Author : Song Ji Ae
Cast :
- Lee Taemin SHINee as Taemin
- Park Jiyeon T-Ara as Jiyeon
- Choi Minho as Minho (taemin’s friend)
- Choi Jin Ri (a.k.a Sulli) (taemin’s friend and Girlfriend’s minho)
- Other cast (cameo)
PG : 15 maybe :p
Genre : Romance, gaje
Mood : Apa aja bole … (-_-“)
NB : Mendekati inti ceritaaaaaa...heuheuheuheu... but, NO COPAS, NO BASH, HARGAI KARYA SAYA SEBAGAI AUTHOR.... HAK KARYA DAN CIPTA MILIK SAYA!!! Enjoyed for reading, chingu. ;) Untuk kritik n saran, ku tetap menunggu dengan stiaaaa...kekekeke XD gomawo, gomapta,kamsahamnida, matur suwon, sklangkong, hatur nuhun (cieh, gya bang shindong), dkk. Kekeke
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keduanya masih tetap berpandangan. Tapi, karena kesadaran jiyeon datang lebih dahulu (?), maka jiyeon segera bangkit dari tubuh taemin dan segera menunduk meminta maaf.
“ Ah...jejj..jejj..jeongmal mianhae...” segera jiyeon pergi meninggalkan taemin yg masih terpaku. Awalnya taemin ngin mengejar jiyeon, tapi kemudian di urungan niatnya karna malu.
Saat tiba di kasir tempat si penjaga toko, jiyeon sempat bingung dan salting. Karna penasaran dengan tingkah jiyeon, si noona tersebut bertanya pada jiyeon. “ Ya, waeyo? Seperti orang yg habis melihat hantu.” Jiyeon yg di ajak berbicara ternyata tidak memberi respon, masih melongo (?).
Lalu si noona mencoba menyadarkan jiyeon sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah jiyeon, “ Ya! Kau kenapa? ” segera kesadaran jiyeon kembali. “ Ah...ani, unn. Aku hanya memikirkan sesuatu.” Sambil tersenyum tertahan, jiyeon menoleh ke arah tepat tadi dia dan taemin terjatuh.
“ apa yg sedang kku pikirkan? Hmm...” pikir jiyeon bingung. Tampak taemin sedang bergegas keluar dari toko dan melewati jiyeon dan si noona. Si noona tampak bingung melihat tingkah taemin yg tampak salting dan tidak biasanya juga , namja bocah itu tidak memberi salam padanya.
Dan jiyeon, hanya diam terpaku, malu jika harus bertatapan dengan taemin. Maka dari itu jiyeon hanya bisa menunduk saat taemin melewatinya tadi.
Author POV Ends
Jiyeon POV
@jiyeon house
“ Apa-apaan tadi? Kenapa harus ada kejadian seperti itu? Aissshh...namja tadi, jeongmal...aaaahhh..” ku jatukan tubuhku di atas kasur. Sambil memandang langit2 kamar, ku berpikir lagi. “ Saking begitu terpananya melihat poppin dance nya, aku jadi seperti . . . benar2 . . . terpesona. Apa lagi tadi . . .hmmm...” seketika aku bangkit dari kasur dan bercermin.
“ Omo . . . wajahku memerah. Pasti gara2 kejadian tadi. Aiiissshh....atau karna ini pertama kalinya aku bertatapan langsung dengan seorang namja? Omonaa~....” Sambil kucubit pipiku kesal.
“ Baiklah, tidak usah dipikirkan. Tidur saja. ” ku rebahkan tubuhku, dan mulai memejamkan mata. Tapi segera ku buka lagi, “ Aissshh...jinja. Aku tidak bisa tidur. ” ku paksa lagi mataku agar terpejam. Tidak bisa lagi...aissshh. kemudian ku ambil mp3 playerku dan mulai mendengarkan lagu.
Terlintas lagi kejadian tadi siang di toko dvd. “ Aissshhh....kenapa teringat lagi? Hmmppff..” ku pejamkan lagi mataku. Mencoba tidur, tidur dan tidur. Akhirnya tertidur juga (author juga ikutan tidur T_T)
Jiyeon POV End
Keesokan harinyaaaa . . .
Author POV
@school
“ Andai dia sekolah disini. Aku bisa menatapnya tiap hari, meskipun aku tau, aku begitu gugup dan mati rasa saat di depannya. Padahal bukan kali ini saja aku deg2an, tapi kali ini, degup ini begitu kencang. Gawat! Apa aku punya penyakit jantung ? (astajim...jgn smpe bang... T_T) ” keluh taemin saat di taman belakang sekolahnya dan merenung.
Seseorang menepuk pundaknya, " Ya! Melamun itu tidak baik. Apa yg kau pikirkan, eo? " tanya seseorang yg menepuk pundaknya, ternyata itu minho.
" Minho, aku bingung. Kau tau yeoja yg waktu itu? Di toko dvd itu. " tampak minho mencoba mengingat perkataan taemin.
" Ani, aku lupa. Mianhae..." hufh..taemin mendesah. Lalu karena teringat sesuatu, segera di ambil hpnya dan mencari foto jiyeon. Ketemu. . .kata taemin dalam hati. Segera di tunjukkan ke arah minho.
Minho seperti mengingat-ingat sesuatu. Berusaha mengingat wajah yg ada di foto. Minho menggeleng. Taemin mendesah lagi.
" Memangnya ada apa dengan yeoja itu? " minho duduk di sebelah taemin yg masih kosong.
" Sepertinya, aku mulai menyukainya. Kau tau? Ini aneh. Padahal baru 2x bertemu, tapi aku merasa seperti ini. " taemin menggaruk kepalanya yg tdk gatal.
" Itu namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. " minho menepuk bahu taemin. Seketika dengan cepat, taemin menatap minho dengan wajah terkejut. " Jinjaro? Cinta pandangan pertama? Aigoo~...ahahaha...andwe. " taemin menepuk lengan minho.
" Tentu saja, itu mungkin benar2 cinta pada pandangan pertamamu. Ku tanya, saat pertama kali melihatnya, apa yg kau rasakan? " minho antusias bertanya.
" Rasa? Hmm, dia cantik." taemin berusaha berpikir.
" Bukan itu. Tapi, maksudku apa yg kau rasakan disini? " minho menunjuk dada taemin.
" Hmm? Ini? Aaa...waktu itu aku merasa dadaku bergemuruh, bergetar, dan aku merasa sangat...gugup. Senyumannya. . .aisshhh, neomu yeppoda~ . . ." wajah taemin tampak berbinar dan minho, hanya bisa nyengir.
" Itu berarti cinta pada pandangan pertama. Kau ini tidak pernah jatuh cinta, eo? " taemin menggeleng polos. Minho baru kali ini melihat wajah taemin yg begitu berbinar. Tampak cantik...aisshh apa yg ku pikirkan? Pikir minho sekilas.
" Lalu, apa yg akan kau lakukan selanjutnya? Mau menembaknya langsung, atau kau ingin berkenalan dengannya? Atau... " kata-kata minho terputus, seperti menimang2 sesuatu.
" Tidak ada yg ingin ku lakukan. Aku akan memikirkannya nanti. Setelah ku pikirkan baik2, aku akan beritahu padamu dan kau beritahu aku apa aku harus melakukan itu. Arasso? " taemin tersenyum misterius. Minho semakin enasaran dengan bocah polos di hadapannya ini.
~ 5 hari kemudian . . . . ~
@kantin
" Minho~yya . . . Aku punya ide brilliant. Kau mau dengar ? " minho yg saat itu sedang santai menikmati minumannya bersama Sulli jad terusik karna suara riang nan berisik milik Taemin.
Taemin segera menghampiri keduanya dan mulai berdiskusi tentang idenya. Respon yg tak terduga dan sudah di prediksi oleh taemin akhirnya di ucapkan oleh keduanya.
" MWOOO? " *kata2 ini mengingatkanku pada kata2 key di HB, kkkk~ abaikan* sontak siswa siswi yg ada di kantin menatap mereka.
" Hehehe...bagaimana? Mungkin itu tidak terlalu sulit. Hmmm...." taemin tersenyum bangga akan idenya. Minho dan sulli saling bertatapan bingung dan khawatir.
" Kau sungguh-sungguh ingin menggunakan ide itu? " tanya sulli masih terkejut.
" Tentu saja. Pamanku kan kepala sekolah di sini, jadi aku bebas meminta izin padanya. Aku ingin meminta izin selama. . .hmm, kira2 enaknya berapa lama ya? Minho-yya, kau punya ide? " minho masih melotot tak percaya.
" Kau ini masih waras kan? Jangan karena pamanmu kepala sekolah, kau jadi seenaknya begitu. Aishh..takutnya kau nanti tertinggal pelajaran. Ini kan tahun ajaran baru, kita sudah kelas 2. " minho mulai mengomel.
" Hehehe...tak apa. Aku kan juga bisa belajar disana. Tak ada salahnya kan? Ayolah, bantu aku untuk membelaku saat paman menanyakan alasannya nanti. Jangan bilang karena seorang yeoja aku jadi seperti ini. " taemin menggenggam tangan minho dan sulli bersamaan.
" Sesungguhnya kan memang karena seorang yeoja kau berubah begini. Aisshh..dasar. Cinta itu memang benar-benar buta ya? " sulli masih memandang heran ke arah taemin.
" Tapi, kalau ku lihat2, kau cantik juga, taemin-ah. " gumam minho sambil memperhatikan taemin yang lantas mendapat tatapan tajam dari sulli.
~flash back~
@kamar taemin (malamnya) [Taemin POV]
" Aigoo~ ini sudah hari ke 5 aku memikirkan cara bagaimana aku bisa dekat dengan Jiyeon. Hmm, ayolah. My brain, help me! Oh MJ, help me please.." sudah sejak tadi sore aku tak keluar kamar, kecuali jika ingin ke kamar mandi. Mondar mandir di dalam kamar, tak terasa lelah. Hanya saja otakku yang Limited Edition ini sudah mulai lelah.
Lalu ku menghampiri cermin dekat meja belajarku. Aku bercermin, menatap wajah lesuku. Ku rapikan rambut berantakanku. Entah kenapa instingku berubah. Ku ambil sisir, ku rapikan, ku buat rambutku seperti 'Jamur' dengan sedikit berbelah tengah dengan jel.*bukannya rambutnya emg gitu? Plakk abaikan*
Aku terpana sebentar, memandang diriku di cermin, dan ku rasa ada yg kurang. Ku cari-cari sesuatu di laci meja belajarku.
" Kalau tak salah, Kyung Su unnie meninggalkan barangnya di kamarku dan lupa ku kembalikan. " (Kyung Su itu sepupunya Taemin)
" Nah, ketemu. " ku pasangkan bando berwarna putih kecoklatan itu di kepalaku. Ku rapikan sedikit poniku.
" Oh My God! Siapa itu? " aku takjub melihat wajahku yg terpantul di cermin. Neomu yeppoda... Hanya kata itu yg terucap dalam hatiku.
" Benarkah ini aku? " aku masih tak percaya. " Hey, kau siapa? " tanyaku pada cermin tak percaya.
Lalu ide itu terlintas begitu saja. " Menjadi yeoja...yah, menjadi seorang yeoja! Menjadi seorang yeoja di sekolahnya, agar aku bisa melihatnya tiap hari. Kau brilliant Lee Taemin. Yuhuuu... Kau juga cantik, apa salahnya." ku raba2 wajahku di depan cermin, sungguh tak bisa di percaya. Kenapa aku tak menyadari ini sejak dulu?
" Tapi kan, Music Art School itu murid-muridnya campuran, bukan sekolah khusus yeoja. Aishh... Eotthoke? " haahhh...otakku mulai panas memikirkan ini. Jika campuran, untuk apa aku susah payah menjadi yeoja dan bersekolah di sana? Kan tidak lucu.
Ku tanyakan pada paman saja. Lalu segera aku turun ke lantai 1 mengambil telepon dan mulai memencet tombol nomor telpon paman.
Tuuuurrtt....
Aishh..tak ada jawaban. Ku lihat eommaku sedang menyiapkan makan malam untukku, dan . .. umma menatapku bingung.
" Ya! Siapa kau? " umma bertanya lantang padaku sambil memegang spatula yg siap untuk di lempar ke arahku.
" Aisshh...ini aku umma. Lee taemin. Eomma tak mengenaliku? " ups aku lupa melepas bandanaku. Pantas eomma tak mengenaliku.
" Taemin-ah? Jinjaro? Kenapa kau terlihat seperti yeoja? Aigoo~ putraku cantik sekali... Neomu Yeppoda, Taeminie..." umma mencubit pipiku.
" Aigoo~ umma tak pernah melihat orang cantik, eoh? " umma menjitakku halus.
" Sudah sering, tapi tak secantik yg ini. Aigoo~ kenapa umma tak menyadarinya dari dulu ya? " aku hanya bisa nyengir dan kembali mencoba menelpon Paman Kim, pamanku sekaligus kepala sekolahku.
" Siapa yg kau telpon, taeminie? " umma kembali menyiapkan makanan untukku.
" Menelpon paman kim, umma. Apa paman sudah mengganti nomor telpon rumahnya? " ku lihat umma hanya menggeleng tanda tak tau atau tidak?
Lalu ku diamkan beberapa menit, lalu ku coba untuk menelpon lagi.
Cekrekk..
" Annyeonghaseyo... Dengan keluarga kim. " akhirnya, paman mengangkatnya juga.
" Paman, ini aku taemin. Ada yang ingin ku bicarakan pada paman. Paman ada waktu? "
~flash back end~ Taemin POV End
Author POV
Keesokan harinya, taemin berjalan dengan santai dan ringan menuju kelasnya. Sesampainya di kelas, taemin duduk di samping minho dengan tetap memasang wajah yang bahagia. Minho menatap taemin bingung, dahinya berkerut.
" Ya... Waeyo? Wajahmu aneh sekali. Ada berita bagus? " taemin menatap minho dengan wajah sumringah dan mata berbinar.
" Kau tau, mulai besok lusa, aku sudah pindah sekolah. Dan hari ini juga besok, adalah hari terakhirku di sekolah ini. Bahagiaanyaaaa diriku.. Yuhuuuu..." taemin merentangkan kedua tangannya keatas dan tetap tersenyum sumringah.
Minho terkejut sekilas, dan geleng-geleng kepala sambil menepuk pundak taemin. " Sukses,
Bro. " taemin hanya tersenyum dan merangkul minho. " Gomawo, minho~yya. Aku pasti sangat merindukanmu. " dan akhirnya mereka berdua berpelukan.
TBC
Jeongmal mianhaeyo dan kamsahamnida yang dah pada menunggu kelanjutan fanfic ini. ^^ karena kesibukan admin selama menjadi mahasiswi, jadi admin harap readers memaklumi admin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar