Author
: G.ae
Genre
: Romance, happy & sad, frienship
Length
: Oneshoot
PG
: 16+
Cast
:
-
Lee
jinki aka Onew
-
Choi
Ha Ra
-
Other
cast you’ll fnd it later
Disklamer
: the story is original MINE. Semua karakter, tokoh pendamping, dan cerita
adalah karangan fiktif belaka. (kecuali Onew, his real).
NB : FF ini sudah pernah admin post di WP admin hehehe klik here
~Ha Ra pov~
Pagi
ini terlalu cerah, berbeda dengan suasana hatiku hari ini. Aku terpaksa di
keluarkan dari kelas karena apa? Karena aku terlambat 25 menit. Aishh...ini
juga gara-gara tadi malam aku menangis sampai pagi. Kau tahu kenapa? Karena satu
hal yang menurutku tidak penting untuk di tangisi. Sau kata, NAMJA. Yups,
menurut orang lain mungkin menangisi seorang namja itu tidak penting dan
membuang-buang tenaga. Entahlah alasan spesifiknya bagaimana mengapa mereka
mengatakan hal yang seperti itu. Tapi itu membuatku malu sendiri dan merasa
bodoh sendiri karena telah menangisi seorang namja yg menurutku tidak terlalu
penting.
Daripada
terus-terusan ku memikirkan itu, lebih baik aku mencari udara segar di taman.
Lumayan menghilangkan stresku pagi ini.
~Author pov~
BRUUUKKK...
“ Aww...appoo.. YA! Kalau jalan lihat-lihat...! ” ha ra terpaku sejenak
beberapa detik sambil tetap menatap orang yang menabraknya.
“
Mianhae..jeongmal. Aku terburu-buru. Mari ku bantu kau berdiri. ” ha ra masih
terpaku sedangkan orang yang menabraknya sudah menggapai lengan ha ra dan
membantunya berdiri. Sekilas lagi, ha ra mengingat kembali sesuatu yang
membuatnya sial pagi ini. Pandangan ha ra berubah dan ...
“
Lepas!! Tidak usah membantuku berdiri..!! ”segera ha ra bangkit sendiri sambil
melepaskan tangan orang yang memegang lengannyadengan kasar dan membersihkan
celana bagian belakangnya sendiri. ‘Namja lagi? Kenapa aku harus bertemu namja
pagi-pagi sial begini? Aisshh..’ ha ra mengomel sendiri dalam hatinya sambil
tetap menatap namja di hadapannya lekat.
Ha
ra masih mengomel dalam hati, sedangkan namja di hadapannya hanya terdiam
bingung sambil tetap diam di tempatnya berdiri. Ha ra kembali menatap namja
itu, dahinya berkerut marah.
“
Aku juga terburu-buru, pabo! Kau pikir kau saja yang terburu-buru? Aishh..” ha
ra segera pergi dari hadapan namja yang masih saja tercengang. Si namja yang
masih tercengang tetap terdiam di tempatnya dan menatap kepergian yeoja aneh
yang baru saja memarahinya. “ Aigoo, aku buru-buru. Kenapa aku masih diam
disini? Aishh..” namja tersebut bergegas pergi.
Di
sisi lain, ha ra masih saja kesal sambil tetap terus berjalan, menabrak siapa
saja yang ada di hadapannya. “ Kenapa aku harus berurusan dengan namja lagi
pagi-pagi begini? Aishh.. sial. ” Ha ra pun melanjutkan perjalanannya menuju
kantin masih tetap dengan wajah kusut dan kesalnya.
Ha Ra POV Ends
Someone POV
“
Aigoo~ aku hampir terlambat. Gara-gara insiden tabrak-omel tadi, aku hampir
lupa kalau aku ada urusan penting dengan dosen. Hufht..yeoja aneh. ” ku
langahkan kakiku keluar dari ruangan dosen dan segera menuju kantin.
“
Onew...!!! Chankammaneyo...”
“
Mwo? Ada apa jjong? Kau seperti di kejar setan saja. ”
“
Haaahh...begini, tadi ku lihat dongsaengmu di tampar oleh seorang namja. ”
“
MWO? Jinja? Dimana dia sekarang? ” seketika aku melotot terkejut dan segera
meraih tangan Jjong.
“
Ya! Pelan-pelan... aku belum menjawab pertanyaanmu. Tadi ku lihat dongsaengmu
di dekat belakang gedung kantor pusat. ” jjong mencoba mengikuti langkah
cepatku.
Author POV
Sesampainya
di sana, onew mengedarkan pandangannya kesegala arah, mencari sosok
dongsaengnya. “ Dimana dia? Kenapa tidak ada? ” onew mulai resah mencari
dongsaengnya.
“
Tadi ku lihat dia disini, dan ada beberapa orang yang menyaksikan kejadian itu.
Mungkin dia pergi ke suatu tem... Ya! Chankamman..... ” onew sudah bergegas
meninggalkan jjong yang masih terpaku mencari sosok dongsaeng onew.
“
Aku tau dimana dia biasanya bersembunyi. ” onew bergegas, berlari menuju tempat
persembunyian dongsaengnya.
Onew
mengitari perpustakaan, mencari di setiap sudut, di sekitar rak-rak buku yang
menjulang tinggi. Tak ditemukannya sosok dongsaengnya. Keringat mulai mengucur
di pelipis onew. Berjalan cepat, dan meninggalkan jjong di belakangnya yang mulai
kelelahan mengejarnya.
BRUKKK.....!!!
Buukkk...
“
Aww... Aissshh... apalagi ini? Ya! Kalau jalan pakai.... YA!! Kau lagi??? ”
seorang yeoja terjatuh beserta buku-buku yang di bawanya. “ PSSSSSSTTTT...!!!!
YA! Ini perpustakaan! Bisa kecilkan suaramu? ” beberapa mahasiswa mengomel
lantaran suara Ha Ra. Sedangkan onew? Onew tak menghiraukan Ha Ra. Ha Ra
berusaha bangkit dan mengambil buku-bukunya. Onew masih terpaku kesal menatap
Ha Ra, yeoja yang tadi dia tabrak, dan sekarang dia tabrak lagi.
“
Ya! Kau tidak membantuku atau meminta maaf? Issshh.... ” ha ra merapikan roknya
dan buku-bukunya. “ Mian, aku tidak ada waktu untuk itu. Permisi. ” onew
berlalu begitu saja di hadapan ha ra dengan tatapan dingin dan cuek.
“
Aigoo~ aissshh...dasar. Namja itu berubah 180 derajat dari wajahnya yang tadi.
Kenapa jadi dingin seperti itu? ” jjong melewati ha ra dan membungkuk
tersenyum. “ Mianhaeyo, agashi. Temanku sedang ada masalah, jadi mohon di
mengerti. Mari ku bantu. ” jjong mengambil beberapa buku yang masih berserakan.
Ha ra masih tampak kesal. Kenapa namja lagi namja lagi? Pikir ha ra makin
kesal. Lalu jjong membungkuk dan pergi mengejar onew yang mulai menghilang.
“
Apa-apaan namja tadi? Tidak ada sopannya sama sekali. Aishh.. ” ha ra segera
keluar dari perpustakaan setelah selesai membantu petugas perustakaan. Ha ra
melewati taman kampus dan berhenti. Dari kejauhan, ha ra melihat namja yang
menabraknya sedang memeluk seorang yeoja. Kening ha ra mengkerut heran. Di
picingkannya matanya untuk memperjelas pengelihatannya. ‘yeoja itu menangis’
pikir hara setelah melihat baik-baik pemandangan yang tak terlalu jauh dari
pandangannya.
Dilihatnya
perubahan pada raut wajah namja-yang-menabraknya-tadi. Wajah iba dan sedikit
ada rasa kesal di tatapan matanya. Ha ra terdiam, dan berpikir singkat. 3 sifat
dan tatapan mata yang berbeda, yang di tunjukkan namja itu hari ini. Satu kata
terlintas di benaknya. –Unik- Lalu ha ra tersadar dari lamunannya, dan bergegas
pergi.
*******
Onew
terus berlari memutari perpustakaan dan mengitari taman kampus yang luas demi
mencari adik satu-satunya itu. ‘ dimana kau bersembunyi, ji ae? ’ onew terus
menyebut-nyebut nama adiknya sampai akhirnya onew berhenti. Di hadapannya kini
terlihat ji ae sedang terduduk di salah satu bangku taman yang sepi, terisak
sambil memukul dadanya yang tampak sesak. Wajahnya memerah menahan tangis, dan
sedikit memar di pipi kanannya. Onew menghembuskan nafas lega dan mulai
mendekati dongsaengnya.
“
Kau jarang menangis, tapi setelah menangis seperti ini. ” ji ae mendongak
menatap sosok onew yang berdiri menjulang dihadapannya dengan kedua tangan
terlipat di dadanya. Ji ae segera berdiri dan memeluk onew erat sambil
sesenggukan menahan tangis. Onew membalas pelukan dongsaengnya penuh kasih
sayang dan menenangkan. Onew membelai lembut kepala dongsaengnya, menarik nafas
dalam-dalam berusaha menahan amarah. Dahinya berkerut, ingin sekali onew
membentak namja yang beraninya menampar dongsaengnya ini. Di renggangkannya
pelukannya, di tatapnya lurus-lurus mata bulat dongsaengnya yang berair dan
memerah.
Di
usapnya pipi chubbynya, di tariknya sekali lagi nafas dalam-dalam dan mulai
bertanya –secara-lembut-. “ Ji ae-ahh. Nugu? Siapa yang beraninya menampar
dongsaeng kesayangan oppa ini? Beraninya dia menamparmu. Bisa kau ceritakan
pada oppa? ” onew berusaha sekuat tenaga menahan amarah, karena onew merasa
telah gagal sebagai oppa untuk menjaga ji ae, dongsaeng satu-satunya itu. “
Senior oppa, satu angkatan denganmu. Aku hanya tidak sengaja memarahi
yeojachingunya didepan namja itu, karena kemarin aku melihat namjachinguku
berjalan bersama yeoja itu. Aku marah oppa, aku sakit hati, makanya aku
memarahinya secara terang-terangan di hadapan namja itu. Dan, aku di tampar
oleh namja itu oppa. Hiks... ” ji ae kembali menangis dan onew menghapus air
mata ji ae yang mulai kembali mengeluarkan air dengan kedua ibu jarinya. Tanpa
onew sadari ada sepasang mata yang bingung dan heran mengamatinya dari jauh.
Di
tatapnya lembut dongsaengnya, yang sesungguhnya –onew-tidak-terima-dan-marah-
atas perlakuan namja bodoh itu. “ Uljima, saengie. Tenanglah, oppa akan
mencarinya sekarang juga. ” onew
membelai lagi kepala dongsaengnya itu dan segera beranjak pergi, tapi di
tahan. “ Anio oppa, gwaenchana. Tidak usah mencarinya. Anggap saja tidak
terjadi apa-apa oppa. ” ji ae mencoba tersenyum. Onew mendengus kesal, ‘
lagi-lagi keras kepala. Dasar...’ keluhnya dalam hati. “ Arasso..baiklah oppa tidak
akan mencarinya. Tapi, putuskan namja chingumu itu. Namja yang tidak serius
padamu, lebih baik putuskan saja. Arachi? ” onew tersenyum mencoba menenangkan
dongsaengnya yang tiba-tiba merubah ekspresinya. -berat-. Mungkin itu yang ada
dalam pikirannya.
“
Arasso oppa. Aku akan memutuskannya. ” ji ae menunduk dalam mencoba menahan
sebuah air mata yang akan meluncur lagi melewati kelopak matanya. Onew
tersenyum iba, mengelus dan mencium puncak kepala dongsaengnya itu. “ Tegarlah.
Oppa tau apa yang kau rasakan sekarang. Kajja, kita pulang. ” onew merangkul
pundak ji ae dan mengajaknya pulang.
“
Emm, tunggu sebentar. Ada yang harus di benahi. ” onew berhenti dan
mengeluarkan tisu dari dalam tasnya. Di sodorkannya tisu pada dongsaengnya dan
sebagian di pegangnya tisu tersebut untuk membersihkan sisa air mata yang belum
mengering di pipinya. Keduanya tersenyum dan tertawa kecil. “ Kau tau? Kau
terlihat jelek saat menangis. Lebih baik tersenyum seperti ini dari pada harus
menangis. Mana ada namja yang mau padamu kalau wajahmu seperti ini? Hmm? ” ji
ae kembali tertawa kecil. “ Oppa, temani aku jalan-jalan. Bisa? ” onew
tersenyum dan menganggukkan kepalanya tanda setuju. Dan keduanya segera
berlalu.
****
Still
author pov
Tampak
ha ra sedang merapikan buku-bukunya dan bergegas pulang. Tapi sebuah tangan
menghentikan gerakannya. “ Ha ra, bisa kau temani aku ke mall? Aku ingin
membeli sesuatu. ” ha ra tersenyum dan mengangguk. “ Geurae. Kebetulan aku
ingin jalan-jalan. ” lalu keduanya segera bergegas menuju tempat parkir.
@mall
“
Min ji-yya. Kau ingin membeli apa? Sejak tadi kau mengajakku berputar
mengelilingi mall ini selama 2 jam lebih. Aku capek. Bisakah kita istirahat? ”
orang yang bersama dengan ha ra yang di panggil min ji pun menoleh. “ Geurae.
Ayo kita cari tempat yang pas untuk istirahat. ” min ji segera menarik tangan
ha ra yang tampak lemas dan lelah.
Sesampainya
di sebuah cafe, ha ra menghempaskan tubuhnya tepat di salah satu sofa atau meja
yang kosong. Min ji yang masih berdiri mendengus kesal. “ Masa segitu saja kau
sudah lelah? Ayo pesan dulu. ” min ji segera menarik paksa ha ra yang tampak
lemas untuk kembali berjalan.
“
Aku pesan es capucino, blackforest mini 1. Kau ha ra? ” ha ra yang di ajak
bicara hanya tertunduk lemas. “ Ah, milkshake choco dan blackforest ukuran
sedang 1. ” min ji hanya menggelengkan kepalanya melihat keadaan ha ra yang
tragis (?). keduanya menunggu sebentar dan pesanan mereka pun tiba. “ Ha ra
tolong kau bawakan nampannya yah. Aku yang membayar. Ku traktir kau hari ini.
Hehehe..” ha ra hanya menanggapi perkataan min ji dengan senyuman garing.
Setelah
selesai membayar, min ji mengambil minumannya dari atas nampan yang di pegang
ha ra. Sambil mengobrol yang sesungguhnya ha ra-tidak-menanggapi- celotehan min
ji di karenakan tubuh yang melemah karena kelelahan, ha ra kehilangan
konsentrasi. Tanpa sadar seorang pelanggan berdiri dan hendak menuju kasir.
PRYAAANNNGGG!!!!!!
“
Ya! Ha ra! Apa yang kau lakukan? ” min ji mulai mengomel. Ha ra yang baru saja
tersadar setelah menjatuhkan isi nampan, refleks menunduk meminta maaf pada
seseorang yang telah –menjadi-korban- tumpahan cake dan minumannya. “
Jeo..jeosonghamnida...mianhamnida...mian aku tidak se... KAU!!! ” seketika ha
ra melek se melek-meleknya. Seorang namja, yang sejak pagi menjadi pembawa sial
bagi ha ra kini muncul di hadapannya.
Keduanya
saling bertatapan tajam. Tidak sadar bahwa semua pengunjung cafe memperhatikan
keduanya. Tatapan onew berubah semakin kesal saat di lihatnya yeoja yang ada di
hadapannya adalah yeoja yang sama, yeoja menyebalkan dan sangat suka
marah-marah muncul di hadapannya, mengotori celana jeans abu-abunya dengan
milkshake dan cake blackforest. Ha ra sama terkejutnya, dahinya berkerut.
Muncul di benak ha ra ‘ kenapa aku selalu sial jika bertemu namja ini? ’. Onew
pun berpikiran sama seperti ha ra, ‘ kenapa nenek lampir ini muncul lagi di
hadapanku? ’ (?)
“
Eh, jeosonghamnida... Maafkan kecerobohan temanku ini. Dia kelelahan, maka dari
itu dia tidak sengaja menabrak anda. ” ha ra segera menahan min ji yang hendak
menunduk meminta maaf dan membersihkan celana onew. “ Tidak usah, ini urusanku
dengan dia. Kau pesan saja makanan lainnya, dan duduklah. ” tampak wajah serius
nan kesal terpancar di wajah ha ra.
“
Ya! Kau sering sekali muncul di hadapanku hari ini. Sudah 2x kau membuatku sial
hari ini, dan ii yang ke-3x nya kau muncul. Kau menguntitku ha? ” onew yang masih
malas meladeni ha ra, kini mulai bicara. “ Menguntit? Kau... bukannya minta
maaf malah mengataiku menguntit? Hey, agasshi... kalau ingin bicara seperti
itu, lihat dulu situasinya. Jangan asal bicara! Sekarang, bersihkan noda kue
dan minumanmu dari celanaku. Dan terakhir, bisakah kau meminta maaf padaku atas
‘kecerobohanmu’ ini? ” onew mempertajam setiap perkataannya dan menambah
sedikit penekanan di salah satu kata ‘ceroboh’.
Ha
ra yang kesal, bersikukuh mencoba menahan amarahnya. Di paksakannya seulas
senyum, “ Jeosonghamnida...mianhamnida..aku tidak sengaja. ” ha ra mengambil
tisu yang ada di nampan dan mengelap cream yang menempel pada celana jeans onew
dengan terpaksa. Onew yang melihat pemandangan tersebut, segera menarik diri
dan mengangkat ha ra. “ Cukup. Hentikan pekerjaanmu. ” onew segera pergi menuju
kamar mandi tanpa memperdulikan ha ra yang masih terpaku di tempatnya. Seluruh
pengunjung cafe masih memandangnya dengan dahi berkerut.
“
Aishh..hari ini benar-benar sial. Isshh.. ” min ji yang sejak tadi menatap ha
ra miris, kini menghampirinya dan menariknya duduk. “ Kau ini membuatku malu
saja, ha ra. ” min ji tampak kesal dan ha ra kini melototinya kesal, dan lebih
kesal lagi. “ Justru aku yang lebih malu, pabo. Ishh... ” ha ra menyembunyikan
wajahnya di balik lipatan tangannya di meja.
Setelah
selesai mengganjal perut, ha ra dan min ji menemui manajer cafe tersebut dan
berniat mengganti rugi atas pecahnya gelas. “ Maaf, tapi tadi ada seseorang
yang sudah membayar ganti rugi anda, agasshi. ” min ji dan ha ra terpaku, lalu
menunduk mengucapkan terima kasih pada sang manajer cafe. Ha ra berpikir cepat,
pasti namja tadi. Shit! Segera ha ra bergegas menuju meja namja tadi, dan
nihil. Namja tersebut sudah tidak ada.
Lalu
ha ra bergegas pergi keluar dari cafe tersebut dan berlari. ‘ semoga saja namja
tadi belum jauh ’ ha ra terus berlari tanpa memperdulikan teriakan min ji. Setelah
jauh berlari, ha ra tak juga menemukan sosok namja yang di carinya. Ha ra
berhenti dan menghirup nafas dalam-dalam, lelah. Akhirnya ha ra putuskan untuk
menemuinya besok di kampus. “ Awas kau, namja pembawa sial. ” ha ra mengepalkan
tangannya.
TBC
Gimana?
Eotthe? Jelek? Ancur? Gak jelas? Ahahaha..mianhaeyo, readers. Ini karena efek
kecapeannya author(admin) ngelanjutin ff ini. Jadi mian kalo ada typo yg nyelip
banyak banget..karena situasi dan kondisi admin lagi tidak bagus. But, DON’T BE
SILENT READERS!! Admin butuh komentar dan tanggapannya yah, karna komen dari
readers benar2 sangat membantu admin dalam hal tulis menulis. gomawo ;)
Slot Machines - Casinos Near Me | MapYRO
BalasHapusFind Casinos Near Me Near Me in Las 오산 출장안마 Vegas, NV. 김제 출장안마 Get Directions · Las Vegas, 평택 출장안마 NV. 대전광역 출장안마 89109. United 김포 출장샵 States. 5,800, 913