Annyeonghaseyo
yeorobeun... J Author kembali lagi membawakan FanFic SuJu nih. Udah lama
banget author enggak buat FanFic SuJu (bukannya kemarin baru ngepost fanfic
suju eah?). Dan alhamdulillah ini oneshoot *akhirnyaaaaa* karena pada akhirnya
author bisa menyingkat fanfic ini sekuat tenaga author yang meskipun menurut
author ini juga panjang :D *kkkk~. Ok, disini
author pake cast abang Wonie, yang rambutnya masih jaman2 dulu *maksudnya
rambut rada panjang*, kenapa author bilang gini? Karena author tak lupa dengan
memasang cover. Tapi mian, coverx berupa kartun anime yang aku temuin di
internet. Dengan tokoh cewek yang author buat sendiri. No bash no fanwar ea . .
. J No copas juga... Happy reading. (Mian
untuk typo.nya yah)
Author : G.ae
Cast :
-
Choi
Siwon
-
Jung
Eun Ri
-
Other
cast you’ll find later
Length : Oneshoot
Genre : Romance, gaje
PG : 18+ (tenang, tanpa NC ^^)
Eun Ri POV
@kamar
Pagi ini
benar-benar cuaca yang cerah. Mataku ingin ku pejamkan sekali lagi karena sinar
matahari yang menyeruak masuk dan memaksaku untuk bangun. Hari apa sekarang?
Hari minggu? Tapi sepertinya bukan hari minggu, karena sejak tadi eomma
mengomel dari luar kamar meneriaki namaku.
“ Eun
ri-yya... Ireonna.. ppali.. nanti kau terlambat!! ” aishh...ternyata bukan hari
minggu. Ku paksakan tubuhku bangkit dari kasur dan segera masuk ke kamar mandi
dengan mata yang masih setengah terpejam. 2 kali kepalaku terantuk tembok
saking ngantuknya. Gara-gara semalam aku begadang mengerjakan pr dari Choi
seosangnim. Aigoo~ aku baru ingat. Hari ini jam pertama pelajaran bahasa
inggris, dan kalian tau, Choi seosangnim yang mengajarnya. Guru kesayanganku
yang satu itu, meskipun selalu galak padaku, entah mengapa aku selalu
menyukainya.
Segera ku
bergegas mandi, beres-beres, dan segera turun untuk sarapan. Buru-buru ku
bergegas berangkat tanpa perlu menghabiskan sarapanku. Biarlah eomma marah,
yang penting aku tak terlambat hari ini. Meskipun terlambatpun, aku senang jika
Choi seosangnim yang memarahiku.
@sekolah
Sengaja ku
pelankan langkah kakiku melewati ruang guru, agar aku bisa bertemu dengan Choi
seosangnim dan berjalan bersamanya menuju kelasku. Ku lirik sekilas, ternyata
Choi seosangnim tidak ada di mejanya. Aigoo~ dia pasti sudah masuk kelas.
Buru-buru ku percepat langkahku menuju kelas karena kelasku ada di lantai 2.
Sesampainya
di kelas, benar dugaanku. Choi seosangnim sudah mengeluarkan bukunya dan
membukanya. Ku buka pintu kelas secara perlahan dan tersenyum polos.
“
Annyeonghaseyo. Mianhae, seosangnim. Apakah aku terlambat? ” ku tatap choi
seosangnim yang juga menatapku di balik kaca matanya. Tajam, tapi itu yang ku
suka. Tampak terlihat sangat tampan.
“ Masuklah,
kau tepat waktu. Baru saja aku ingin mengabsen. Duduklah di tempatmu. ”
suaranya datar dan sedikit ada penegasan di dalamnya. Aku hanya bisa tersenyum
menatap guru kesayanganku ini tidak mengomel lagi padaku.
Ku keluarkan
buku bahasa inggrisku dengan santai dan tetap tersenyum tenang. Tapi tunggu
dulu. Dimana buku tugas bahasa inggrisku? Aigoo~ mana? Jangan katakan jika buku
itu ada di...
“
Aiiisshh...ketinggalan. Paboya..issshh...eotthoke..eotthoke...” aigoo~ aku
benar-benar bodoh. Kenapa aku meninggalkan buku tugasku di meja belajar?
Aiisshhh...paboya! Ku lirik taemin yang ada di sebelahku yang sedang asyik membuka
buku tugasnya dan mengeceknya kembali. Ku lirik choi seosangnim, tampaknya
beliau sedang mengabsen. Aisshh...eotthoke? bisa-bisa aku dapat hukuman lagi
seperti waktu itu.
“ Jung eun
ri. Jung eun ri? Jung eun ri hadir? ” aku sibuk berkutat dengan pikiranku
sampai-sampai aku tak memperhatikan choi seosangnim memanggil namaku. Aigoo~
eotthoke...bukuku..padahal aku sudah mengerjakannya sampai aku harus lembur
tadi malam. Iisshhh...
Took..toook..toookk..
Ku lirik
asal suara barusan, ternyata dari arah mejaku. Ku tatap tubuh tegap choi
seosangnim menjulang di hadapanku dengan 1 tongkat kayu kecil yg biasa dia
pakai untuk mengajar, dan...tatapan matanya yang tajam dan teramat kesal.
“ Jung eun
ri-ssi. Kau dengar aku ? ” aku hanya termangu dan diam. Bingung, memangnya tadi
seosangnim bilang apa? Aku hanya menggeleng kecil. Choi seosangnim mendesah
menahan marah, sepertinya.
“ Nanti,
datang ke ruanganku dan ada yang ingin ku sampaikan padamu. ” aku hanya bisa
melongo, mwo? Aku ke ruangannya? Untuk apa? Ku tolehkan kepalaku pada taemin.
“ Taemin-ah,
tadi...seosangnim memangilku? Dia bilang apa? ” taemin mendesah dan
menggeleng-gelengkan kepalanya. “ Beliau mengabsenmu tadi, sekalian menanyakan
tugas bahasa inggrismu. Kau sedang apa? Melamun pagi-pagi begini. ” aigoo~
pantas saja seosangnim marah. Isshh... semoga saja bukan panggilan orang tua.
Mana mungkin hanya karena ini harus panggilan orang tua.
“ Eun
ri-ssi, silahkan maju dan kerjakan soal no.5. bawa juga buku tugasmu ke depan.
” DUARR!! Gawat. Eotthoke..eotthoke... Ku lirik taemin yang saat itu sedang
menatapku khawatir. “ Taemin, bisakah aku pinjam bukumu? Aku tidak...”
“ Eun
ri-ssi. Silahkan maju ke papan. Aku tidak menyuruhmu memanggil taemin. Aku
menyuruhmu mengerjakan soal nomor 5. Kau mengerjakan tugasmu, bukan? ” DEG!!
Mampus aku. Aiishh...hari ini kenapa sesial ini sih.
Terpaksa aku
maju ke depan tanpa membawa buku. Seosangnim tampak menatapku bingung. Ku tatap
wajahnya, dahinya berkerut, sepertinya marah. Aishh...blank! otakku rasanya
kosong. Aku tidak tau harus mengisi apa. Aigoo~ aku kan sudah mengerjakannya,
kenapa lupa? Isshh...
“ Eun
ri-ssi. Mana bukumu? Kau mengerjakannya, kan? Jangan merasa paling
pintar...maju ke depan mengerjakan tugas tanpa membawa buku pr. Dimana buku
tugasmu? Berikan padaku..sekarang. ”
GLEK!! Mampus..matilah aku..
“ Mianhae,
seo...sangnim... Aku sudah mengerjakannya, tapi...aku tak membawanya. ” aku
takut seosangnim marah besar di hadapanku. Meskipun aku menyukai caranya
memarahiku, tapi kali ini tidak. Aku benar-benar takut.
“
Huffhh..tapi kau mengerjakannya kan? Kalau iya, sekarang kerjakan nomor
berapapun. Jika kau benar-benar mengerjakannya, kau pasti masih ingat. Sekarang
kerjakan. ” seosangnim lagi-lagi memarahiku dengan menggunakan gestur tubuhnya.
Itu yang membuatku menyukai caranya memarahiku.
“ Mianhae,
seosangnim. Aku tidak bisa mengingatnya. Aku benar-benar...”
“ Cukup.
Nanti kau harus ke ruanganku, jika aku belum datang, tunggulah di mejaku.
Taemin, silahkan maju nomor 1. Key, jonghyun, minho, onew, sungmin, hyuk jae,
donghae, yesung, dan ryewook. Pilih dari nomor 2-10 dan kerjakan di papan. Dan
kau, kembali ke tempat dudukmu. ” tubuhku lemas. Aigoo~ aku malu sekali.
@ruangan
Choi
“ Sudah 5x
kau seperti ini, eun ri-ssi. Kau tidak suka pelajaranku? ” aku hanya bisa
tertunduk malu di hadapan choi seosangnim. “ Aku menyukai pelajaranmu,
seosangnim. Hanya saja, hari ini aku benar-benar buru-buru. Sampai buku tugasku
tertinggal di rumah. ”
“ Jika kau
menyukai pelajaranku, kenapa kau selalu seperti ini dan mengulanginya sampai 5x
dalm bulan ini? Hmm..? ” ingin ku bantah kata-kata seosangnim, tapi seosangnim
sudah beranjak dari tempat duduknya. Seosangnim berdiri tepat di belakangku.
“ Kalau
seosangnim tak percaya padaku, aku bisa membuktikannya pada seosangnim. Nanti,
pulang sekolah, aku akan langsung kerumah seosangnim dan mengantarkan buku
tugas bahasa inggris. ” ku rasakan seosangnim berdiri sangat dekat di
belakangku. Bisa ku cium aroma parfumnya yang membuatku jadi menggila karena
parfum itu.
“ Kau yakin,
ingin mengantarkannya kerumahku? ” geli, merinding, seosangnim berbisik di
telingaku. Terdengar tajam, hanya saja, bagiku...kata-katanya sungguh hangat di
telingaku. Ku anggukkan kepalaku meyakinkan seosangnim kesayanganku ini.
“ Hmm,
baguslah. Jarak dari sekolah berapa menit? Agar aku bisa menghitungnya. ”
aigoo~ guru ini menyebalkan sekali. “ 20 menit, seosangnim. ” ku llihat
seosangnim mengangguk berulang-ulang.
“ Baiklah,
ku beri kau waktu 50 menit pulang pergi dari rumahmu ke apartemenku di daerah
sekitar sekolah ini. Arasso? Kalau kau terlambat, ku anggap kau tak pernah
mengerjakan tugas dan ... panggilan orang tua, tentunya. ” senyum evil di
wajahnya itu, benar-benar membuat tekadku semakin menjadi-jadi.
“ Baiklah,
seosangnim. ” tunggu, aku tidak tahu apartemen nomor berapa. “ Ingat,
apartemenku di lantai 3 nomor 147. ” aigoo~ seosangnim memakai jurus membaca
pikiran orang lain. Aku mengangguk dan segera bergegas pergi.
Di dalam bus
aku mulai gelisah. “ Kenapa bus ini pelan sekali sih? Aishh...aku bisa terlambat
nih. ” sambil ku lirik jam tangan biruku yang menempel erat di pergelangan
tanganku. “ Seosangnim tampan, tapi kejamnya itu...issshh.. Kalau tidak tampan,
aku pasti lebih memilih panggilan orang tua dari pada melayani guru itu. ” ku
sandarkan kepalaku pada jendela bus. Angin semilir menyejukkan tubuhku.
Eun Ri POV
End
Author pov
“ Baiklah
seosangnim. ” segera eun ri bergegas berlari dan pulang dengan cepat. Siwon
menatap tubuh kecil eun ri berlarian kecil keluar gerbang. Tersirat senyum
disudut bibirnya yang menghasilkan lesung pipit yang menurut author sangat
teramat *entahalah, author tak bisa menjelaskannya*.
Siwon segera
bergegas masuk ke dalam mobil silver pribadinya dan langsung menuju
apartemennya yang lumayan mewah. Saat di elevator, di liriknya sesekali jam
tangannya, masih ada waktu 25 menit menuju kesini. Senyum siwon terus
mengembang sampai ia selesai berganti pakaian dan duduk dengan santai di ruang
tamunya yang minimalis sambil menonton televisi. Di lihatnya jam dinding putih
yang bertengger di dekat tv, kurang 10 menit.
“ Kemana
dia? Lama sekali. ” akhirnya siwon memilih tidur-tduran di sofa putih gadingnya
dan mencoba memejamkan mata. Tak lama setelah siwon memejamkan mata, bel
apartemennya berbunyi. Siwon segera beranjak dan membuka pintu. Di lihatnya eun
ri terengah-engah seperti habis berlari.
“
Hahhh...mm...mianhae, seosangnim. Apakah aku terlambat? ” siwon segera melihat
jam di dinding. “ Tepat waktu. Masuklah. ” eun ri mengangguk dan segera
bergegas masuk. Eun ri mengedarkan pandangannya ke seluruh isi ruangan
apartemen minimalis guru bahasa inggris kesayangannya. Baru kali ini eun ri
berkunjung ke apartemen guru (yang seorang namja dan sexy,free,single kkk~),
padahal sudah hampir 2 tahun eun ri selalu bertemu dengan sang seosangnim yang
paling tampan ini di sekolah dan sudah sangat mengenalnya.
“ Duduklah.
Kau ingin minum apa? ” siwon membuyarkan lamunan eun ri. “ Emm..tidak usah
repot-repot seosangnim. Aku kemari hanya ingin memberikan tugas ini. ” siwon
menghela nafasnya, “ Kau kan habis berlari saat kesini. Jadi sebaiknya kau
minum. ” tanpa menunggu protesan dari muridnya, siwon segera mengambil air
minum dingin dan memberikannya pada eun ri.
Eun ri
meminumnya segera. Setelah selesai, eun ri segera menyambar tasnya dan siwon
segera mencegah tangan eun ri untuk membuka resleting tas. (*baca bagian ini,
author kyk gimanaaa gitu. XD) Keduanya bertatapan sebentar.
“ Hmm,
mianhamnida, seosangnim. Saya ingin mengambil buku tugas yang tidak saya bawa
tadi. ” ya, siwon tahu tujuan siswi cantik kesayangannya ini kemari, ke
apartemennya. Tapi siwon tiba-tiba, entah mengapa melakukan hal itu. Mencium
kening eun ri secara tiba-tiba.
Eun ri
terpaku, membeku, menatap siwon (guru kesayangannya yang amat di sukainya)
bingung. Siwon menatap siswi cantik dihadapannya dalam. Seulas senyuman hangat
dan lesung pipit menghiasi wajahnya. Di belainya pipi eun ri lembut. Eun ri
masih hening, takjub, tak percaya.
“ Kaget,
kan? Hmm, bapak...ah, ani. Aku memang sengaja menyuruhmu kemari, eun ri-ah. Aku
merindukanmu. ” senyum lagi. Deg! Deg! Deg! Jantung eun ri mendadak berpacu
cepat.
“ Wajahmu
memerah. Kau malu, kan? Hehe, mianhae. Jika sifatku ini tidak pernah ku
tunjukkan di hadapanmu saat di sekolah. ” eun ri masih terpaku, bingung harus
bagaimana. Apalagi ‘guru kesayangannya’ itu bilang, wajahnya memerah. Di
sentuhnya pipinya sendiri, benar-benar memalukan..pikir eun ri salting.
“ Mianhae,
seongsangnim. Maksud seongsangnim...apa ini? Eun ri tidak mengerti. ” wajah
polos eun ri menambah rasa gemas siwon untuk mencubit pipinya. Sifat kekanakan
siwon yang tak pernah eun ri tahu. Karena selama ini gurunya itu selalu
bersikap dingin padanya, selalu membentaknya meskipun salah ataupun tidak. Jika
di ingat kembali, saat eun ri mulai menyukai siwon pada pandangan pertama.
~flash back 2 years
ago~
“ Emm, eun
ri-ah. Kau tahu, ada guru bahasa inggris baru pengganti Mrs. Jane. Menurutku
dia tampan juga dan sedikit modis. ” key mulai mengeluarkan pendapatnya sambil
menimbang-nimbang pendapatnya.
“ Dan hari
ini, dia pertama kali mengajar di kelas kita. ” ryewook menyambung perkataan
key tanpa jeda dengan sangat antusias. Eun ri tampak tak begitu menghiraukan. “ Mungkin,
lagi-lagi gurunya membosankan. Payah. ” eun ri beranjak dari tempat duduknya
dan segera keluar kelas, menuju toilet. Di koridor lantai 1 terdengar jerit
antusias para siswi, eun ri tak menghiraukan. Saat eun ri mulai melewati koridor lantai 1, jeritan siswi semakin
memekakkan telinga. Eun ri memutar bola matanya kesal. Eun ri melewati
segerombolan siswi yang bergerombol menutup jalan. Melewati segerombolan sesama
siswi kelas 1 yang menurut eun ri sudah mulai gila. Setelah berhasil di
terobos, eun ri segera bergegas menuju toilet dan melewati kantor.
Penasaran
dengan apa yang di bicarakan semua siswa, eun ri mengintip sebentar. Dan
disanalah eun ri bertemu pandang dengan siwon. Deg,deg,deg,deg! Jantungnya
berdegup kencang. Keduanya saling bertatapan selama 10 detik. Eun ri sadar dan
segera pergi menuju toilet. Di sentuh dadanya yang berdegup kencang. “ Ya
tuhan...ada apa dengan jantungku. Siapa namja tadi? Murid baru? Aisshh...tidak
mungkin. Pakaiannya saja pakaian....jangan-jangan. Dia guru baru itu? Aigoo~
kyeoptaa...” eun ri berbicara sendiri di dalam kamar mandi.
Saat kembali
ke kelas, di dapatinya namja yang tadi bertemu pandang dengannya di kantor.
Mendadak eun ri membeku, diam di tempat. Namja itu, aishh... seongsangnim itu
menatap eun ri. Semua teman sekelas eun ri menatap eun ri dan guru baru itu
bergantian. “ Ehem...can we started, Mr. Choi? ” key mencairkan suasana yang
terasa aneh dan canggung bagi eun ri dan siwon.
Akhirnya
hari partama siwon mengajar begitu mulus, dan siswa-siswanya menikmati cara
mengajar siwon, kecuali para siswi yang tak bisa berkonsentrasi pada pelajaran.
Termasuk eun ri yang terus menerus menatap Mr. Choi sambil tetap tersenyum. “
Sepertinya, aku menyukaimu, Mr. Choi. Sekarang aku baru percaya, love at first
look. ” eun ri berbicara pelan sambil tetap memandang sang guru baru.
Hari demi
hari di lewati sang guru baru. Mr. Choi mulai menyukai kelas eun ri, karena
siswa siswi di kelas eun ri mudah di ajak kerja sama dan sangat kompak. Dan hal
yang di sukai eun ri adalah, saat sang guru tampan itu menjadi wali kelasnya
meskipun hanya 3 bulan, di karenakan wali kelas sesungguhnya sedang sakit, dan
Mr. Kang mempercayakan Siwon untuk menjadi wali kelas sementara di kelas X-3,
kelas eun ri.
Tapi, sejak
menjadi wali kelas eun ri, siwon selalu galak pada eun ri. Hanya pada eun ri,
dan eun ri menyukai cara siwon marah dan membentaknya. Gestur tubuhnya saat
memarahinya, membuat eun ri ingin sekali tertawa dan mencubit gemas sang ‘guru
kesayangannya’. Satu kejadian yang tak bisa eun ri lupakan adalah saat Mr. Choi
menyuruhnya ke ruangannya. Saat itu eun ri baru selesai olah raga dan baru akan
mengganti kaos olahraganya dengan seragam.
“ Eun ri..
kau di panggil mr. Choi. Dia menyuruhmu ke ruangannya. Cepatlah! Penting
katanya. ” taemin memberitahu eun ri dari luar ruangan ganti baju. “
Aisshh..iyaa..iya tunggu sebentar. ” saking terburu-buru, eun ri lupa memasang
kancing seragam bagian atas dan lupa memakai dasinya. Rambutnya yang blonde
pendek sebahu sedikit berantakan, hanya di tempel jepit pita warna merah.
Tok..tok..tok..
“ Masuklah.
” eun ri segera bergegas memasuki ruangan siwon yang hening dan...wangi. Entah
kenapa seorang guru baru seperti siwon sudah diberi ruangan khusus seperti
ruangan wakil/kepala sekolah. Dan eun ri tidak memperdulikan itu. Saat masuk,
siwon masih sedang asyik menulis sesuatu. Eun ri mulai gugup, takut-takut ‘guru
kesayangannya’ itu menghukumnya lagi dengan hukuman yang aneh-aneh.
“
Seongsangnim, memanggilku? ” eun ri memberanikan diri bertanya saat siwon masih
tetap tak memperdulikan eun ri yang sudah ada di hadapannya. “ Hmm, duduklah.
Ada yang ingin ku bicarakan padamu. ” eun ri tak bergeming, tetap berdiri di
tempat. Siwon menatap eun ri yang masih terdiam di tempat. “ Kau tidak mau
duduk? ” eun ri menggeleng sambil tersenyum simpul.
Siwon
menutup bukunya dan kembali memandang eun ri. “ Kau tahu, tujuanku memanggilmu
kesini? ” eun ri kembali menggeleng, polos. Siwon menarik nafas, “ Berhentilah
menjadi siswi genit yang mencoba mencari perhatian guru baru nan tampan
sepertiku. Kau tahu eun ri-ssi, aku merasa...” kata-kata siwon terhenti, saat
siwon menatap eun ri dan turun...ke seragam eun ri yang tidak di kancing. Glek!
Siwon menelan ludah, dag dig dug jantungnya berpacu. Entah perasaan apa ini.
Lalu di tatapnya lagi eun ri, wajahnya yang polos dan senyum kecil membuat
jantung siwon bergetar lagi.
“
Seongsangnim, kata-katamu menggantung. Bisakah kau melanjutkannya dengan cepat?
Saya buru-buru...” siwon tak melapaskan pandangannya dari eun ri. Eun ri pun
tak menyadari perubahan sikap gurunya itu. Keduanya masih bertatapan. “ Ah,
sudahlah lupakan. Tapi pada intinya, berhentilah mencari perhatian dariku.
Hmm...aaa..aku merasa tidak nyaman. Ittu...saja. Pergilah! ” segera pandangan
siwon di alihkan ke arah lain. Di usirnya perasaan janggal itu dari pikirannya.
‘ Mana mungkin aku mulai menyukai muridku sendiri? Aisshh...sadarlah siwon.’
Pikiran siwon mulai kalut tentang pemikiran-pemikiran seperti itu.
Eun ri
memiringkan kepalanya bingung. “ Baiklah, mianhamnida seongsangnim. ” eun ri
membungkuk sambil menatapnya. Eun ri kembali menatap siwon sekilas dan
memberikan senyuman terbaiknya, di sertai kerlingan matanya yang mampu membuat
namja melayang jatuh cinta. Begitupun yang di alami siwon sekarang. Eun ri
sudah keluar dari ruangan siwon, dan siwon segera menarik nafas dalam-dalam.
‘Fffuuhh...jantungku...ada apa denganmu, eoh?’ siwon bertanya pada dirinya
sendiri sambil menyentuh dadanya yang masih bergemuruh.
Setelah
kejadian itu, siwon semakin bersikap dingin dan suka sekali membentak eun ri
jika salah sedikit. Itu demi siwon menghilangkan perasaan anehnya. Saat naik
kelas 2 pun, siwon kembali menjadi guru bahasa inggris di kelas eun ri. Eun ri?
Tentu saja dia riang gembira setelah mengetahui guru kesayangannya mengajar di
kelasnya, di tambah lagi, kali ini wsiwon benar-benar menjadi wali kelas
tetapnya. Eun ri jadi semakin mudah menggoda dan mencari perhatian siwon. Dan
siwon? Dia panas dingin tiap kali meladeni siswi cantik nan genit seperti eun
ri. Sikap eun ri yang manja membuat siwon kepayahan mengatasinya, dan selalu
berakhir ‘di dalam ruangan siwon’. Dan saat menjelang kenaikan kelas, siwon
semakin menyadari perasaannya pada siswi kesayangannya itu, eun ri.
~flash back end~
Author POV
“ Isshh...
waa, sakit seongsangnim. Kenapa kau mencubitku seperti itu? ” eun ri mengelus
pipi chubbynya yang tampak memerah akibat perbuatan tangan siwon. Siwon
terkekeh dan membelai puncak kepala eun ri.
“ Kau tahu?
Seharusnya aku tak memiliki perasaan aneh ini padamu. Tapi entah mengapa, 3
tahun sudah aku menjadi gurumu, 3 tahun sudah aku selalu bertemu denganmu di
sekolah, dan 2 tahun sudah, aku memendam perasaan aneh ini padamu. Tak
sepantasnya sih, but, finally, I wanna say it to you. ” siwon menggenggam
tangan eun ri lembut, menatapnya lembut tapi ada sirat keseriusan disana.
“
Emmm...maksud seongsangnim apa? Eun ri tidak mengerti. ” eun ri menatap siwon
polos, dahinya berkerut. Jantungnya berdetak kencang, bergemuruh. ‘ Ige mwoya?
’ eun ri menyentuh dadanya perlahan, merasakan detak jantungnya yang
bergemuruh. Siwon mendekatkan wajahnya pada eun ri, eun ri tanpa sadar
memejamkan matanya perlahan.
Siwon
mengecup bibir eun ri pelan, namun hangat, dan penuh dengan rasa cinta.
Keduanya memejamkan mata. Siwon melepaskan ciumannya, eun ri membuka matanya
perlahan, tampak raut wajah bertanya. Siwon tersenyum lagi, “
Saranghae..jeongmal saranghae, eun ri-ahh. ”
Deg! Duarrr!
Jantung eun ri serasa meledak mendengar pernyataan mengejutkan dari guru
kesayangannya yang juga sangat di cintainya itu. Entah setan dari mana, eun ri
segera mendekatkan wajahnya pada wajah siwon lalu mengecup pipi siwon. “ Nado
saranghae, seongsangnim. Jeongmal
saranghaeyo. ” eun ri berbisik lembut di telinga siwon yang otomatis
membuat namja itu merinding geli. Eun ri tersenyum manis menatap mata siwon
yang membuatnya semakin jatuh cinta. Siwon tersenyum sedikit kecewa, ‘ kenapa
harus di pipiku? ’. eun ri seakan membaca pikiran siwon dan segera mencium
bibir gurunya itu. Siwon merespon senang, dan keduanya saling melumat lembut.
Siwon
melepaskan ciumannya dan menatap eun ri dalam.
“ Saat ini, tidak ada kata guru
dan murid. Aku tak perduli jarak usia kita yang jauh. Yang penting, aku
mencintai dan menyayangimu. Sangat dan sungguh menyukaimu. Murid perempuanku
yang paling manja, genit, dan yang paling manis ini sudah berhasil merebut
hatiku. Saranghae..eun ri-ahh. Jadikan ini cinta rahasia kita. Jangan sampai
ada yang tahu, ne? ” siwon mencubit hidung mancung eun ri dan kembali mencium
bibir yeoja itu singkat. Eun ri tersenyum dan mengangguk polos.
Lalu siwon
mengangkat tubuh kecil eun ri ke pangkuannya. Eun ri terkejut dan refleks mencubit
hidung siwon yang tak kalah mancungnya.
“ Oppa, kau ini ada-ada saja. Hehehe..
Aku ini berat. ” siwon tertawa kecil dan kembali mencubit pipi chubby eun ri
gemas. “ Kau ini ringan, chagiya. Tubuh kecilmu ini juga bisa ku sembunyikan
dalam bajuku, tau. ” kembali keduanya tertawa bersama, dan kembali menyatakan
cinta satu sama lain. Lalu kembali keduanya berciuman hangat dan lama. Saling
menyampaikan rasa cinta masing-masing.
. . . .
@sekolah –
kelas (keesokan harinya)
“
Seongsangnim.... aku ingin bertanya padamu. Bolehkah? ” eun ri bertanya pada
siwon di saat-saat siwon sedang menerangkan pelajaran. Saat siwon menatap eun
ri, eun ri mengerling genit dan tersenyum manja. “ Apakah seongsangnim sudah
memiliki, yeojachinguu...? ” siwon menelan ludah dan melotot ke arah eun ri
terkejut. Eun ri hanya tertawa kecil menatap ekspresi siwon, dan seluruh siswa
siswi di dalam kelas menatap eun ri marah sekaligus bingung.
“ Ya! Jung
eun ri! Istirahat nanti, datanglah ke ruanganku! Arrasso? ” bentak siwon kesal
sekaligus gemas. Dan eun ri? Dia hanya terkekeh geli menatap ekspresi siwon
seperti itu.
END
Hahaha...aneh...gila...17+
sih sebenernya ya? Kkkk~ eotthe? Jelek? Gaje? Hihihi... mianhae, ini di buat
pas lagi ngantuk-ngantuknya. Mian kalo ada typo yang salah, ne? Hehehe... RCL
PLEASE... Annyeong... ;) *no COPAS, NO BASH, OK?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar