Sabtu, 15 Februari 2014

Truth or Dare [Chapter 1]













Once you see the cover above, I know, you must know them.
This is my new story, new made ​​some time ago just before the end of the holiday. Maybe this story is a bit like the prefix you read the novel. Why so? I intend to make this story as a novel at first, but first I want to make it in the form of fanfiction.




Title : Truth or Dare
Author : Rara Chan
Genre : Friendship, Mystery/Suspense, Thriller
Cast : 
- Ryu Sera ‘Nine Muses’
- Bang Minah ‘Girl’s Day’
- Taeyeon ‘Girls’ Generation’
- Kai ‘EXO’
- Leo ‘VIXX’
- Daehyun ‘B.A.P’
- Jin ‘BTS’ and 
- Lee Jongsuk. Other? You’ll find it later...

Lenght : Chapter, Series
PG : 17+
Disclaimer : This is the original story belongs to me and my original work. This is just purely fictional and just a  imagination. All the characters are not real / not original. Just enjoyed J

Ps : Karya ini terinspirasi dari sebuah novel yan berjudul sama, tetapi ini berbeda cerita, hanya saja berintikan sama, yaitu sebuah permainan.

Prolog : Terdapat 8 sekawan yang berasal dari sekolah yg berbeda. Jin, Kai, Daehyun, Sera, Minah, Taeyeon, Jongsuk, dan Leo. Kai dan Minah adalah teman satu sekolah. Ke delapan anak manusia itu berteman sejak mereka masih di bangku sekolah menengah pertama. Tapi ada satu hal yang merubah kehidupan mereka, sebuah permainan. Rahasia yang tersimpan rapat dan tantangan yang mengejutkan, tak terduga.


Author POV
Pagi itu suasana sekolah tampak begitu tenang dikarenakan bel baru saja berbunyi. Seluruh siswa dan siswi kelas 3 sedang menghadapi ujian akhir agar dapat lulus dan melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Setelah hari terkahir ujian, seluruh siswa tampak lega dan beban mereka berkurang, meskipun hanya menunggu hasil akhir dan itu menegangkan.

Tampak seorang yeoja berambut hitam sedang menunduk dan duduk di pinggiran lapangan menunggu seseorang. “ Minah! ” terdengar panggilan dari seorang namja ke arahnya. Segera minah memalingkan kepalanya ke arah sumber suara. 

Namja tersebut berlari ke arah yeoja yg bernama Minah tadi dengan ransel di punggungnya. “Ya~ Kai, kenapa lama sekali? Apa yg kau lakukan?” Minah hanya menatap kesal kearah namja bernama Kai tadi, orang yg ditegur hanya menyeringai sambil menggaruk kepalanya yg tidak gatal.


“ Mian membuatmu menunggu lama. Aku ada perlu sebentar tadi ke kamar mandi hehe. Biasalah, panggilan alam. ” ujarnya. Minah mengubah ekspresinya dengan cepat dan meraih tangan Kai. “ Kajja, kita sudah sangat terlambat. Yang lain sudah menunggu kita. Kau mau diomeli oleh Leo? Kkk ” lalu minah menarik tangan Kai segera dan berjalan cepat.

“ Aish, kau tau kan Leo itu tidak mungkin memarahiku. Aku hanya takut saat melihat ekspresi wajahnya yang terlihat dingin dan menyeramkan.” Kai terus mengoceh panjang lebar tentang namja bernama Leo tadi. Minah hanya terkekeh mendengar pendapat Kai tentang Leo. Selama ini memang namja bernama Leo tadi tidak terlalu banyak bicara, tersenyum pun sangat jarang sekali. Matanya yang sipit dan tajam itu yang membuat orang menatapnya pun sudah bergidik takut dan tidak berani macam-macam.

Sesampainya di halte, keduanya masih saja mengobrol tentang 3 hari ini mereka ujian akhir. Sesekali keduanya terbahak, hingga akhirnya bus pun datang dan keduanya memasuki bus yang sama. Selama perjalanan pun keduanya tetap mengoceh panjang lebar dan terus tertawa. Saat bus berhenti di pemberhentian halte tujuan mereka, keduanya pun turun dan berjalan ke arah restauran.

Saat memasuki restauran, ternyata keduanya mendapat sambutan dari kelima temannya. Lebih tepatnya sambutan yang... ” Yaak! Lama sekali kalian. Kami sudah sangat kelaparan menunggu. ” ujar namja berpakaian kemeja kotak-kotak sambil menyeruput minumannya. “ Dari mana saja kalian berdua eoh? ”  ujar yeoja berjaket pink. “ Sudahlah, tidak usah ribut..” ujar yeoja berseragam dengan name tag ‘Taeyeon Kim’ sambil mencomot kentang gorengnya. “Untung kami tidak pulang duluan. ” ucap santai namja berseragam jas biru. Namja berkaca mata hanya duduk tenang sambil menyeruput minumannya.

Kai dan Minah? Hanya saling bertatapan dan terkekeh. “ Ya~ jangan salahkan aku. Kai sedang ada panggilan darurat di kamar mandi sekolah tadi kkk~” ujar minah sambil mencubit lengan kai. Yang di cubit hanya meringis sambil menahan tawa. Kai segera berpaling menatap namja berkacamata. “ Ya~ Jongsuk, Leo mana? Tumben dia tidak terlihat. ” namja berkaca mata bernama Jongsuk tadi hanya melirik yeoja bernama Taeyeon tadi. “ Leo datang terlambat. Ada sesuatu yang penting katanya.” Ujar Taeyeon sambil menatap serius ke layar handphonenya. Kai hanya manggut-manggut sambil mengambil posisi duduk disamping namja kemeja kotak-kotak.

Minah pun ikut duduk di samping Jongsuk dan mengambil minumannya. “ Ah, aku keluar dulu sebentar. Aku belum ijin pada eomma kalau hari ini aku pulang terlambat hehe” ujar yeoja berjaket pink tadi. “ Sera nunna, jangan lama-lama. Telpon juga Leo, agar kita tidak terlalu lama menunggu. ” ujar namja berseragam biru yang bernama Daehyun kepada yeoja berjaket pink, Sera. Sera hanya mengangguk dan keluar dari restauran.

Sementara itu, namja berpakaian kemeja sedang asyik memainkan handphonenya bersama dengan Kai dan Daehyun. Minah dan Jongsuk reflek mengangkat kedua tangannya memanggil pelayan restauran bersamaan. Lalu keduanya hanya bertatapan dan terkekeh pelan. Pelayan pun datang dan memberikan buku menu. Tampak Kai dan Daehyun berebut buku menu, Taeyeon hanya menatap keduanya. 


“ Ya ya ya jangan berebut! ” ujar Jongsuk sambil berusaha mengambil buku menu. Kegiatan berebut seketika berhenti saat Sera kembali masuk bersama seorang namja, Leo. Seketika semua tampak kalem dan menyambut dengan baik kedatangan Leo. Kecuali namja berpakaian kemeja, Jin. “ Kenapa lama sekali? Sudah selesai kah urusannya? ” tanya Jin santai sambil terus memainkan handphonenya. Leo yang ditanya hanya menatap  Jin tanpa bicara, lalu segera duduk di samping Kai.

Taeyeon yang melihat keadaan sedikit canggung segera merubah topik. “ Ah, bagaimana kalau kita memesan makanan dulu, lalu aku akan menjelaskan tujuan berkumpulnya kita disini. ” segera Jongsuk dan Kai memberikan buku menu kepada Taeyeon juga Minah. Keduanya pun memesan makanan apa saja karena mereka sangat lapar siang itu. 

Tiba-tiba Leo membuka mulut, “ Aku ke toilet dulu ” lalu segera bangkit dari tempatnya dan pergi menuju toilet. Setelah Leo sudah memasuki toilet, semuanya menatap ke arah Jin ‘kecuali Sera’ yang masih asyik memainkan handphonenya. “ Ah dia tidak menjawab pertanyaanku. Tsk.” Ujar Jin kemudian. Jongsuk ingin sekali menegur Jin, tapi tidak jadi karena Leo sudah keluar dari toilet dengan cepat.


Leo pun duduk di tempatnya lagi dan diam. Suasana sedikit hening, lalu Leo kembali membuka mulut. “ Maaf aku datang terlambat dan membuat kalian menunggu. ” sambil menundukkan kepalanya tanpa menatap teman-temannya. Taeyeon menanggapi pernyataan Leo dengan senyum, “ Tak apa. Kami mengerti. ” lalu kembali hening lagi sampai pesanan makanan pun datang.

Suasana menjadi agak ramai lagi saat Kai dan Daehyun kembali ribut, memperebutkan bagian. “ Yayaya itu bagianku. ” dengan gesit Daehyun mengambil bagian Kai dan langsung menggigitnya. “ Heum, sudah terlanjur kkk ” terpaksa Kai harus memakan bagian lain yang tidak begitu banyak isi. Lalu mereka pun makan bersama, kecuali Leo. Leo hanya menyeruput minumannya dan tetap diam.

Mereka pun mengobrol tentang 3 hari ujian mereka yang cukup menegangkan. Berharap mereka lulus dengan nilai yang baik dan memuaskan.  Leo tetap tak bergeming, hanya menyimak pembicaraan teman-temannya. Saat Sera menatap Leo dan mengajukan sebuah pertanyaan padanya dengan gaya seorang wartawan, Leo dengan tenang menjawab dengan pelan.

“ Ah, Leo bagaimana perasaan anda hari ini tentang berakhirnya ujian akhir? Cukup rumit atau mudah? ” ujar Sera sambil menyodorkan sendok ke hadapan Leo. Leo menatap Sera malas, “ Melelahkan, cukup rumit. ” cukup singkat dan keheningan kembali tercipta. Daehyun dan Jongsuk pun terkekeh menatap Sera yang terdiam sejenak.

Lalu Taeyeon membuka suara, “ Ok ok cukup. Aku akan menjelaskan rencana kita berkumpul hari ini. ” diliriknya Jongsuk. “ Begini, aku dan Taeyeon memiliki sebuah ide. Selesai ujian ini, kita akan segera libur. Pada saat liburan nanti, kita akan pergi ke villa milik paman Taeyeon. Kita menginap disana selama 3 hari. Bagaimana? ” ujar Jongsuk.


Ekspresi yang lain berubah kecuali Leo. “Jinja? Yeahhh akhirnya rekreasi juga. Asyik asyik hihi..” rupanya Sera lebih berisik dari yang lain. Kai, Jin dan Daehyun pun bersorak bersamaan. Lalu disusul oleh Minah sambil mencubit pipi Jongsuk. “ Aigoo aigoo.. ternyata Jongsuk dan Taeyeon mempunyai ide brilliant sekali. ” dan yang dicubit hanya meringis sakit.

Lalu minah menoleh ke arah Leo, “ Yya~ Leo, kau tidak suka berlibur? ” yang di tanya hanya melirik sekilas ke arah Minah dan menghela nafas. “ Suka.. ” lalu kembali hening sejenak dan kembali mengobrol sembari memakan makanan pesanan mereka. Tampak Kai, Daehyun, Jin dan Sera sedang ribut bermain gunting kertas dan batu. Yang kalah akan mendapatkan hukuman, apapun itu. Minah, Jongsuk dan Taeyeon hanya menonton. Leo? Dia menonton, tapi telinganya dipasang headset karena Leo tak suka keributan seperti di hadapannya.  


Permainan semakin seru, adu jotos pun berlangsung, saling memukul lengan pun juga. Dan akhirnya pertemuan hari itu berakhir, mereka pun keluar dari restauran tepat sore hari dengan Sera dalam posisi di gendong oleh Jin.

“ Sial. Harusnya aku memakai batu, bukan gunting. ” keluh jin sambil terus berjalan berjejer dengan yang lain. Kai dan Daehyun hanya terkekeh puas. Sera yang disinggung hanya mampu menjitak kepala Jin dari belakang. “ Haha mungkin ini takdirmu. ” ujar Kai sambil terbahak dengan Daehyun disampingnya. Sera kembali menjitak kepala Jin berkali-kali. “ Yayaya sakit! Mau ku turunkan eoh? ” Jin mengancam. “ Aish iya iya mian. ” dan mereka terus melanjutkan perjalanan menuju halte untuk mengantar Leo, Jongsuk dan Minah.

“ Kami pulang duluan ne ? Annyeong~” Minah pun melambaikan tangannya dan memasuki bus setelah berpamitan dengan yang lain. Ketiganya pun masuk dan bus pun berangkat. Di perjalanan ketiganya hanya diam dan duduk berjauhan. Tampak Leo hanya mendengarkan lagu dan memperhatikan jalan. Jongsuk hanya memperhatikan handphonenya sambil sesekali memperhatikan kedua temannya. Minah? Melamun sambil memperhatikan jalan raya yang tampak mulai gelap.


“ Minah.. ” Jongsuk memanggil Minah. Tampaknya dia tidak mendengar suara Jongsuk. Perlahan Jongsuk bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Minah yang masih menatap jalanan kota. Di tepuknya pundak Minah, dan dia pun menoleh, menatap Jongsuk. Jongsuk terkejut saat menatap Minah, pipinya tampak basah oleh air mata juga matanyapun berkaca-kaca. Reflek Jongsuk memeluk Minah dengan erat.

“ Gwaenchana? ” di usap-usapnya punggung Minah sembari menenangkannya. Yang ditanya hanya diam dengan nafas sedikit sesak dengan bulir air mata yang masih menetes membasahi pipi dan seragam Jongsuk. Di lepaskannya pelukannya, di tatapnya mata Minah sembari mengusap pipinya yang basah. Minah hanya menggeleng lalu tersenyum simpul.

“ Teringat eommamu lagi hmm? ” Minah pun mengangguk dan menunduk. “ Arraseo. Sudah jangan sedih lagi. Masih ada aku dan lainnya yang menemanimu. Aku kan sudah berjanji pada ibumu untuk menjagamu dan mengawasimu. Jadi tenang saja. Arrachi? ” diusapnya puncak kepala Minah oleh Jongsuk. Minah tertawa kecil sambil mengusap matanya sendiri. “ Gomawo. Maaf aku terlalu cengeng jika mengingat itu. ” pipi Minah tampak memerah karena malu, menangis di hadapan seorang namja. Jongsuk pun tersenyum, “ Gwaenchana. Itu lumrah jika mengingat eomma sendiri. Sebentar lagi sampai rumahmu. Mau ku antar? ” Minah hanya mengangguk dan bus pun berhenti.


Kemudian Minah dan Jongsuk menoleh ke arah Leo yang sebenarnya sejak tadi mengamati keduanya, hanya saja sikapnya tentu saja terlihat cuek. Keduanya pun pamit, “ Ah Leo, aku akan mengantar Minah pulang. Annyeong.. ” Jongsuk dan Minah membungkukkan badannya dan segera turun. Leo tetap hening dan segera menyalakan handphonenya. Segera di ketiknya sebuah pesan.


To : Minah
Gwaenchana? Ulljimma..

Send...


Ya.. Tentu saja Leo memperhatikannya. Tentu saja Leo merasakannya. Karena keduanya sama-sama anak yatim, tidak memiliki seorang eomma. Tampak Leo hanya tersenyum simpul di sudut bibirnya dan kembali mendengarkan musik. Ekspresinya kembali ke awal, datar dan tampak terlihat dingin.

Sementara itu....

Tampak Jongsuk sedang berjalan bersama Minah, melewati sebuah gang menuju rumah Minah. Tampak keduanya terdiam, larut dalam suasana yang cukup sepi. Langit pun gelap, keduanya terus berjalan. Saat Minah berhenti tepat di depan rumahnya, Jongsuk menarik tangan Minah dengan cepat tanpa mendengar celotehan yeoja itu.

Ternyata Jongsuk mengajak Minah ke taman bermain di dekat rumah Minah. Minah hanya menatap Jongsuk bingung. “ Wae? Kenapa kau mengajakku kemari? ” Jongsuk melepaskan tangannya. “ Hanya ingin mengobrol denganmu, mencoba menghibur sedikit haha ” ujar Jongsuk terkekeh. Minah pun menurut dan mendekati tempat duduk Jongsuk.



“ Aku ada sebuah permainan. Kau mau bermain? ” tanya Jongsuk. Minah terdiam beberapa detik. “ Baiklah ku anggap iya. Permainan ini namanya Truth or Dare. Jika kau memilih Truth, kau harus menjawab pertanyaanku dengan sejujur-jujurnya. Jika kau memilih Dare, kau harus melakukan sesuatu sesuai perintah. Arra? ” jelas Jongsuk. Minah terdiam dan mengangguk.

Lalu Jongsuk menarik tangan Minah lembut untuk duduk disampingnya. “ Bermain gunting kertas batu dulu. Biar adil, yang kalah yg di beri pertanyaan atau perintah. ” lalu keduanya mulai bermain. Minah pun kalah. Jongsuk hanya terkekeh kecil dan menatap Minah kemudian.
“ Hmm kau pilih apa? Truth or Dare? ” Minah berpikir sejenak. “ Truth ” dan Jongsuk berpikir sekilas dan tersenyum. “ Adakah orang yg kau sukai sekarang? ” Minah berdecak. “ Tidak ada pertanyaan lain? ” Jongsuk menggeleng cepat. “ Jawab pertanyaanku dengan jujur. ” Minah berpikir lagi. “ Eung untuk saat ini belum ada. Mungkin nanti. ” dan Jongsuk hanya ber-oh ria.

“ Baiklah, sekali lagi. ” ujar Jongsuk. Mereka melakukan gunting kertas batu lagi. Minah pun kalah lagi. “ Aish, kenapa aku lagi? ” Minah menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Jongsuk menatapnya geli, “ Pilih apa? ” Minah berpikir sejenak. “ Dare? ” Minah penasaran dengan hal satu itu. Jongsuk menepuk tangannya 2 kali.

“ Biaklah. Berdirilah di hadapanku dan lakukan tarian kelinci yang waktu itu kau peragakan saat pentas seni tahun lalu sambil mengatakan Jongsuk yang paling tampan sejagat raya. Hahaha ” Jongsuk terkekeh geli saat melihat ekspresi Minah mengkerut seperti tak setuju. “ Tampan sejagat raya? Itu bohong bohong bohong! Aish.. ” Minah hanya manyun dan mulai berdiri di hadapan Jongsuk dengan terpaksa.

“ Ayo lakukan. Atau kau mau lebih dari ini? Hahaha ”. Sial, kata Minah dalam hati. Lalu Minah mulai melakukan tarian kelinci, melompat kesana kemari sambil mengucapkan ‘Jongsuk yang paling tampan sejagat raya’ sebanyak-banyaknya. Berjalan kesana kemari, sampai orang yang lewat hanya tertawa kecil melihat Minah menarikan tarian itu. Jongsuk? Hanya menahan tawa melihat dare yang ia berikan pada Minah. Wajah Minah pun memerah menahan malu saat ada beberapa anak kecil melihatnya.

“ Ahaha ok ok cukup. ” Minah pun berhenti dengan nafas terengah. Jongsuk pun tertawa lepas. “ Tertawa saja terus. ” Jongsuk pun berhenti tertawa meskipun masih terlihat wajahnya menahan tawa. “ Mau main sekali lagi? ” tawar Jongsuk. Minah menatap Jongsuk sinis. “ Aku tidak mau! Aku kalah lagi nanti. Enak saja. ” Jongsuk tertawa lagi. “ Baiklah baiklah.. Lain kali saja kalau begitu. Sudah senang sekarang? ” di lihatnya ekspresi Minah berubah tersenyum simpul. “ Lumayan, lumayan membuat moodku kembali. Gomawo. ” Jongsuk hanya mengangguk. Diacaknya rambut Minah, “ Okay, sekarang saatnya pulang. Nanti kau di marahi oleh abeojimu kalau kau tidak pulang. ” Minah hanya mencoba merapikan rambutnya. “ Kan ada kau, biar abeoji yang memarahimu hihi ” Minah segera bangkit dan berlari kecil. “ Ya ya ya enak saja. Hoy tunggu. ” Jongsuk pun mengejar Minah dan mengantarnya pulang.

Tanpa mereka ketahui, ada sesuatu yang memperhatikan mereka berdua sejak tadi. Sosok itupun menghilang

To be continued...
 

Okay segini aja dulu. Berasa buat novel kalo gini -_- thanks for read :) i'm waiting your comment.

1 komentar: