Story ini terinspirasi
dari syal yang baru saja aku beli dan memang warnanya hitam, di tambah cuaca
dingin sehabis hujan, lalu di tambah lagi sosok seorang Kim Kibum SHINee. Dan seseorang (sahabatku yang ada di Twitter) adalah
orang yang sangat menginspirasiku dalam ff ini. Thanks a lot buat kamu, hey key :)
dan ff ini aku persembahkan buat kamu meski singkat,
dan bukan yang kamu sarankan kemarin-kemarin, tapi aku akan mengerjakan ff
karanganmu, meskipun entah kapan. Hope you like it, meski sedikit abal-abal,
tidak masalah kan? :D happy reading ^^
Author : Song Ji Ae
Genre : Abstrak (?)
(lol), Sweet,
Lenght : Oneshoot?
Drabble? Ficlet? Mollayo.. -_- (223 characters, 4953 words, 12 page)
Cast :
- -
Kim Kibum (Key SHINee)
- - A girl J (OC)
-
- Lee Taemin (Tetem SHINee)
Summary : Karena sebuah
syal, I find you.
P.S : Cerita ini hanya
karangan dan fiktif belaka. Key dan Taemin SHINee adalah milik Tuhan semata, dan yang lain
adalah karangan author. This fanfiction special for my Key (not real key,
yeah?), my inspiration, thanks a lot key ^^. Mian untuk typo di sela-sela cerita.
Author
POV
(18.27 KST)
Hujan salju muncul
tiba-tiba menghujani kota Seoul. Beberapa orang berjalan cepat agar segera
sampai rumah agar tidak kedinginan di tengah jalan (?). Ada yang masih
bersantai sambil mengobrol dengan teman dan pacarnya (*ehem).
Dan hal ini (jalan
cepat atau lari?) juga di alami oleh seorang namja berambut blonde dengan topi
di kepalanya beserta jaket warna hijau lumut plus tas ransel di punggungnya
sedang menuju halte terdekat yang tampak ramai. Hujan salju yang turun mendadak
membuat namja tersebut mengomel sepanjang jalan sampai akhirnya tiba di halte.
Namja tersebut berusaha
merapatkan jaketnya agar tetap hangat. Tapi tetap saja, salju tetap turun dan
mendinginkan (?) kota. Setelah sampai di halte yang ramai, namja tersebut
lagi-lagi mengomel sambil tetap menyembunyikan tangannya di balik kantong
jaket.
“ Aishh.. Kenapa
mendadak sih? Di tambah, halte ini ramai sekali. Isshh, dingin sekali. ”di
gosok-gosoknya kedua telapak tangannya yang tampak mulai membeku.
Saat bus tiba, semua
orang berebut untuk masuk ke dalam bus. Namja tersebut berusaha masuk dengan
segenap kesabarannya. Karena rata-rata perempuan berumur, laki-laki lanjut usia,
dan segerombolan pelajar yang mungkin akan berangkat les (?), namja tersebut
berusaha mengalah. Karena terlalu mengalah, pada akhirnya namja tersebut tidak
bisa naik bus tersebut. Namja itu hanya mampu tersenyum pahit.
“ Tak apa. Masih ada bus
selanjutnya. ” ujar seorang yeoja berambut hitam panjang di belakangnya yang
duduk bersandar di dinding halte. Dengan tatapan malas dan kesal, namja
tersebut menoleh mencari sumber suara.
“ Ya! Ini dingin dan
aku sudah menunggu dari tadi. ” tampaknya namja tersebut berusaha menahan
emosinya. Kenapa begitu? Tentu saja, yeoja yang berbicara dengannya tampak
terlihat santai dan tenang, tanpa merasa kedinginan.
“ Jika kau
terus-terusan marah seperti itu, kau akan semakin kedinginan. Duduklah. Kau
tidak akan kehabisan bus. Ini belum sampai tengah malam. ” ujar yeoja tersebut
lembut sambil menunjuk tempat duduk kosong di sampingnya.
Dengan wajah cemberut
dan setengah kesal, akhirnya namja tersebut pasrah dan memilih duduk di samping
yeoja itu dengan jarak tidak terlalu jauh. Yeoja itu tersenyum sambil menatap
namja tersebut.
Karena merasa di
perhatikan, namja tersebut menoleh. “ Mwoya? Apa yang kau lihat, eoh? ” sontak
yeoja tersebut terkekeh geli.
“ Topimu penuh salju. ”
sambil menunjuk topi milik namja tersebut, dengan sigap ia (si namja)
membersihkan topinya sendiri dengan tangan kanannya. “ Aisshh..dingin.. ” yeoja
tersebut kembali tersenyum kecil karena ekspresi namja di sampingnya terlihat
lucu saat mengeluh karena dingin.
“ Jangan di bersihkan
dengan cara seperti itu. ” refleks yeoja tersebut menghampiri namja tersebut
yang berjarak 2 langkah darinya dan melepaskan topinya.
“ Begini.. ” di
baliknya topi namja itu dan tumpahlah butiran debu (eh) butiran salju yang
menumpuk di topi tersebut. Di pukul-pukulnya pelan untuk meyakinkan apakah
sudah benar-benar habis.
“ Selesai. Bersih kan?
Ini topimu. ” yeoja itu menyerahkan topi tersebut pada pemiliknya yang disambut
dengan sedikit kasar oleh sang pemilik. ‘
Merasa bodoh saja.’ Pikir namja tersebut dalam hati. Tanpa mengucapkan
terima kasih, namja tersebut kembali merengut dan menatap jalanan kota Seoul
yang ramai.
Yeoja tersebut kembali
ketempat duduknya dan menatap langit yang semakin gelap. Lampu jalanan mulai
menyala, keheningan menyeruak (?) di antara keduanya. Orang-orang berlalu
lalang. Halte mulai di hampiri oleh beberapa orang. Bus juga belum datang.
Namja tersebut semakin
mengigil kedinginan. Diliriknya yeoja di sampingnya yang tetap tenang menunggu
bus. Kenapa ia tidak merasa begitu kedinginan? Pasti penasaran, kenapa aku dari
tadi tidak mengatakannya pada readers. Hihihi.. karena yeoja tersebut sudah
mempersiapkannya sejak awal. Ia membawa dan memakai syal tebal berwarna hitam
kesukaannya, jaket musim dingin yang di pakainya sejak ia keluar dari tempat ia
bekerja sambilan. Satu lagi. Sarung tangan merah tebalnya yang menyembul di
balik kantong jaketnya.
Namja tersebut melirik
iri. Ingin sekali di pinjamnya karena ia sudah benar-benar merasa membeku. Tapi
dihilangkannya pikiran tersebut karena memikirkan imejnya, malu juga jika harus
meminjam pada orang yang tidak dikenalnya. Keduanya tentu saja tidak saling
mengenal. Tapi keduanya sudah sedikit akrab sejak pertengkaran mulut tadi.
Terpaksa, namja
tersebut menahan dingin sedikit lagi. Sampai akhirnya bus itu datang. dan
beberapa orang masuk kedalam bus terlebih dahulu, lalu disusul naja tersebut
dengan sangat tergesa-gesa. Dengan tenang, yeoja tersebut melangkah dan ikut
masuk kedalam bus.
Tempat duduk keduanya
berseberangan. Tanpa saling menoleh (karena emang belum kenal thor), keduanya
duduk dengan tenang seperti tidak pernah bertemu. Tapi, seperti tadi tentu
saja, namja tersebut masih mengigil kedinginan. Padahal didalam bus sudah
sedikit lebih baik dan sedikit lebih hangat.
Tapi tidak bagi namja
bugar dan gemuk dibelakang namja tadi. Ia membuka jendelanya dan menghirup
udara dingin dengan senyum sumringah, dan sambil membayangkan ia sedang bermain
dalam sebuah scene video musik milik musisi favoritnya (karena ia sedang
mendengarkan lagu dengan headsetnya). Namja tadi melirik kebelakang dengan raut
wajah murka dan kesal. ‘ Pantas saja. Dasar gemuk. Penuh lemak. Aishh..’ pikir
namja tersebut kesal dan kembali mengeratkan jaketnya.
Yeoja yang tadi pun
terkekeh melihat ekspresi namja badmood (yeoja itu menyebut namja tadi badmood
dalam otaknya) yang sedang berusaha menahan amarahnya dan juga menahan dingin.
Satu persatu penumpang
turun. Termasuk namja gemuk tadi, dengan senyum sumringah yang masih ada di
wajahnya (tentu saja). Namja ‘badmood’ tersebut hanya mampu melirik kesal ke
arah namja gemuk ‘penuh lemak’ tadi. Apartemennya tentu saja masih jauh dan
namja ‘badmood’ itu masih harus bersabar menahan dingin.
Namja tersebut merasa
bus ini berjalan lambat. Karena kesal, ia memukul punggung kursi penumpang yang
terbuat dari besi dan padatan plastik. “ Awww...aishh..” jerit namja ‘badmood’
tersebut nyaring, membuat yeoja tadi menoleh ke arah namja tadi dan si sopir?
Hanya meliriknya lewat kaca sepion. Namja itu hanya menatap sekilas pada yeoja
tersebut lalu kembali menatap jendela karena malu.
Karena lelah, ia pun
tertidur sambil memeluk tubuhnya sendiri. Wajahnya mulai semakin memutih,
bibirnya yang tipis mulai berubah warna, membiru karena kedinginan.
Tanpa sadar, yeoja itu
bangkit dan menghampiri namja yang disebutnya badmood tadi sambil melepaskan
syal tebalnya. Perlahan, tanpa membangunkan namja tersebut, di lilitkannya syal
itu dilehernya. Karena posisi tidurnya sambil duduk, itu memudahkan askses (?)
yeoja tersebut untuk memakaikan syal tersebut dilehernya. Dan terakhir,
dikeluarkannya tangan namja tersebut dari dalam kantong dan memakaikannya
sarung tangannya yang berwarna merah ke tangan sebelah kanan namja itu. Hanya
sarung tangan sebelah kanan.
Yeoja tersebut
tersenyum kecil dan bergumam kecil. “ Entah dimana aku pernah melihatmu
sebelumnya. ” lalu yeoja tersebut bangkit dan menekan tombol stop. Seketika bus
terhenti, dan yeoja tersebut menghampiri supir tersebut untuk membangunkannya
ketika ia sudah turun dari bus dan berada dalam jarak yang cukup jauh dari perhentian
bus. Supir pun mengangguk dan yeoja tersebut membungkuk mengucapkan teima kasih
lalu pergi.
Sesuai dengan
permintaan yeoja tadi, sang supir melakukannya dengan sangat baik. Di
hampirinya namja yang sedang tertidur pulas dengan syal hitam tebal melilit
dilehernya sambil membawa alat pengeras suara (apasih itu namanya -_-) dengan
volume yang maksimal. (dari mana ahjusshi ini dapetin tu pengeras suara ?)
“ BANGUN, NAAAKKK!!!
MAU SAMPAI KAPAN KAU TIDUR DISINI???? ” seketika namja tersebut terlonjak kaget
dan terbangun dari tidur nyenyaknya. Seperti orang kebanyakan, pasti mata akan
terbelalak dan mengusap wajahnya kalap. (eii,bahasanya apasih?)
“ Ah, mianhamnida
ahjusshi. Mian.. ” tanpa diduga-duga, namja ‘badmood’ tadi bergegas turun dari
bus. Supir bus tadi sedikit mengerutkan dahinya dan berpikir, ‘memangnya benar tempat tinggalnya didaerah
sini?’ lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. “ Dasar anak muda. ” lalu bus
melaju lagi.
Dengan kesadaran yang
separuh (anggap 50%), namja ‘badmood’ tersebut berjalan sempoyongan karena
masih syok dan kaget akibat ulah supir bus tadi. Kepalanya sakit karena
terkejut, “ Hampir saja aku mati karena kaget. Aishh...aigoo~ ” keluhnya sambil
terus berjalan.
Setelah setengah jalan
terus berjalan menuju apartemennya, namja tersebut baru menyadari bahwa
tubuhnya menghangat. Mungkin karena masih sedikit pusing, ia tak juga sadar
jika ada syal yang melilit lehernya. Sampai pada akhirnya, saat akan menaiki
tangga, ia baru sadar. (kok key kesannya sedikit sesuatu yah disini hihihi)
Ia melirik syal yang
ada dilehernya dan juga sarung tangan disebelah kanannya. “ Ini kan... ” namja
tersebut mulai mengingat-ingat kembali siapa pemilik syal dan sarung tangan
tersebut sampai pada akhirnya ia berhenti berpikir saat sebuah tangan menepuk
punggungnya.
(pas bagian ini, author
pas lagi dengerin lagu wowowow-nya SHINee. Berasa pas. :D)
“ Hyung? Kau baru
pulang? Kenapa tidak segera naik? Malah melamun disini. Disini dingin. ” ujar
namja yang tampak lebih muda darinya melangkah melewatinya.
“ Ah, Taemin~ahh. Iya,
hari ini aku banyak sekali tugas di kampus. Jadi aku harus menemui dosenku dan
mengerjakannya di perpustakaan. Kau baru dari mana? ” tanya namja ‘badmood’
tadi yang tampaknya melupakan tentang syal dan sarung tangan tadi.
“ Oh, tentu saja kau
banyak tugas hyung. Kau kan sudah semester akhir. Wajar saja kau sibuk. Naiklah
hyung. Ku siapkan kau makanan. ” ujar namja yang bernama Taemin tadi sambil
sedikit tersenyum (nyengir maksudnya). Dan namja yang disebut hyung tadi hanya
menjitak kepala Taemin.
“ Kau yang menyiapkan
makanan atau aku? Kau ini, dasar. Kajja, aku lapar. ” di tariknya tangan Taemin
sambil terus menaiki tangga menuju kamar apartemennya. Taemin dan namja
‘badmood’ tersebut terus saja mengoceh sepanjang tangga (?) sambil tertawa.
(Readers : Thor,
hentikan menyebut key namja ‘badmood’ -_-“. *jitak kepala author) => dan
abaikan kalimat ini.
(Eh, author sampai lupa
tidak memperkenalkan namja itu, namja tersebut atau namja dan sebagainya.
(author tidak mau sebut namja ‘badmood’ lagi yah :D, nanti di tabokin readers
yang ngfans sama key :3). Namanya Key (Kim Kibumie~). Kasian dia, dari tadi
tidak disebut-sebut namanya hihihi. (key: authornya jahat ih.) Oke, lanjut ke
cerita.
Setelah selesai makan
malam bersama, Taemin pamit untuk pulang (lebih tepatnya kembali ke kamar
apartemennya di dekat kamar apartemen Key, pemuda tadi.
(Scene ini aku buat
sambil dengerin lagunya SHINee – Better. Berasa deh, kan buatnya pas
malem-malem gini. ^^)
Saat hendak tidur, Key
mengalihkan pandangannya pada syal hitam tebal yang tergantung didekat lemari
pakaiannya juga sarung tangan yang hanya sebelah. Di dekatinya syal tersebut,
di pandanginya sejenak. Terngiang-ngiang wajah pemilik syal ini yang mengobrol
bersamanya beberapa jam yang lalu di halte bus.
Senyum terhias diwajah
Key. Aroma yeoja itu masih membekas pada syal tersebut. Karena udara masih
sangat dingin, Key memakai kembali syal tersebut juga sarung tangan merah dan
segera beranjak ke atas tempat tidur. Entah karena apa, Key memakainya dengan
hati yang damai.
“ Gomawo untuk syalnya,
juga sarung tangannya, meski hanya sebelah. Aku akan mengembalikannya segera. ”
dengan senyum yang masih terhias di wajahnya, Key memejamkan matanya untuk tidur.
Tapi seketika, terbuka lagi seperti ini => O.O (pakai emot segala :D)
“ OMO!! Aku lupa
menanyakan namanya. Aisshh... bagaimana aku harus mengembalikannya? ” segera
Key bangkit dari tempat tidur dan mulai berpikir kembali. Berjalan mengelilingi
ruangan kamarnya sambil berpikir. (tidur key...besok kuliah -_-)
“ Mungkin besok dia ada
di halte itu lagi. Benar.. ” segera Key kembali duduk dan tidur di atas
kasurnya. Di lepasnya syal dan sarung tangan merah tersebut dan di lipatnya
(kecuali sarung tangan). Diletakkannya syal dan sarung tangan tersebut di
samping tempat tidurnya, dan mulai memejamkan mata.
(scene ini pas dengerin
lagunya Sunggyu – Another Me)
Keesokan harinya, key
tidak menemukannya. Padahal Key sudah membawa syal dan sarung tangannya, tapi
takdir mengatakan lain. Tuhan tidak mempertemukannya lagi dengan yeoja pemilik
syal hitam ini. Key tertunduk sambil menatap tas berisi syal (tak lupa sarung
tangan) milik yeoja itu.
“ Maaf yah. Aku tidak
menemukan pemilikmu. ” ujar Key pada syal tersebut. Anak malang, kata author.
“ Mungkin besok aku
bisa menemukannya disini. ” tampaknya Key tidak mau menyerah begitu saja. Key
tersenyum sepanjang perjalanan didalam bus yang menuju apartemennya. Masih
dengan sangat jelas mengingat wajah polos milik yeoja pemilik syal yang ada di
tangannya saat ini. Key ingat betul di dalam bus ini, ia menggigil kedinginan
dan mengamuk saat ia merasa bus berjalan lambat.
(Backsound : Kim
Sunggyu – 60 second)
Selama 1 menit, ani, 60
detik Key mengingat kejadian kemarin saat ia kesal melihat hujan salju yang
secar tiba-tiba muncul. Mengingat penuhnya penumpang pada bus pertama. Betapa
kesalnya dirinya saat itu mengingat ia sudah hampir membeku.
Tapi rasa kesalnya
berangsur berkurang saat ia bertemu yeoja manis pemilik syal hitam itu. dan
saat itu juga ia terlihat sangat bodoh di hadapan gadis itu. membersihkan
topinya dari salju dengan tangannya yang tak berbalut sarung tangan.
Key tersenyum untuk
beberapa saat. Dan terlintas lagi di benaknya. Senyuman lembut dan tawa kecil
milik yeoja itu. Menatap dirinya tanpa sebab, dan tertawa saat melihat dirinya
bersikap bodoh. “ Apakah ini yang namanya love at the first sight ? Ah, anio..
andwe~ hahaha ” Key tertawa dengan hasil pemikiran singkatnya barusan. Beberapa
penumpang bus menatapnya aneh. Key menutup wajahnya dengan kedua telapak
tangannya malu. “ Bodoh..apa yang aku lakukan ? ” ujar Key pada dirinya
sendiri.
Keesokan harinya, saat
pulang dari kuliah, Key kembali menuju halte itu. berharap bertemu dengan yeoja
tersebut. Nihil. Ia tidak menemukannya. Kesana kemari Key membawa tas berisi
syal dan sarung tangan tersebut, tapi tetap tidak bertemu dengan si pemilik.
Sampai Taemin heran melihat Key yang terus menerus membawanya.
“ Hyung, untuk apa kau
bawa itu ke kampusmu setiap hari? Kau ingin memberinya pada yeojachingumu?
Aigoo~ hyung. Kau tidak menceritakannya padaku jika kau sudah memiliki
yeojachingu. ” di tepuknya pundak Key seraya menggoda.
Key yang baru saja
sampai apartemennya tidak menghiraukan Taemin yang berkunjung. “ Hyung, ceritakan
padaku. Mungkin aku bisa membantumu. ” Key menggeleng sambil tersenyum.
“ Mau ku bantu
memberikan hadiah ini untuk yeojachingumu? ” ujar Taemin sambil meraih tas
kecil berisi syal dan sarung tangan tersebut. Secara refleks Key mengambil
kembali tas itu, “ Jangan. Dia bukan yeojachinguku. Aku hanya ingin
mengembalikannya. ” secara tidak sengaja Key mengatakan yang sebenarnya. Taemin
tersenyum (sambil senyum smirk gitu).
“ Akhirnya kau mau
bercerita juga, hyung. Nuguya? Seperti apa orangnya? ” Key menggaruk-garuk
kepalanya yang tidak gatal. Key pun duduk di sofanya yang berwarna pink soft
berpadu dengan peach kesayangannya. Taemin pun mengikuti segala gerak gerik
Key.
Dengan sekali tarikan
nafas, Key pun bercerita panjang lebar. Taemin mendengarkan dengan seksama.
Setelah selesai bercerita, Taemin pun mulai mengeluarkan pendapatnya.
“ Bagaimana kalau aku
bantu hyung mencari tau yeoja itu? hyung kan sibuk dengan tugas dan kuliah.
Sedangkan aku? Sedang berlibur kan hyung. Eotthe? ” Taemin mengedip-kedipkan matanya
seolah seperti puppy eyes?
“ Tapi bagaimana
caranya? Kau saja tidak tahu wajahnya. Hanya aku yang tahu. Dan itupun
ingatanku mulai memudar. Aissh.. ” Key mengacak-acak rambutnya frustasi.
“ Hmm, benar juga
hyung. Kalau begitu, temui dia di halte besok. ” Key menghela nafas. “
Masalahnya, sudah 2 hari aku kesana, dia tidak ada. Apa karena aku terlambat
beberapa menit kesana? ” Key mengacak-acak rambut pirangnya frustasi.
“ Eotthokhe, hyung? ”
Taemin ikut-ikutan mengacak rambutnya frustasi. Key melirik Taemin lalu di
jitaknya. “ Kenapa kau ikut pusing, eoh? Ishh.. ” Taemin hanya mampu nyengir
(kuda).
Keesokan harinya, Key
terus membawa tas kecil yang berisi syal dan sarung tangan tersebut. Key
berusaha menyempatkan waktu menuju halte tersebut, tapi seperti biasa. Nihil.
Key tertunduk lesu, berusaha menunggu beberapa menit lagi, meskipun dingin
menyerang kulitnya.
Setelah hampir 1 jam
menunggu (dan sudah malam pula), Key menyerah karena tidak tahan dengan udara yang semakin menyengat
tulangnya. Key beranjak dan masuk kedalam bus, pulang dengan perasaan kecewa.
Di
sisi lain...
“ Minji~yya.. Antarkan
pesanan ini ke meja nomer 8. ” ujar salah satu ahjumma pada seorang gadis,
tepatnya pelayan yang bernama Minji itu untuk mengantarkan pesanan.
“ Nde~.. ” yeoja yang
bernama Minji menghampiri nampan yang berisi makanan pesanan meja nomor 8
dengan wajah sumringah.
Hari ini meskipun udara
begitu dingin, tapi bagi Minji, hari ini begitu hangat. Karena dalam minggu ini
kedai yang cukup besar milik ahjummanya ini sedang laris manis sejak memasuki
musim dingin. Lebih tepatnya saat ia berhenti bekerja di sebuah restauran waktu
itu.
Saat pekerjaannya
selesai, Minji pun pamit untuk pulang terlebih dahulu karena ada yang harus di
kerjakan. Minji segera memakai syal merahnya dengan terburu-buru setelah
melihat jam di tangannya.
“ Aku terlambat lagi.
Ishh... ” segera Minji berlari secepat yang ia bisa, sampai harus menabrak
beberapa orang. Sampai akhirnya ia menabrak seorang pemuda sampai terjatuh.
“ Ah, mianhamnida..
jeongmal.. Mianhae... Mari ku bantu berdiri. ” Minji membantu namja tersebut
bangun sambil tetap mengucapkan maaf dan membungkuk dalam.
“ Ah, gwaenchana. Lagi
pula aku juga terburu-bur. Tak apa.. Sudah, tidak usah seperti itu. ” namja
tersebut menegakkan tubuh Minji yang terus membungkuk dalam, sambil tetap
tersenyum memaafkan.
“ Ah, kamsahamnida.
Anda baik-baik saja? ” namja tersebut mengeleng. “ Tidak usah khawatir. Aku
juga salah. Mian, aku permisi dulu. Aku sedang terburu-buru. ” namja tersebut
melengang pergi dan tidak menoleh lagi. Minji ttampak cemas dan merasa sangat
bodoh. Lalu ia melanjutkan perjalanannya dan melewati halte di depannya.
Minji terus berjalan cepat.
Tampak uap dingin mengepul dari mulutnya tanda ia mulai merasa lelah dan
nafasnya tampak seperti orang yang sedang melakukan lari marathon. Pada
akhirnya Minji sampai di halte tujuannya. Mengapa ia tidak naik bus di halte
yang tadi? Karena ia ingin menemui seseorang di halte ini. Di halte dekat
dengan restauran tempat ia berhenti bekerja waktu itu.
Halte tempat ia pertama
kali bertemu dengan namja ‘badmood’, yang terus mengomel karena kedinginan dan
menunggu bus yang tak kunjung datang. Tapi nihil. Ia sudah terlambat. Ia tak
melihat namja ‘badmood’ itu lagi disana. Ia terlambat 23 menit dari jam
keberangkatan bus.
Di ambilnya nafas sebanyak
mungkin karena sepertinya ia mulai kehabisan nafas karena sejak tadi ia
berlari. “ Mungkin, besok ia datang lagi. Aku harus tepat waktu. ” Minji
tersenyum sejenak lalu duduk di dalam halte. Menatap keramaian kota Seoul yang
semakin malam semakin ramai. Menunggu bus, dan kembali mengingat kejadian
beberapa hari yang lalu. Setelah kejadian itu, Minji terus mengunjungi halte
ini, dan menunggu namja yang disebutnya ‘badmood’ itu.
Terngiang di
pikirannya, syal miliknya masih berada di tangan namja itu. dan kembali
terngiang wajah namja ‘badmood’ yang tertidur di bus waktu itu. mirip sesorang
yang pernah di temuinya di suatu tempat. Entah kapan.
Bus pun datang. Minji
perlahan masuk kedalam bus dan melihat penumpang didalam bus. ‘ Dia tidak ada. Tentu saja tidak ada.
Bodoh. ’ ujar Minji dalam hati. Minji pun duduk di salah satu kursi
penumpang, kursi penumpang yang pada waktu itu di tempati oleh namja ‘badmood’.
(readers: Thor disebut2 lagi ih julukannya. -_-)
Minji kembali tersenyum
mengingat kejadian itu lagi. Tertawa kecil mlihat semua ocehan dan omelan itu.
“ Kenapa aku bisa bertemu denganmu lagi disini? ” Minji mulai bergumam sendiri
sepanjang perjalanan.
Beberapa hari kemudian,
Key berusaha mencari Minji. Tidak hanya di halte tersebut, melainkan ia
berkeliling di daerah sekitar halte. Dan sialnya, hari itu juga kedai milik
ahjumma Minji sedang tutup dan Minji tentu saja tidak bekerja. Karena Key tidak
tau akan hal itu, ia hanya mampu terus mencari. Dengan udara dingin seperti
itupun, Key masih berusaha dan berupaya mencari Minji.
(Backsound: Kim Sunggyu
– 41 Days => pas adegan ini, author sambil dengerin lagu ini. Tidak tahu
kenapa, berasa pas. Hihihi..abaikan. -_-)
Saat itu Taemin yang
masih dalam masa berlibur, ikut membantu Key. Dan saat keduanya berhenti di
depan kedai milik ahjumma Minji untuk istirahat dan duduk di 2 kursi kosong
depan kedai yang hampir menyerupai restauran itu, Taemin teringat sesuatu.
“ Oh iya, hyung.
Kriteria yeoja yang kau cari sepertinya aku pernah bertemu dengannya di sekitar
sini. ” Key menoleh ke arah Taemin dengan dahi yang berkerut.
“ Jinja? Kau kan tidak
tahu wajah aslinya. Sembarangan saja dirimu. ” Key memukul pelan lengan Taemin.
“ Jinjayo, hyung.
Feelingku mengatakan seperti itu. kalau Tidak salah di sebelah sana. Setelah
aku turun dari halte dan bergegas ingin menemui Sulli di caffe sebelah sana. ”
ujar Taemin semangat sambil menunjuk ke arah ia merasa bertemu yeoja yang Key
maksud.
“ Kau yakin? ” tanya
Key meyakinkan.
Flashback dulu...
Saat
pekerjaannya selesai, Minji pun pamit untuk pulang terlebih dahulu karena ada
yang harus di kerjakan. Minji segera memakai syal merahnya dengan terburu-buru
setelah melihat jam di tangannya.
“
Aku terlambat lagi. Ishh... ” segera Minji berlari secepat yang ia bisa, sampai
harus menabrak beberapa orang. Sampai akhirnya ia menabrak seorang pemuda
sampai terjatuh.
“
Ah, mianhamnida.. jeongmal.. Mianhae... Mari ku bantu berdiri. ” Minji membantu
namja tersebut bangun sambil tetap mengucapkan maaf dan membungkuk dalam.
“
Ah, gwaenchana. Lagi pula aku juga terburu-bur. Tak apa.. Sudah, tidak usah
seperti itu. ” namja tersebut menegakkan tubuh Minji yang terus membungkuk
dalam, sambil tetap tersenyum memaafkan.
“
Ah, kamsahamnida. Anda baik-baik saja? ” namja tersebut mengeleng. “ Tidak usah
khawatir. Aku juga salah. Mian, aku permisi dulu. Aku sedang terburu-buru. ”
namja tersebut melengang pergi dan tidak menoleh lagi. Minji ttampak cemas dan
merasa sangat bodoh. Lalu ia melanjutkan perjalanannya dan melewati halte di
depannya.
Namja
tersebut tiba-tiba berhenti berjalan dan menoleh ke arah Minji yang sedang
berlari kecil melewati kerumunan orang-orang yang berlalu lalang.
“
Seperti ada yang aneh dengan perasaanku. Ah, mungkin hanya perasaanku saja. ”
lalu Taemin melanjutkan lagi langkahnya dan melewatii kedai milik ahjumma Minji
yang tampak ramai.
Flashback End
“ KENAPA KAU TIDAK
MENCERITAKANNYA PADAKU, TAEMIN~AHH???? ” lagi-lagi namja ‘badmood’ ini marah.
Taemin hanya menutup telinga dan menunduk menghindari omelan Key.
“ Mian, hyung. Aku kan
tidak tahu. Jangan salahkan aku. ” Taemin berusaha menutup telinganya agar
tidak disemprot (?) lagi oleh Key.
“ Kearah mana ia
berjalan? ” tiba-tiba Key menarikk tangan Taemin dan mengajaknya berdiri.
“ Ke arah sana hyung.
Mungkin dia pergi ke hal....te.... ” Taemin mengarahkan tangannya ke arah yang
berlawanan dan menggantung kalimatnya. TING!!
“ Hyung. Mungkin ia
pergi menuju halte tempat kau pertama kali bertemu dengannya di dekat tikungan
itu. ” kali ini Taemin tampak terlihat jenius (menurut author).
Key tampak melotot
kaget. “ Kau jenius, Taemin~ahh. Kajja.. ” Key lagi-lagi menggeret lengan
Taemin dan keduanya berlari menuju tempat yang di tuju. Udara yang dingin tidak
dapat dirasakan sama sekali oleh Key. Yang dirasakan Key saat ini adalah
perasaan menggebu-gebu. Hangat menyelimuti hatinya. Perut yang seketika
menggeliat tidak nyaman. Begitulah perasaan orang yang lagi deg-degan.
(readers: pengalaman lu banget,thor.)
Jarak dari kedai (yang
lagi-lagi harus ku ucapkan “hampir mirip restauran itu”) cukup jauh jika harus
berjalan kaki dengan santai. Tapi tidak jika sedang berlari. Apalagi Key dan
Taemin yang saat ini berlari bak mengikuti lomba. Ciiiiaaattt!!! Cepat sekali
bung! Wwwuuuussshhhh....!!! (key: lebay deh thor hahaha) => terinspirasi pas
liat Idol Championship.
Tidak sampai 20 menit
mereka sudah sampai, meski hanya tinggal beberapa langkah lagi. Key dan Taemin
berhenti sejenak mengambil nafas sambil menunduk. (ngos-ngosan pasti) Lalu Key
mendongakkan kepalanya. Nafasnya tercekat, matanya sedikit terbelalak.
(Backsound : Infinite –
Amazing => pas dengerin lagu ini, author buat scene ini.)
Yeoja yang selama
beberapa hari ini ia cari, pada akhirnya ia bisa menemukannya. Minji tampak
duduk santai memandang butiran debu *eh* butiran salju yang masih turun sedikit
demi sedikit, dengan senyuman manis yang terulas di wajahnya. Senyuman yang
sama.
Lega. Itulah yang
dirasakan Key saat ini. Key yang saat itu menggunakan syal milik Minji dan
saung tangan sebelah yang disimpannya dikantong jaketnya melangkah perlahan
menghampiri Minji.
Jantungnya berdegup
kencang, perutnya semakin menggeliat. Di tariknya nafas dalam-dalam. Taemin
yang selesai menarik nafas, memperhatikan gerak gerik Key yang tampak aneh.
Setelah dilihat kemana arah Key berjalan, Taemin menyunggingkan senyumnya lega.
“ Syukurlah. ” gumam Taemin.
Disisi lain...
“
Minji~yya. Hari ini bibi tidak membuka kedai. Karena pamanmu sedang sakit
demam, jadi kau bisa berlibur hari ini. ” ujar ahjumma (semrawut ih bahasa)
Minji pada Minji yang sedang mencucui piring.
“
Nde~ ahjumma. Setelah ini aku mau pergi keluar sebentar. Ingin menemui
seseorang. ”
“
Jangan teralalu lama. Diluar sangat dingin. Nanti kau terkena flu. Arasso? ” di
elusnya puncak kepala Minji dengan sayang. Minji hanya mengangguk sambil
tersenyum.
“
Nde~ ahjumma. ” Minji segera bergegas menuju kamarnya dan berganti pakaian lalu
berangkat. Dan Minji tidak memperdulikan bahwa syalnya terlalu tipis untuk
cuaca sedingin ini.
Di
perjalanan dari rumahnya menuju kedai milik bibinya tidak terlalu jauh. Hanya
menaiki bus dan turun di halte dekat kedai bibinya.
“
Mungkin pagi ini kau ada di halte. Semoga aku bisa menemukanmu, Kibum~ahh. ”
ternyata Minji mengetahui nama Key pemirsa. Karena semalaman Minji mencoba
mengingat-ingat wajah Key sambil mengutak atik foto album semasa ia bersekolah
di SMA dulu.
Wajah
Key memang tidak banyak berubah (hanya semakin manly dan tampan mungkin), tapi
rambutnya yang membuatnya berbeda. Minji tersenyum jika mengingat hal itu. Kim
Kibum. Namja populer di sekolahnya dulu, yang membuat Minji sangat mengenali
wajahnya. Tapi setelah Key harus pindah sekolah dan bersekolah di luar negri,
Minji jadi melupakan wajah namja itu. ingatan itu memudar dan kembali terkuak
saat ia bertemu dengan Key di halte ini.
Minji
sampai di halte tempat ia dan Key bertemu. “ Aku akan menunggu disini. Sampai
Kibum datang. ” Minji pun duduk dengan tenang sambil memandangi langit dan
tumpukan salju di pinggiran trotoar.
Flashback end
Key berjalan perlahan
menghampiri Minji yang masih bermain salju dengan tangan kanannya yang polos
tanpa menggunakan sarung tangan. Tentu saja tidak pakai, kan sarung tangannya
ada pada Key.
“ Ya. Sudah tau udara
dingin begini, masih saja bermain salju tanpa sarung tangan. ” omel Key saat
tepat berada di hadapan Minji. Minji terpaku sejenak menatap telapak tangannya
yang mulai dan sedang di bersihkan oleh seorang namja. Namja yang di cari dan
ditunggunya sejak beberapa hari lalu.
Key membersihkan telapak tangan Minji perlahan
dan mengambil sarung tangan merah milik Minji dari kantong jaketnya. Minji
masih saja diam dan terus menatap Key yang masih sibuk memasangkan sarung
tangan di tangannya.
“ Selesai. Nah,
sekarang akan lebih hangat. ” Key tersenyum lembut sambil menatap Minji yang
masih tetap diam.
Minji pun berdiri,
masih tetap menatap Key tidak percaya. Key sedikit merasa bingung dengan
tingkah yeoja yang ada di hadapannya. Dengan sigap Key meraih syal hitam yang
melilit di lehernya lalu dilepasnya perlahan.
“ Kau ini bodoh atau
tidak peka, eoh? Udara sedingin ini memakai syal tipis. ” omel Key seklai lagi.
‘ Namja badmood ini, masih tetap sama seperti waktu itu. tidak berhenti
mengomel. ’ pikir Minji sekilas sambil tetap menatap Key yang saat itu sedang
memasangkan syal hitam miliknya di lehernya.
“ Nah, sudah. Mungkin
akan lebih baik jika begini. ” jarak wajah Key dan Minji tampak terlihat dekat
(20cm pemirsa kira-kira).
Keduanya terdiam, waktu
serasa berhenti berputar. Keduanya masih berpandangan. Taemin yang melihatnya
hanya nyengir dan terkekeh kecil dari jauh. “ Aku tidak mau lihat... aku tidak
mau lihat... ” ujarnya sambil tetap terkekeh geli.
“ Kim Kibum. Lama tidak
bertemu. ” Minji memulai pembicaraan dengan menampakkan senyum dan
eyesmile.nya. Key terdiam, ‘ Dia tahu nama lengkapku? Bagaimana..bisa? ’ pikir
Key penasaran.
“ Kau pasti bertanya
dari mana aku tahu. Kau teman SMA.ku, Kim Kibum~ssi. Ahh..tentu saja kau tidak
ingat. Aku bukan siswi yang terkenal. Wajar kau tidak tahu. ” Minji tertawa
kecil mengingat ucapan bodohnya barusan.
Key melongo. Dunia
begitu sempit rupanya (*halah). “ Jinjayo? Aigoo~ kenapa aku tidak tahu? ” Key
menjauhkan tubuhnya karena malu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
(Backsound: B2st –
Oasis)
Keduanya tertawa kecil.
Tertawa canggung, dan akhirnya Key kembali menatap mata Minji.
“ Ngomong-ngomong,
untuk syal dan sarung tangannya, kamsahamnida. Kalau tidak ada kau, mungkin aku
akan mati kedinginan di dalam bus. Hahaha...” tawa canggung Key membuat Minji
tertawa kecil.
“ Nde~ cheonma. Tidak usah
kau kembalikan juga tak apa. Anggap saja aku memberikannya padamu. ” ujar Minji
sambil mencoba melepaskan syal yang terlilit di lehernya.
“ Ah, andwe. Jangan di
lepas. Kau saja yang pakai. Aku baik-baik saja. Anggap saja, aku hadiahkan ini
juga padamu. ” Key tersenyum sambil menatap Minji.
Lagi-lagi keduaya
bertatapan. Dengan senyum terhias di kedua wajah anak manusia ini. “ Sebaiknya,
kita ke cafe saja. Disini semakin dingin. ” Key segera menarik tangan Minji
tanpa harus mendengar persetujuan dari si empunya tangan. Minji hanya bisa
mengikuti langkah kaki Key.
Keduanya memasuki
sebuah cafe dan duduk di dekat jendela cafe yang besar. Sedikit lebih baik dan
lumayan hangat. Begitulah pikir Key.
Keduanya memesan
minuman hangat lalu mengobrol. Entah apa yang di bicarakan, keduanya sama-sama
saling tertawa. Taemin ternyata memperhatikan keduanya dari luar cafe. Karena iri,
Taemin segera menelpon Sulli.
“ Yeoboseyo? Sulli~ahh.
Bisakah kita keluar hari ini? Aku merindukanmu. Ku tunggu kau di cafe *****
(sensor ye). Oke, anyyeong. (klik) Yes. Akhirnya..aku tidak sendirian. Key hyung
benar-benar melupakan kehadiranku. Awas kau hyung. ” ujar Taemin kesal sambil
menendang-nendang kaleng kosong.
Disisi lain, Key masih
terus mengobrol dengan Minji tanpa memperdulikan Taemin diluar cafe. Entah dia
lupa atau apa, yang pasti, #poortaeminie~ .
Apakah akan ada tumbuh
benih-benih cinta di antara keduanya? Entahlah.. hanya author yang tahu. Hihihi...
~FINI~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar