam bus. Namja tersebut berusaha masuk dengan segenap kesabarannya. Karena rata-rata perempuan berumur, laki-laki lanjut usia, dan segerombolan pelajar yang mungkin akan berangkat les (?), namja tersebut berusaha mengalah. Karena terlalu mengalah, pada akhirnya namja tersebut tidak bisa naik bus tersebut. Namja itu hanya mampu tersenyum pahit.


“ Tak apa. Masih ada bus selanjutnya. ” ujar seorang yeoja berambut hitam panjang di belakangnya yang duduk bersandar di dinding halte. Dengan tatapan malas dan kesal, namja tersebut menoleh mencari sumber suara.

“ Ya! Ini dingin dan aku sudah menunggu dari tadi. ” tampaknya namja tersebut berusaha menahan emosinya. Kenapa begitu? Tentu saja, yeoja yang berbicara dengannya tampak terlihat santai dan tenang, tanpa merasa kedinginan.
“ Jika kau terus-terusan marah seperti itu, kau akan semakin kedinginan. Duduklah. Kau tidak akan kehabisan bus. Ini belum sampai tengah malam. ” ujar yeoja tersebut lembut sambil menunjuk tempat duduk kosong di sampingnya.

Dengan wajah cemberut dan setengah kesal, akhirnya namja tersebut pasrah dan memilih duduk di samping yeoja itu dengan jarak tidak terlalu jauh. Yeoja itu tersenyum sambil menatap namja tersebut.
Karena merasa di perhatikan, namja tersebut menoleh. “ Mwoya? Apa yang kau lihat, eoh? ” sontak yeoja tersebut terkekeh geli.

“ Topimu penuh salju. ” sambil menunjuk topi milik namja tersebut, dengan sigap ia (si namja) membersihkan topinya sendiri dengan tangan kanannya. “ Aisshh..dingin.. ” yeoja tersebut kembali tersenyum kecil karena ekspresi namja di sampingnya terlihat lucu saat mengeluh karena dingin.

“ Jangan di bersihkan dengan cara seperti itu. ” refleks yeoja tersebut menghampiri namja tersebut yang berjarak 2 langkah darinya dan melepaskan topinya.

“ Begini.. ” di baliknya topi namja itu dan tumpahlah butiran debu (eh) butiran salju yang menumpuk di topi tersebut. Di pukul-pukulnya pelan untuk meyakinkan apakah sudah benar-benar habis.

“ Selesai. Bersih kan? Ini topimu. ” yeoja itu menyerahkan topi tersebut pada pemiliknya yang disambut dengan sedikit kasar oleh sang pemilik. ‘ Merasa bodoh saja.’ Pikir namja tersebut dalam hati. Tanpa mengucapkan terima kasih, namja tersebut kembali merengut dan menatap jalanan kota Seoul yang ramai.

Yeoja tersebut kembali ketempat duduknya dan menatap langit yang semakin gelap. Lampu jalanan mulai menyala, keheningan menyeruak (?) di antara keduanya. Orang-orang berlalu lalang. Halte mulai di hampiri oleh beberapa orang. Bus juga belum datang.

Namja tersebut semakin mengigil kedinginan. Diliriknya yeoja di sampingnya yang tetap tenang menunggu bus. Kenapa ia tidak merasa begitu kedinginan? Pasti penasaran, kenapa aku dari tadi tidak mengatakannya pada readers. Hihihi.. karena yeoja tersebut sudah mempersiapkannya sejak awal. Ia membawa dan memakai syal tebal berwarna hitam kesukaannya, jaket musim dingin yang di pakainya sejak ia keluar dari tempat ia bekerja sambilan. Satu lagi. Sarung tangan merah tebalnya yang menyembul di balik kantong jaketnya.
 



Namja tersebut melirik iri. Ingin sekali di pinjamnya karena ia sudah benar-benar merasa membeku. Tapi dihilangkannya pikiran tersebut karena memikirkan imejnya, malu juga jika harus meminjam pada orang yang tidak dikenalnya. Keduanya tentu saja tidak saling mengenal. Tapi keduanya sudah sedikit akrab sejak pertengkaran mulut tadi.

Terpaksa, namja tersebut menahan dingin sedikit lagi. Sampai akhirnya bus itu datang. dan beberapa orang masuk kedalam bus terlebih dahulu, lalu disusul naja tersebut dengan sangat tergesa-gesa. Dengan tenang, yeoja tersebut melangkah dan ikut masuk kedalam bus. 

Tempat duduk keduanya berseberangan. Tanpa saling menoleh (karena emang belum kenal thor), keduanya duduk dengan tenang seperti tidak pernah bertemu. Tapi, seperti tadi tentu saja, namja tersebut masih mengigil kedinginan. Padahal didalam bus sudah sedikit lebih baik dan sedikit lebih hangat.

Tapi tidak bagi namja bugar dan gemuk dibelakang namja tadi. Ia membuka jendelanya dan menghirup udara dingin dengan senyum sumringah, dan sambil membayangkan ia sedang bermain dalam sebuah scene video musik milik musisi favoritnya (karena ia sedang mendengarkan lagu dengan headsetnya). Namja tadi melirik kebelakang dengan raut wajah murka dan kesal. ‘ Pantas saja. Dasar gemuk. Penuh lemak. Aishh..’ pikir namja tersebut kesal dan kembali mengeratkan jaketnya.

Yeoja yang tadi pun terkekeh melihat ekspresi namja badmood (yeoja itu menyebut namja tadi badmood dalam otaknya) yang sedang berusaha menahan amarahnya dan juga menahan dingin.

Satu persatu penumpang turun. Termasuk namja gemuk tadi, dengan senyum sumringah yang masih ada di wajahnya (tentu saja). Namja ‘badmood’ tersebut hanya mampu melirik kesal ke arah namja gemuk ‘penuh lemak’ tadi. Apartemennya tentu saja masih jauh dan namja ‘badmood’ itu masih harus bersabar menahan dingin.

Namja tersebut merasa bus ini berjalan lambat. Karena kesal, ia memukul punggung kursi penumpang yang terbuat dari besi dan padatan plastik. “ Awww...aishh..” jerit namja ‘badmood’ tersebut nyaring, membuat yeoja tadi menoleh ke arah namja tadi dan si sopir? Hanya meliriknya lewat kaca sepion. Namja itu hanya menatap sekilas pada yeoja tersebut lalu kembali menatap jendela karena malu.

Karena lelah, ia pun tertidur sambil memeluk tubuhnya sendiri. Wajahnya mulai semakin memutih, bibirnya yang tipis mulai berubah warna, membiru karena kedinginan.

Tanpa sadar, yeoja itu bangkit dan menghampiri namja yang disebutnya badmood tadi sambil melepaskan syal tebalnya. Perlahan, tanpa membangunkan namja tersebut, di lilitkannya syal itu dilehernya. Karena posisi tidurnya sambil duduk, itu memudahkan askses (?) yeoja tersebut untuk memakaikan syal tersebut dilehernya. Dan terakhir, dikeluarkannya tangan namja tersebut dari dalam kantong dan memakaikannya sarung tangannya yang berwarna merah ke tangan sebelah kanan namja itu. Hanya sarung tangan sebelah kanan.

Yeoja tersebut tersenyum kecil dan bergumam kecil. “ Entah dimana aku pernah melihatmu sebelumnya. ” lalu yeoja tersebut bangkit dan menekan tombol stop. Seketika bus terhenti, dan yeoja tersebut menghampiri supir tersebut untuk membangunkannya ketika ia sudah turun dari bus dan berada dalam jarak yang cukup jauh dari perhentian bus. Supir pun mengangguk dan yeoja tersebut membungkuk mengucapkan teima kasih lalu pergi.


Sesuai dengan permintaan yeoja tadi, sang supir melakukannya dengan sangat baik. Di hampirinya namja yang sedang tertidur pulas dengan syal hitam tebal melilit dilehernya sambil membawa alat pengeras suara (apasih itu namanya -_-) dengan volume yang maksimal. (dari mana ahjusshi ini dapetin tu  pengeras suara ?)

“ BANGUN, NAAAKKK!!! MAU SAMPAI KAPAN KAU TIDUR DISINI???? ” seketika namja tersebut terlonjak kaget dan terbangun dari tidur nyenyaknya. Seperti orang kebanyakan, pasti mata akan terbelalak dan mengusap wajahnya kalap. (eii,bahasanya apasih?)

“ Ah, mianhamnida ahjusshi. Mian.. ” tanpa diduga-duga, namja ‘badmood’ tadi bergegas turun dari bus. Supir bus tadi sedikit mengerutkan dahinya dan berpikir, ‘memangnya benar tempat tinggalnya didaerah sini?’ lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. “ Dasar anak muda. ” lalu bus melaju lagi.

Dengan kesadaran yang separuh (anggap 50%), namja ‘badmood’ tersebut berjalan sempoyongan karena masih syok dan kaget akibat ulah supir bus tadi. Kepalanya sakit karena terkejut, “ Hampir saja aku mati karena kaget. Aishh...aigoo~ ” keluhnya sambil terus berjalan.

Setelah setengah jalan terus berjalan menuju apartemennya, namja tersebut baru menyadari bahwa tubuhnya menghangat. Mungkin karena masih sedikit pusing, ia tak juga sadar jika ada syal yang melilit lehernya. Sampai pada akhirnya, saat akan menaiki tangga, ia baru sadar. (kok key kesannya sedikit sesuatu yah disini hihihi)

Ia melirik syal yang ada dilehernya dan juga sarung tangan disebelah kanannya. “ Ini kan... ” namja tersebut mulai mengingat-ingat kembali siapa pemilik syal dan sarung tangan tersebut sampai pada akhirnya ia berhenti berpikir saat sebuah tangan menepuk punggungnya.

(pas bagian ini, author pas lagi dengerin lagu wowowow-nya SHINee. Berasa pas. :D)

“ Hyung? Kau baru pulang? Kenapa tidak segera naik? Malah melamun disini. Disini dingin. ” ujar namja yang tampak lebih muda darinya melangkah melewatinya.

“ Ah, Taemin~ahh. Iya, hari ini aku banyak sekali tugas di kampus. Jadi aku harus menemui dosenku dan mengerjakannya di perpustakaan. Kau baru dari mana? ” tanya namja ‘badmood’ tadi yang tampaknya melupakan tentang syal dan sarung tangan tadi.

“ Oh, tentu saja kau banyak tugas hyung. Kau kan sudah semester akhir. Wajar saja kau sibuk. Naiklah hyung. Ku siapkan kau makanan. ” ujar namja yang bernama Taemin tadi sambil sedikit tersenyum (nyengir maksudnya). Dan namja yang disebut hyung tadi hanya menjitak kepala Taemin.

“ Kau yang menyiapkan makanan atau aku? Kau ini, dasar. Kajja, aku lapar. ” di tariknya tangan Taemin sambil terus menaiki tangga menuju kamar apartemennya. Taemin dan namja ‘badmood’ tersebut terus saja mengoceh sepanjang tangga (?) sambil tertawa.

(Readers : Thor, hentikan menyebut key namja ‘badmood’ -_-“. *jitak kepala author) => dan abaikan kalimat ini.

Sesampainya di kamar apartemen milik namja ‘badmood’ tadi (readers: thor...dibilangin juga -_- => abaikan), Taemin dan namja tadi membuat makanan bersama-sama, meskipun lebih tepatnya namja tadi yang memasak, dan Taemin hanya membantu menyiapkan bahan, piring dan air minum. Aiguu~ (author geleng-geleng kepala).




(Eh, author sampai lupa tidak memperkenalkan namja itu, namja tersebut atau namja dan sebagainya. (author tidak mau sebut namja ‘badmood’ lagi yah :D, nanti di tabokin readers yang ngfans sama key :3). Namanya Key (Kim Kibumie~). Kasian dia, dari tadi tidak disebut-sebut namanya hihihi. (key: authornya jahat ih.) Oke, lanjut ke cerita.

Setelah selesai makan malam bersama, Taemin pamit untuk pulang (lebih tepatnya kembali ke kamar apartemennya di dekat kamar apartemen Key, pemuda tadi. 

(Scene ini aku buat sambil dengerin lagunya SHINee – Better. Berasa deh, kan buatnya pas malem-malem gini. ^^)

Saat hendak tidur, Key mengalihkan pandangannya pada syal hitam tebal yang tergantung didekat lemari pakaiannya juga sarung tangan yang hanya sebelah. Di dekatinya syal tersebut, di pandanginya sejenak. Terngiang-ngiang wajah pemilik syal ini yang mengobrol bersamanya beberapa jam yang lalu di halte bus.

Senyum terhias diwajah Key. Aroma yeoja itu masih membekas pada syal tersebut. Karena udara masih sangat dingin, Key memakai kembali syal tersebut juga sarung tangan merah dan segera beranjak ke atas tempat tidur. Entah karena apa, Key memakainya dengan hati yang damai. 

“ Gomawo untuk syalnya, juga sarung tangannya, meski hanya sebelah. Aku akan mengembalikannya segera. ” dengan senyum yang masih terhias di wajahnya, Key memejamkan matanya untuk tidur. Tapi seketika, terbuka lagi seperti ini => O.O (pakai emot segala :D)

“ OMO!! Aku lupa menanyakan namanya. Aisshh... bagaimana aku harus mengembalikannya? ” segera Key bangkit dari tempat tidur dan mulai berpikir kembali. Berjalan mengelilingi ruangan kamarnya sambil berpikir. (tidur key...besok kuliah -_-)

“ Mungkin besok dia ada di halte itu lagi. Benar.. ” segera Key kembali duduk dan tidur di atas kasurnya. Di lepasnya syal dan sarung tangan merah tersebut dan di lipatnya (kecuali sarung tangan). Diletakkannya syal dan sarung tangan tersebut di samping tempat tidurnya, dan mulai memejamkan mata.

(scene ini pas dengerin lagunya Sunggyu – Another Me)

Keesokan harinya, key tidak menemukannya. Padahal Key sudah membawa syal dan sarung tangannya, tapi takdir mengatakan lain. Tuhan tidak mempertemukannya lagi dengan yeoja pemilik syal hitam ini. Key tertunduk sambil menatap tas berisi syal (tak lupa sarung tangan) milik yeoja itu.

“ Maaf yah. Aku tidak menemukan pemilikmu. ” ujar Key pada syal tersebut. Anak malang, kata author.

“ Mungkin besok aku bisa menemukannya disini. ” tampaknya Key tidak mau menyerah begitu saja. Key tersenyum sepanjang perjalanan didalam bus yang menuju apartemennya. Masih dengan sangat jelas mengingat wajah polos milik yeoja pemilik syal yang ada di tangannya saat ini. Key ingat betul di dalam bus ini, ia menggigil kedinginan dan mengamuk saat ia merasa bus berjalan lambat. 

(Backsound : Kim Sunggyu – 60 second)
 



Selama 1 menit, ani, 60 detik Key mengingat kejadian kemarin saat ia kesal melihat hujan salju yang secar tiba-tiba muncul. Mengingat penuhnya penumpang pada bus pertama. Betapa kesalnya dirinya saat itu mengingat ia sudah hampir membeku.

Tapi rasa kesalnya berangsur berkurang saat ia bertemu yeoja manis pemilik syal hitam itu. dan saat itu juga ia terlihat sangat bodoh di hadapan gadis itu. membersihkan topinya dari salju dengan tangannya yang tak berbalut sarung tangan.

Key tersenyum untuk beberapa saat. Dan terlintas lagi di benaknya. Senyuman lembut dan tawa kecil milik yeoja itu. Menatap dirinya tanpa sebab, dan tertawa saat melihat dirinya bersikap bodoh. “ Apakah ini yang namanya love at the first sight ? Ah, anio.. andwe~ hahaha ” Key tertawa dengan hasil pemikiran singkatnya barusan. Beberapa penumpang bus menatapnya aneh. Key menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya malu. “ Bodoh..apa yang aku lakukan ? ” ujar Key pada dirinya sendiri.

Keesokan harinya, saat pulang dari kuliah, Key kembali menuju halte itu. berharap bertemu dengan yeoja tersebut. Nihil. Ia tidak menemukannya. Kesana kemari Key membawa tas berisi syal dan sarung tangan tersebut, tapi tetap tidak bertemu dengan si pemilik. Sampai Taemin heran melihat Key yang terus menerus membawanya.

“ Hyung, untuk apa kau bawa itu ke kampusmu setiap hari? Kau ingin memberinya pada yeojachingumu? Aigoo~ hyung. Kau tidak menceritakannya padaku jika kau sudah memiliki yeojachingu. ” di tepuknya pundak Key seraya menggoda. 

Key yang baru saja sampai apartemennya tidak menghiraukan Taemin yang berkunjung. “ Hyung, ceritakan padaku. Mungkin aku bisa membantumu. ” Key menggeleng sambil tersenyum.

“ Mau ku bantu memberikan hadiah ini untuk yeojachingumu? ” ujar Taemin sambil meraih tas kecil berisi syal dan sarung tangan tersebut. Secara refleks Key mengambil kembali tas itu, “ Jangan. Dia bukan yeojachinguku. Aku hanya ingin mengembalikannya. ” secara tidak sengaja Key mengatakan yang sebenarnya. Taemin tersenyum (sambil senyum smirk gitu).

“ Akhirnya kau mau bercerita juga, hyung. Nuguya? Seperti apa orangnya? ” Key menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Key pun duduk di sofanya yang berwarna pink soft berpadu dengan peach kesayangannya. Taemin pun mengikuti segala gerak gerik Key.

Dengan sekali tarikan nafas, Key pun bercerita panjang lebar. Taemin mendengarkan dengan seksama. Setelah selesai bercerita, Taemin pun mulai mengeluarkan pendapatnya.

“ Bagaimana kalau aku bantu hyung mencari tau yeoja itu? hyung kan sibuk dengan tugas dan kuliah. Sedangkan aku? Sedang berlibur kan hyung. Eotthe? ” Taemin mengedip-kedipkan matanya seolah seperti puppy eyes? 

“ Tapi bagaimana caranya? Kau saja tidak tahu wajahnya. Hanya aku yang tahu. Dan itupun ingatanku mulai memudar. Aissh.. ” Key mengacak-acak rambutnya frustasi.

“ Hmm, benar juga hyung. Kalau begitu, temui dia di halte besok. ” Key menghela nafas. “ Masalahnya, sudah 2 hari aku kesana, dia tidak ada. Apa karena aku terlambat beberapa menit kesana? ” Key mengacak-acak rambut pirangnya frustasi.

“ Eotthokhe, hyung? ” Taemin ikut-ikutan mengacak rambutnya frustasi. Key melirik Taemin lalu di jitaknya. “ Kenapa kau ikut pusing, eoh? Ishh.. ” Taemin hanya mampu nyengir (kuda).
 



Keesokan harinya, Key terus membawa tas kecil yang berisi syal dan sarung tangan tersebut. Key berusaha menyempatkan waktu menuju halte tersebut, tapi seperti biasa. Nihil. Key tertunduk lesu, berusaha menunggu beberapa menit lagi, meskipun dingin menyerang kulitnya.

Setelah hampir 1 jam menunggu (dan sudah malam pula), Key menyerah karena tidak tahan dengan udara yang semakin menyengat tulangnya. Key beranjak dan masuk kedalam bus, pulang dengan perasaan kecewa.

Di sisi lain...
“ Minji~yya.. Antarkan pesanan ini ke meja nomer 8. ” ujar salah satu ahjumma pada seorang gadis, tepatnya pelayan yang bernama Minji itu untuk mengantarkan pesanan.

“ Nde~.. ” yeoja yang bernama Minji menghampiri nampan yang berisi makanan pesanan meja nomor 8 dengan wajah sumringah.

Hari ini meskipun udara begitu dingin, tapi bagi Minji, hari ini begitu hangat. Karena dalam minggu ini kedai yang cukup besar milik ahjummanya ini sedang laris manis sejak memasuki musim dingin. Lebih tepatnya saat ia berhenti bekerja di sebuah restauran waktu itu.

Saat pekerjaannya selesai, Minji pun pamit untuk pulang terlebih dahulu karena ada yang harus di kerjakan. Minji segera memakai syal merahnya dengan terburu-buru setelah melihat jam di tangannya.

“ Aku terlambat lagi. Ishh... ” segera Minji berlari secepat yang ia bisa, sampai harus menabrak beberapa orang. Sampai akhirnya ia menabrak seorang pemuda sampai terjatuh.

“ Ah, mianhamnida.. jeongmal.. Mianhae... Mari ku bantu berdiri. ” Minji membantu namja tersebut bangun sambil tetap mengucapkan maaf dan membungkuk dalam.

“ Ah, gwaenchana. Lagi pula aku juga terburu-bur. Tak apa.. Sudah, tidak usah seperti itu. ” namja tersebut menegakkan tubuh Minji yang terus membungkuk dalam, sambil tetap tersenyum memaafkan.

“ Ah, kamsahamnida. Anda baik-baik saja? ” namja tersebut mengeleng. “ Tidak usah khawatir. Aku juga salah. Mian, aku permisi dulu. Aku sedang terburu-buru. ” namja tersebut melengang pergi dan tidak menoleh lagi. Minji ttampak cemas dan merasa sangat bodoh. Lalu ia melanjutkan perjalanannya dan melewati halte di depannya.

Minji terus berjalan cepat. Tampak uap dingin mengepul dari mulutnya tanda ia mulai merasa lelah dan nafasnya tampak seperti orang yang sedang melakukan lari marathon. Pada akhirnya Minji sampai di halte tujuannya. Mengapa ia tidak naik bus di halte yang tadi? Karena ia ingin menemui seseorang di halte ini. Di halte dekat dengan restauran tempat ia berhenti bekerja waktu itu.

Halte tempat ia pertama kali bertemu dengan namja ‘badmood’, yang terus mengomel karena kedinginan dan menunggu bus yang tak kunjung datang. Tapi nihil. Ia sudah terlambat. Ia tak melihat namja ‘badmood’ itu lagi disana. Ia terlambat 23 menit dari jam keberangkatan bus. 

Di ambilnya nafas sebanyak mungkin karena sepertinya ia mulai kehabisan nafas karena sejak tadi ia berlari. “ Mungkin, besok ia datang lagi. Aku harus tepat waktu. ” Minji tersenyum sejenak lalu duduk di dalam halte. Menatap keramaian kota Seoul yang semakin malam semakin ramai. Menunggu bus, dan kembali mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Setelah kejadian itu, Minji terus mengunjungi halte ini, dan menunggu namja yang disebutnya ‘badmood’ itu.
 



Terngiang di pikirannya, syal miliknya masih berada di tangan namja itu. dan kembali terngiang wajah namja ‘badmood’ yang tertidur di bus waktu itu. mirip sesorang yang pernah di temuinya di suatu tempat. Entah kapan.
Bus pun datang. Minji perlahan masuk kedalam bus dan melihat penumpang didalam bus. ‘ Dia tidak ada. Tentu saja tidak ada. Bodoh. ’ ujar Minji dalam hati. Minji pun duduk di salah satu kursi penumpang, kursi penumpang yang pada waktu itu di tempati oleh namja ‘badmood’. (readers: Thor disebut2 lagi ih julukannya. -_-)
Minji kembali tersenyum mengingat kejadian itu lagi. Tertawa kecil mlihat semua ocehan dan omelan itu. “ Kenapa aku bisa bertemu denganmu lagi disini? ” Minji mulai bergumam sendiri sepanjang perjalanan.

Beberapa hari kemudian, Key berusaha mencari Minji. Tidak hanya di halte tersebut, melainkan ia berkeliling di daerah sekitar halte. Dan sialnya, hari itu juga kedai milik ahjumma Minji sedang tutup dan Minji tentu saja tidak bekerja. Karena Key tidak tau akan hal itu, ia hanya mampu terus mencari. Dengan udara dingin seperti itupun, Key masih berusaha dan berupaya mencari Minji. 

(Backsound: Kim Sunggyu – 41 Days => pas adegan ini, author sambil dengerin lagu ini. Tidak tahu kenapa, berasa pas. Hihihi..abaikan. -_-)

Saat itu Taemin yang masih dalam masa berlibur, ikut membantu Key. Dan saat keduanya berhenti di depan kedai milik ahjumma Minji untuk istirahat dan duduk di 2 kursi kosong depan kedai yang hampir menyerupai restauran itu, Taemin teringat sesuatu.

“ Oh iya, hyung. Kriteria yeoja yang kau cari sepertinya aku pernah bertemu dengannya di sekitar sini. ” Key menoleh ke arah Taemin dengan dahi yang berkerut.

“ Jinja? Kau kan tidak tahu wajah aslinya. Sembarangan saja dirimu. ” Key memukul pelan lengan Taemin.

“ Jinjayo, hyung. Feelingku mengatakan seperti itu. kalau Tidak salah di sebelah sana. Setelah aku turun dari halte dan bergegas ingin menemui Sulli di caffe sebelah sana. ” ujar Taemin semangat sambil menunjuk ke arah ia merasa bertemu yeoja yang Key maksud.

“ Kau yakin? ” tanya Key meyakinkan.

Flashback dulu...

Saat pekerjaannya selesai, Minji pun pamit untuk pulang terlebih dahulu karena ada yang harus di kerjakan. Minji segera memakai syal merahnya dengan terburu-buru setelah melihat jam di tangannya.

“ Aku terlambat lagi. Ishh... ” segera Minji berlari secepat yang ia bisa, sampai harus menabrak beberapa orang. Sampai akhirnya ia menabrak seorang pemuda sampai terjatuh.

“ Ah, mianhamnida.. jeongmal.. Mianhae... Mari ku bantu berdiri. ” Minji membantu namja tersebut bangun sambil tetap mengucapkan maaf dan membungkuk dalam.

“ Ah, gwaenchana. Lagi pula aku juga terburu-bur. Tak apa.. Sudah, tidak usah seperti itu. ” namja tersebut menegakkan tubuh Minji yang terus membungkuk dalam, sambil tetap tersenyum memaafkan.

“ Ah, kamsahamnida. Anda baik-baik saja? ” namja tersebut mengeleng. “ Tidak usah khawatir. Aku juga salah. Mian, aku permisi dulu. Aku sedang terburu-buru. ” namja tersebut melengang pergi dan tidak menoleh lagi. Minji ttampak cemas dan merasa sangat bodoh. Lalu ia melanjutkan perjalanannya dan melewati halte di depannya.

Namja tersebut tiba-tiba berhenti berjalan dan menoleh ke arah Minji yang sedang berlari kecil melewati kerumunan orang-orang yang berlalu lalang.

“ Seperti ada yang aneh dengan perasaanku. Ah, mungkin hanya perasaanku saja. ” lalu Taemin melanjutkan lagi langkahnya dan melewatii kedai milik ahjumma Minji yang tampak ramai.

Flashback End
 



“ KENAPA KAU TIDAK MENCERITAKANNYA PADAKU, TAEMIN~AHH???? ” lagi-lagi namja ‘badmood’ ini marah. Taemin hanya menutup telinga dan menunduk menghindari omelan Key.

“ Mian, hyung. Aku kan tidak tahu. Jangan salahkan aku. ” Taemin berusaha menutup telinganya agar tidak disemprot (?) lagi oleh Key.

“ Kearah mana ia berjalan? ” tiba-tiba Key menarikk tangan Taemin dan mengajaknya berdiri.

“ Ke arah sana hyung. Mungkin dia pergi ke hal....te.... ” Taemin mengarahkan tangannya ke arah yang berlawanan dan menggantung kalimatnya. TING!!

“ Hyung. Mungkin ia pergi menuju halte tempat kau pertama kali bertemu dengannya di dekat tikungan itu. ” kali ini Taemin tampak terlihat jenius (menurut author).

Key tampak melotot kaget. “ Kau jenius, Taemin~ahh. Kajja.. ” Key lagi-lagi menggeret lengan Taemin dan keduanya berlari menuju tempat yang di tuju. Udara yang dingin tidak dapat dirasakan sama sekali oleh Key. Yang dirasakan Key saat ini adalah perasaan menggebu-gebu. Hangat menyelimuti hatinya. Perut yang seketika menggeliat tidak nyaman. Begitulah perasaan orang yang lagi deg-degan. (readers: pengalaman lu banget,thor.)

Jarak dari kedai (yang lagi-lagi harus ku ucapkan “hampir mirip restauran itu”) cukup jauh jika harus berjalan kaki dengan santai. Tapi tidak jika sedang berlari. Apalagi Key dan Taemin yang saat ini berlari bak mengikuti lomba. Ciiiiaaattt!!! Cepat sekali bung! Wwwuuuussshhhh....!!! (key: lebay deh thor hahaha) => terinspirasi pas liat Idol Championship.

Tidak sampai 20 menit mereka sudah sampai, meski hanya tinggal beberapa langkah lagi. Key dan Taemin berhenti sejenak mengambil nafas sambil menunduk. (ngos-ngosan pasti) Lalu Key mendongakkan kepalanya. Nafasnya tercekat, matanya sedikit terbelalak.

(Backsound : Infinite – Amazing => pas dengerin lagu ini, author buat scene ini.)

Yeoja yang selama beberapa hari ini ia cari, pada akhirnya ia bisa menemukannya. Minji tampak duduk santai memandang butiran debu *eh* butiran salju yang masih turun sedikit demi sedikit, dengan senyuman manis yang terulas di wajahnya. Senyuman yang sama.

Lega. Itulah yang dirasakan Key saat ini. Key yang saat itu menggunakan syal milik Minji dan saung tangan sebelah yang disimpannya dikantong jaketnya melangkah perlahan menghampiri Minji.

Jantungnya berdegup kencang, perutnya semakin menggeliat. Di tariknya nafas dalam-dalam. Taemin yang selesai menarik nafas, memperhatikan gerak gerik Key yang tampak aneh. Setelah dilihat kemana arah Key berjalan, Taemin menyunggingkan senyumnya lega. “ Syukurlah. ” gumam Taemin.
 



Disisi lain...

“ Minji~yya. Hari ini bibi tidak membuka kedai. Karena pamanmu sedang sakit demam, jadi kau bisa berlibur hari ini. ” ujar ahjumma (semrawut ih bahasa) Minji pada Minji yang sedang mencucui piring.

“ Nde~ ahjumma. Setelah ini aku mau pergi keluar sebentar. Ingin menemui seseorang. ”

“ Jangan teralalu lama. Diluar sangat dingin. Nanti kau terkena flu. Arasso? ” di elusnya puncak kepala Minji dengan sayang. Minji hanya mengangguk sambil tersenyum.

“ Nde~ ahjumma. ” Minji segera bergegas menuju kamarnya dan berganti pakaian lalu berangkat. Dan Minji tidak memperdulikan bahwa syalnya terlalu tipis untuk cuaca sedingin ini. 

Di perjalanan dari rumahnya menuju kedai milik bibinya tidak terlalu jauh. Hanya menaiki bus dan turun di halte dekat kedai bibinya. 

“ Mungkin pagi ini kau ada di halte. Semoga aku bisa menemukanmu, Kibum~ahh. ” ternyata Minji mengetahui nama Key pemirsa. Karena semalaman Minji mencoba mengingat-ingat wajah Key sambil mengutak atik foto album semasa ia bersekolah di SMA dulu.

Wajah Key memang tidak banyak berubah (hanya semakin manly dan tampan mungkin), tapi rambutnya yang membuatnya berbeda. Minji tersenyum jika mengingat hal itu. Kim Kibum. Namja populer di sekolahnya dulu, yang membuat Minji sangat mengenali wajahnya. Tapi setelah Key harus pindah sekolah dan bersekolah di luar negri, Minji jadi melupakan wajah namja itu. ingatan itu memudar dan kembali terkuak saat ia bertemu dengan Key di halte ini.

Minji sampai di halte tempat ia dan Key bertemu. “ Aku akan menunggu disini. Sampai Kibum datang. ” Minji pun duduk dengan tenang sambil memandangi langit dan tumpukan salju di pinggiran trotoar.

Flashback end

Key berjalan perlahan menghampiri Minji yang masih bermain salju dengan tangan kanannya yang polos tanpa menggunakan sarung tangan. Tentu saja tidak pakai, kan sarung tangannya ada pada Key.

“ Ya. Sudah tau udara dingin begini, masih saja bermain salju tanpa sarung tangan. ” omel Key saat tepat berada di hadapan Minji. Minji terpaku sejenak menatap telapak tangannya yang mulai dan sedang di bersihkan oleh seorang namja. Namja yang di cari dan ditunggunya sejak beberapa hari lalu.

 Key membersihkan telapak tangan Minji perlahan dan mengambil sarung tangan merah milik Minji dari kantong jaketnya. Minji masih saja diam dan terus menatap Key yang masih sibuk memasangkan sarung tangan di tangannya.

“ Selesai. Nah, sekarang akan lebih hangat. ” Key tersenyum lembut sambil menatap Minji yang masih tetap diam. 

Minji pun berdiri, masih tetap menatap Key tidak percaya. Key sedikit merasa bingung dengan tingkah yeoja yang ada di hadapannya. Dengan sigap Key meraih syal hitam yang melilit di lehernya lalu dilepasnya perlahan.

“ Kau ini bodoh atau tidak peka, eoh? Udara sedingin ini memakai syal tipis. ” omel Key seklai lagi. ‘ Namja badmood ini, masih tetap sama seperti waktu itu. tidak berhenti mengomel. ’ pikir Minji sekilas sambil tetap menatap Key yang saat itu sedang memasangkan syal hitam miliknya di lehernya.

“ Nah, sudah. Mungkin akan lebih baik jika begini. ” jarak wajah Key dan Minji tampak terlihat dekat (20cm pemirsa kira-kira).

Keduanya terdiam, waktu serasa berhenti berputar. Keduanya masih berpandangan. Taemin yang melihatnya hanya nyengir dan terkekeh kecil dari jauh. “ Aku tidak mau lihat... aku tidak mau lihat... ” ujarnya sambil tetap terkekeh geli.

“ Kim Kibum. Lama tidak bertemu. ” Minji memulai pembicaraan dengan menampakkan senyum dan eyesmile.nya. Key terdiam, ‘ Dia tahu nama lengkapku? Bagaimana..bisa? ’ pikir Key penasaran.

“ Kau pasti bertanya dari mana aku tahu. Kau teman SMA.ku, Kim Kibum~ssi. Ahh..tentu saja kau tidak ingat. Aku bukan siswi yang terkenal. Wajar kau tidak tahu. ” Minji tertawa kecil mengingat ucapan bodohnya barusan.

Key melongo. Dunia begitu sempit rupanya (*halah). “ Jinjayo? Aigoo~ kenapa aku tidak tahu? ” Key menjauhkan tubuhnya karena malu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
 



(Backsound: B2st – Oasis)

Keduanya tertawa kecil. Tertawa canggung, dan akhirnya Key kembali menatap mata Minji.

“ Ngomong-ngomong, untuk syal dan sarung tangannya, kamsahamnida. Kalau tidak ada kau, mungkin aku akan mati kedinginan di dalam bus. Hahaha...” tawa canggung Key membuat Minji tertawa kecil.

“ Nde~ cheonma. Tidak usah kau kembalikan juga tak apa. Anggap saja aku memberikannya padamu. ” ujar Minji sambil mencoba melepaskan syal yang terlilit di lehernya.

“ Ah, andwe. Jangan di lepas. Kau saja yang pakai. Aku baik-baik saja. Anggap saja, aku hadiahkan ini juga padamu. ” Key tersenyum sambil menatap Minji.

Lagi-lagi keduaya bertatapan. Dengan senyum terhias di kedua wajah anak manusia ini. “ Sebaiknya, kita ke cafe saja. Disini semakin dingin. ” Key segera menarik tangan Minji tanpa harus mendengar persetujuan dari si empunya tangan. Minji hanya bisa mengikuti langkah kaki Key.
 



Keduanya memasuki sebuah cafe dan duduk di dekat jendela cafe yang besar. Sedikit lebih baik dan lumayan hangat. Begitulah pikir Key.

Keduanya memesan minuman hangat lalu mengobrol. Entah apa yang di bicarakan, keduanya sama-sama saling tertawa. Taemin ternyata memperhatikan keduanya dari luar cafe. Karena iri, Taemin segera menelpon Sulli.

“ Yeoboseyo? Sulli~ahh. Bisakah kita keluar hari ini? Aku merindukanmu. Ku tunggu kau di cafe ***** (sensor ye). Oke, anyyeong. (klik) Yes. Akhirnya..aku tidak sendirian. Key hyung benar-benar melupakan kehadiranku. Awas kau hyung. ” ujar Taemin kesal sambil menendang-nendang kaleng kosong.


Disisi lain, Key masih terus mengobrol dengan Minji tanpa memperdulikan Taemin diluar cafe. Entah dia lupa atau apa, yang pasti, #poortaeminie~ .

Apakah akan ada tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya? Entahlah.. hanya author yang tahu. Hihihi...


~FINI~

Mian untu banyak typo di beberapa kalimat. :) Mian juga jika cerita ini endingnya menyebalkan. Admin kehilangan ide yang sudah disusun sejak tadi malam. T_T mianhae, Key. Silahkan tinggalkan jejak berupa komentar masukan dan komentar kekurangan dari ff ini. :) Karena author masih belajar menulis. Kamsahamnida sudah baca dan NO COPAS!! *bow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar